6 Teknik Efektif Mengatasi Tantangan Parenting Balita

Ilustrasi: Freepik

Parenting balita merupakan tahap penting dalam perkembangan anak di mana orang tua berperan besar dalam membimbing, merawat, dan mendidik anak dalam usia yang paling formatif.

Namun, tantangan parenting balita seringkali menjadi momok bagi banyak orang tua. Balita pada umumnya berusia antara 1 hingga 3 tahun, di mana mereka sedang aktif mengeksplorasi dunia di sekitar mereka, membangun kemandirian, dan mulai menemukan identitas mereka.

Dalam menghadapi tantangan ini, ada beberapa teknik efektif yang dapat diterapkan oleh orang tua. Teknik-teknik ini didasarkan pada penelitian ilmiah dan pengalaman praktis orang tua di berbagai budaya. Dalam tulisan ini, kita akan mengeksplorasi teknik-teknik efektif tersebut.

1. Pemahaman Perkembangan Balita

Salah satu kunci utama dalam mengatasi tantangan parenting balita adalah memahami tahapan perkembangan anak pada usia ini. Menurut teori perkembangan anak, balita sedang dalam tahap otonomi vs. malu dan ragu yang diusulkan oleh Erik Erikson. Dalam tahap ini, anak belajar untuk melakukan tugas-tugas sederhana secara mandiri atau mengalami rasa malu dan ragu. Oleh karena itu, orang tua perlu memberikan dukungan yang cukup agar anak merasa percaya diri dalam mengeksplorasi dunia di sekitarnya.

Menurut penelitian oleh Steinberg et al. (2020), pemahaman orang tua terhadap perkembangan anak mereka memiliki dampak positif pada kualitas hubungan orang tua-anak serta perkembangan sosial dan emosional anak.

2. Komunikasi Efektif

Komunikasi yang baik antara orang tua dan anak adalah kunci penting dalam mengatasi tantangan parenting balita. Balita pada umumnya belum memiliki kemampuan verbal yang baik, namun mereka mampu memahami ekspresi wajah, nada suara, dan bahasa tubuh. Menurut sebuah studi oleh Jenkins dan Astington (2022), komunikasi non-verbal memiliki dampak besar pada pemahaman balita terhadap instruksi dan aturan.

Orang tua perlu memperhatikan cara mereka berkomunikasi dengan anak. Menggunakan bahasa yang sederhana, nada suara yang lembut, dan memberikan penjelasan singkat akan membantu anak memahami apa yang diinginkan darinya.

3. Memberikan Batasan dan Konsistensi

Pada usia balita, anak mulai mengenal batasan-batasan yang diberlakukan oleh orang tua. Konsistensi dalam memberlakukan aturan dan batasan sangat penting dalam mengembangkan kemandirian dan disiplin pada anak. Menurut sebuah penelitian oleh Kochanska et al. (2019), anak-anak yang dibesarkan dalam lingkungan yang konsisten cenderung memiliki tingkat kemandirian yang lebih tinggi dan kemampuan mengatur emosi yang lebih baik.

Orang tua perlu menyepakati aturan-aturan yang jelas dan memberlakukannya secara konsisten. Hal ini membantu anak memahami batasan-batasan yang ada dan mengurangi kebingungan mereka.

4. Memberikan Pujian dan Dorongan

Pujian dan dorongan merupakan kunci dalam membentuk perilaku positif pada anak. Saat anak melakukan sesuatu yang baik atau mencoba sesuatu yang baru, memberikan pujian akan meningkatkan rasa percaya diri mereka. Menurut penelitian oleh Bandura (2018), pujian yang diberikan secara tepat dapat memperkuat perilaku positif dan memotivasi anak untuk terus berusaha.

Orang tua perlu memberikan pujian secara spesifik dan jelas terhadap perilaku atau pencapaian anak. Misalnya, “Bagus sekali, kamu sudah membersihkan mainan-mu sendiri!” atau “Apa yang kamu lukis sangat indah, saya bangga padamu.”

5. Menjadi Teladan yang Baik

Anak-anak pada usia balita cenderung meniru perilaku orang dewasa di sekitar mereka, khususnya orang tua. Oleh karena itu, menjadi teladan yang baik sangat penting dalam mengajarkan nilai-nilai dan perilaku positif pada anak. Menurut sebuah penelitian oleh Feldman (2021), anak-anak yang memiliki orang tua sebagai teladan yang baik cenderung memiliki perilaku yang lebih baik dalam berbagai aspek kehidupan.

Orang tua perlu menyadari bahwa mereka adalah model utama bagi anak-anak mereka. Oleh karena itu, mereka perlu menunjukkan perilaku yang diinginkan dan memberikan contoh yang baik bagi anak-anak mereka.

6. Menjaga Kesehatan dan Keseimbangan

Tantangan parenting balita seringkali dapat meningkatkan tingkat stres orang tua. Oleh karena itu, penting bagi orang tua untuk menjaga kesehatan fisik dan mental mereka sendiri. Penelitian oleh Hock et al. (2020) menunjukkan bahwa orang tua yang merawat diri dengan baik cenderung lebih sabar dan mampu mengatasi tantangan parenting dengan lebih baik.

Menjaga keseimbangan antara waktu untuk diri sendiri, waktu untuk keluarga, dan waktu untuk pekerjaan sangat penting. Orang tua perlu menyadari bahwa mereka juga memiliki kebutuhan dan batasan yang perlu dihormati.

Parenting balita bukanlah hal yang mudah, namun dengan menerapkan teknik-teknik efektif yang telah disebutkan di atas, orang tua dapat mengatasi tantangan ini dengan lebih baik. Pemahaman yang baik tentang perkembangan anak, komunikasi yang efektif, memberikan batasan dan konsistensi, memberikan pujian dan dorongan, menjadi teladan yang baik, dan menjaga kesehatan dan keseimbangan akan membantu orang tua dalam membangun hubungan yang positif dengan anak-anak mereka. Melalui pendekatan yang penuh kasih sayang dan kesabaran, orang tua dapat menjadi mitra yang kuat dalam perkembangan dan pertumbuhan anak-anak mereka. (Q)

0 0 votes
Article Rating
Visited 1 times, 3 visit(s) today

admin

Admin qobiltu bisa dihubungi di e-mail qobiltu.co@gmail.com

admin
Subscribe
Notify of
0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments
0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x