5 Hal Penting Membangun Keluarga Bahagia

Ilustrasi: freepik.com

Memiliki keluarga bahagia adalah impian bagi setiap orang. Namun tidak semuanya mampu mewujudkannya bisa jadi bukan karena tidak mampu namun mungkin tidak tahu. Kenapa? karena sesungguhnya menuju bahagia itu memang bukan karena tidak bisa bahagia tetapi terletak pada ingin bahagia.

Ada beberapa hal penting yang perlu diketahui jika kita ingin mewujudkan keluarga bahagia yaitu;

1. Menerima kenyataan

Keluarga adalah dimana setiap langkah kita terhenti. Dimana kita pasti kembali setelah lelah, apapun kondisinya karena sesungguhnya tidak ada keluarga yang sempurna. Seorang suami tak akan sanggup berpaling jika dia menerima apapun dan bagaimanapun kondisi istri. Begitu juga sebaliknya. Tak perlu saling menuntut namun justru saling melengkapi.

Akan menjadi bahagia jika ayah selalu menerima, menerima anak anaknya dengan segala keunikannya, bukan melulu fokus pada target prestasi dan perbandingan dengan anak anak lain.

Akan sangat bahagia jika seorang ibu mampu membangun narasi bahwa ayah yang mereka miliki adalah ayah yang paling hebat.  Anak anak akan sangat bangga kepada Ayahnya jika yang dibangun memang sebuah narasi ‘bad or good father is father’.

Narasi penerimaan adalah narasi bahwa kekurangan yang dimiliki bukan untuk diratapi tetapi justru untuk diperbaiki. Bahagia itu hadir ketika menerima lapang dada apapun kondisi keluarga. Meski ditakdirkan memiliki anak kurang bisa mendengar dengan baik seperti yang dialami keluarga Angkie Yudistia misalnya, seorang tuna rungu yang sukses menjadi CEO. Menjadi bahagia pada akhirnya karena diawali dengan menerima kenyataan apapun di depan mata hingga kita akhirnya sanggup untuk bisa terus bertahan dan berjuang.

2. Pantang menyerah dalam setiap ujian hidup yang hadapi

Sikap pantang menyerah dalam sebuah keluarga mejadi faktor dominan pula jika kita ingin bahagia. Ujian dalam keluarga bisa ujian harta hingga ujian keadaan anak. Bisa jadi kebangkrutan dialami oleh seorang ayah, tiba tiba harus di PHK dan tak punya pekerjaan lagi. Pantang bagi si Ayah menampakkan keputusasaan di depan anak istrinya. Ayah harus bisa terus tegar untuk menghadapi semua kenyataan untuk bisa mempertahankan eksistensi keluarganya dan tentu saja ini butuh support pula dari anak dan istri bahwa Ayahlah segalanya buat mereka, bukan pekerjaan ayah.

Ketika dianugrahi anak dengan disabilitas, tidak perlu terus meratapi mengapa tetapi berjuang bagaimana anak yang diamanahi Allah mampu bertahan hingga bisa berprestasi seperti anak pada umumnya. Inna ma’al ‘usri yusro, setiap kesulitan akan diiringi dengan kemudahan. Keyakinan seperti ini penting ditanamkan agar siapapun dalam keluarga mampu bertahan di dalam kondisi apapun. Sesulit apapun kondisi maka akan bisa dilalui bersama.

3. Memupuk tanggungjawab bersama

Umumnya seorang ayah akan merasa bertanggungjawab terhadap anak dan istrinya. Padahal sesungguhnya tanggungjawab dalam sebuah keluarga adalah tanggungjawab bersama. Ketika Ayah tak memiliki nafkah yang cukup, tidak menutup kemungkinan bagi ibu atau anak untuk bisa membantu perekonomian keluarga. Tugas domestik juga tidak pakem menjadi tugas seorang ibu namun semua anggota perlu merasa bertanggungjawab pula. Jadi, memiliki rumah dan pakaian bersih hingga menyantap hidangan adalah tanggungjawab bersama. Bukan memposisikan ibu sebagai penanggungjawab semua.

4. Kesederhanaan

Kelimpahan harta ternyata juga tidak menjamin kebahagiaan seseorang. Justru kesederhanaanlah yang menjadi modal utama bahagia. Ada banyak keluarga tercerai berai karena ambisi kepada kemewahan. Dalam Islam ada istilah qonaah, merasa cukup. Inilah modal utama keluarga. Ayah merasa cukup dengan apa yang sudah dimilikinya, ibu merasa cukup dengan anak-anak dan suami yang mendampinginya. Hingga akhirnya yang terjadi adalah tidak menuntut lebih satu sama lain. Sederhana saja, tak berlebihan. Anak tidak melulu menuntut ayah untuk memiliki rumah dan mobil seperti temannya, tetapi cukup dengan apa yang ayah berikan.

5. Memahami sosok keluarga

Sosok dalam keluarga ada ayah, ibu dan anak. Masing-masing perlu memahami sosoknya satu sama lain. Anak perlu memahami sosok ayah dan ibunya. Bisa jadi ada seorang ayah yang memiliki karakter humoris ada juga yang serius.  Ada ibu yang easy going ada pula yang strick. Ada anak yang selalu ceria dan mudah bersosialisasi, adapula yang penyendiri. Pemahaman akan melahirkan tindakan yang tepat untuk bisa saling berinteraksi dengan lebih tepat. Dengan pemahaman yang baik maka akan meminimalisir terjadinya konflik dalam keluarga.

Itulah kiranya beberapa hal penting untuk membangun keluarga bahagia, bagaimana dengan Anda?

Daan Dini
Latest posts by Daan Dini (see all)
0 0 votes
Article Rating
Visited 1 times, 1 visit(s) today

Daan Dini

Mantan redaktur pelaksana Swara Rahima, founder Aminhayati Educares dan dosen di STAI Haji Agus Salim.

dini khairunida
Subscribe
Notify of
0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments
0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x