3 Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Anak
Seorang ayah mengeluhkan sifat anaknya. Menurutnya, anaknya kalau mempunyai keinginan harus cepat dipenuhi saat itu juga. Kalau tidak dipenuhi, ia akan marah-marah dan tidak hanya sekedar marah, tapi ia juga akan merusak barang-barang di dekatnya.
Misalnya, ketika si anak ingin menonton video di youtube. Ia seringkali memaksa merebut handphone dari ayah atau bundanya. Kalau wifi hp itu di off oleh ayahnya ia akan marah. Atau ketika sudah disepakati waktu menggunakan hp itu 10 menit misalkan, ia tetap marah, ketika diingatkan waktu menggunakan hp sudah habis. Ketika hp itu akan diambil ia tetap mempertahankannya dan bahkan kalau terus dipaksa diambil ia akan melemparkan atau bahkan membantingnya.
Si Ayah ini kebingungan dengan sifat pemarah dan temperamental anak ini. Dari mana sifat anaknya ia peroleh? karena menurut pengamatannya, di rumah atau di sekitar lingkungan rumah, tidak ada orang yang mempunyai karakter pemarah seperti itu atau orang yang menunjukan kemarahan seperti itu.
Si Ayah mencurigai anaknya mempunyai sifat itu dari pengaruh video-video yang ia tonton selama ini di youtube. Tapi ia tidak begitu yakin, karena video-video yang ditonton anaknya, sepengetahuannya, kebanyakan video anak-anak seperti Ipin-Upin, video permainan anak, dll. Lalu dari manakah sifat pemarah dan tidak sabaran itu?
Saya mencoba mencari jawaban dari persoalan si Ayah ini. Saya membaca buku “Psikologi Perkembangan Islami” yang ditulis oleh Aliah B. Purwakania Hasan. Menurut buku ini, ada tiga faktor yang mempengaruhi perkembangan anak manusia.
1. Pengaruh Hereditas atau Keturunan
Hereditas atau penurunan sifat genetik dari orang tua ke anak menjadi faktor pertama yang mempengaruhi perkembangan anak manusia. Pengaruh hereditas terhadap perkembangan anak ini sudah banyak penelitian yang membuktikan hal tersebut.
Sementara dalam kajian psikologi Islam, Aliah B. Purwakania Hasan menyodorkan teks-teks hadis dan penjelasan ulama tentang adanya faktor pengaruh hereditas dalam perkembangan anak.
Salah satu hadis yang disampaikan adalah terkait dengan Li’an salah seorang sahabat Nabi Hilal ibn Umayyah yang menuduh istrinya melakukan perzinaan dengan Shuraikh Ibn As-Sahma. Kemudian Nabi Muhammad mengatakan hal sebagai berikut;
“Biarkan ia melahirkan, jika anak yang lahir menyerupainya (laki-laki itu), maka anak itu milik laki-laki yang dituduhkan, tapi jika anak ini menyerupai (ayah)nya maka ia adalah anak suaminya yang syah.” (HR. Muslim)
Hadis lain menyebutkan bahkan ketika terjadi pertemuan antara sperma dan sel telur maka siapa yang dominan itu yang akan menentukan hasilnya yaitu perempuan atau laki-laki.
“ Sperma pria adalah putih dan sel telur perempuan kekuning-kuningan. Jika mereka bertemu (terjadi pembuahan) dan sperma pria mengungguli sel telur perempuan, hasilnya akan menjadi jenis kelamin laki-laki dengan seizin Allah., dan jika sel telur perempuan mengungguli sel sperma pria hasilnya akan menjadi perempuan dengan seizin Allah”. (HR. Muslim)
2. Pengaruh Lingkungan
Faktor kedua yang mempengaruhi perkembangan anak adalah lingkungan. Seperti disampaikan pada sebuah hadis al-Bukhori yang berbunyi:
كُلُّ مَوْلُوْدٍ يُوْلَدُ عَلَى الْفِطْرَةِ، فَأَبَوَاهُ يُهَوِّدَانِهِ أَوْ يُنَصِّرَانِهِ أَوْ يُمَجِّسَانِهِ، كَمَثَلِ الْبَهِيْمَةِ تَنْتِجُ الْبَهِيْمَةَ، هَلْ تَرَى فِيْهَا مِنْ جَدْعَاءَ؟
“Setiap anak dilahirkan di atas fitrah. Kedua orang tuanyalah yang menjadikannya Yahudi, Nasrani, atau Majusi. Sebagaimana permisalan hewan yang dilahirkan oleh hewan, apakah kalian melihat pada anaknya ada yang terpotong telinganya?”
Selain lingkungan keluarga, faktor lingkungan lainnya yaitu pergaulan dengan teman-temannya. Hadis Nabi mengingatkan akan pengaruh teman ini.
“Permisalan teman yang baik dan teman yang buruk ibarat seorang penjual minyak wangi dan seorang pandai besi. Penjual minyak wangi mungkin akan memberimu minyak wangi atau engkau bisa membeli minyak wangi darinya, dan kalaupun tidak engkau tetap mendapatkan bau harum darinya. Sedangkan pandai besi, bisa jadi (percikan apinya) mengenai pakaianmu dan kalaupun tidak, engkau tetap mendapatkan bau asapnya yang tak sedap.” (HR. Bukhari Muslim)
3. Faktor Pengaruh Ketentuan Allah
Selain kedua faktor di atas yaitu faktor hereditas atau keturunan dan lingkungan, dalam perspektif Islam, ada satu faktor lagi yang tidak bisa dilupakan yaitu faktor ketentuan Allah. Faktor ini diungkapkan oleh Salisu Shehu dalam tulisannya “Towards an Islamic Perspective of Development Psychology”.
Faktor ketentuan Allah ini bisa kita lihat contohnya dalam kasus Nabi Isa a.s Ibn Maryam yang mampu berbicara pada saat masih dalam buaian.
“…dan dia berkata kepada manusia dalam buaian dan ketika sudah dewasa dia adalah salah seorang di antara orang-orang yang saleh.” (QS. Ali Imran [3] : 46)
Selain Nabi Isa, menurut riwayat Abu Hurairah disebutkan, ada tiga bayi yang bisa berbicara dalam buaian yaitu Nabi Isa ‘alaihissalam, bayi yang menjadi saksi bagi Nabi Yusuf ‘alaihissalam, dan bayi yang dituduh sebagai anak Juraij. Padahal, mereka belum waktunya untuk berbicara.
Demikian tiga faktor yang mempengaruhi perkembangan anak terkait dengan sifat dan karakternya dalam pandangan psikologi Islam. ***