Ayah dan Ibu Mau Jadi Sahabat Anak? Intip 9 Tips ini Yuk! (Bagian 1)
Tidak dipungkiri mendidik anak adalah hal yang tidak mudah. Apalagi di era yang serba digital ini. Di zaman milenial ini anak-anak sangat mungkin menjadi seseorang yang lebih kritis. Walaupun tetap tidak bisa dipungkiri bahwa Anak adalah Titipan Tuhan yang pada suatu saat nanti kita akan diminta pertanggungjawabannya.
Oleh karena itu, sudah seharusnya kita memperlakukan anak-anak dengan sebaik-baiknya, dan yang paling utama sesuai dengan zamannya. Hal ini dikarenakan sampai saat ini belum ada bahkan tidak ada sekolah khusus “bagaimana menjadi orang tua.”
Akhirnya pada kehidupan nyata, orang tua sering kali mendidik anak mereka dengan cara meniru bagaimana mereka dulu diasuh oleh orang tua mereka. Memang tidak selamanya salah, namun ada hal-hal tertentu yang kadang tidak sesuai dengan kondisi anak dalam kehidupan saat ini. Artinya, bisa jadi apa yang dialami ayah dan ibu dulu sudah tidak efektif lagi diterapkan kepada anaknya saat ini.
Berikut tips menjadi orang tua yang bijak dan bersahabat agar anak dapat tumbuh dan berkembang dengan baik.
1. Menepati Janji
Ayah dan Ibu sering kali, disadari atau tidak, mengumbar janji hanya untuk mengiyakan keinginan Anak dengan tujuan agar anak tidak rewel atau agar mau menuruti perintah orang tua untuk belajar, segera mandi, segera tidur malam, dan sebagainya. Namun, ketika Anak menagih janji tersebut, orang tua akan kebingungan. Ayah dan Ibu malah memberikan alasan-alasan guna mengingkarinya.
Orang tua sebaiknya menepati janjinya, karena jika orang tua mengingkarinya, hal tersebut akan membuat Anak tidak percaya lagi kepada orang tuanya. Anak-anak akan merasa dikhianati dan merasa dirinya tidak dihargai. Sikap tidak menepati janji yang dilakukan orangtua ini bisa membuat anak-anak menjadi pembohong di masa dewasa.
2. Mau meminta maaf kepada Anak jika berbuat salah
Tidak sedikit orang tua yang tidak mau meminta maaf ketika melakukan kesalahan pada Anak. Hal tersebut bisa disebabkan karena gengsi atau sebab yang lain, bahkan orang tua kadang cenderung menyalahkan anak. Contohnya, ketika anak jatuh terpeleset karena lantai yang licin, orang tua akan mengatakan “Kamu tidak hati-hati sih, makanya jatuh!”. Akan tetapi ketika orang tua yang terpeleset, orang tua sering kali tidak mengatakan dirinya tidak hati-hati, tetapi cenderung menyalahkan anak, “Kamu sih main air sembarangan, Ibu jadi terpeleset nih!”.
Beranilah meminta maaf jika Ayah dan Ibu melakukan kesalahan pada anak, karena perilaku ini secara alami akan dicontoh anak. Artinya saat anak menemukan masalah atau berbuat salah, mereka memiliki keberanian untuk mengakui kesalahannya dan memperbaikinya. Mereka tidak akan malu meminta maaf kepada orang lain saat mereka melakukan kesalahan.
3. Mau Mengucapkan Terima Kasih
Hmm.. Hayo siapa di antara Ayah Bunda yang tidak mau mengucapkan terima kasih setelah meminta pertolongan kepada anak? Padahal, ketika orang tua mau mengucapkan terima kasih, anak akan merasa dihargai, yang pada akhirnya anak juga akan meniru, mengucapkan terima kasih setelah meminta pertolongan kepada orang lain.
4. Menghargai Pertanyaan Anak
Seorang anak selalu dipenuhi rasa ingin tahu. Anak akan selalu banyak bertanya, bahkan “suka mengganggu” orang tuanya dengan berbagai pertanyaan. Anak yang sering bertanya cenderung lebih cerdas daripada anak yang pasif. Interaksi anak dan orang tua di rumah, seperti bermain atau melakukan kegiatan rumah bersama juga mampu merangsang kecerdasan anak untuk lebih banyak bertanya. Oleh karena itu, orang tua hendaknya menjawab dengan benar, dengan meladeni pertanyaan-pertanyaan anak dengan jawaban yang tepat sesuai dengan pemahaman anak.
Ayah dan ibu sudah melakukan yang mana?
Ada 5 tips lagi yang bisa membuat Ayah dan Ibu menjadi Sahabat baik buat buah hati tercinta, apa lagi ya kira-kira.. tunggu bocoran tips-nya di artikel selanjutnya yaa..
- Gaidha - 06/04/2020
- Saat Buah Hati Suka Membawa Pulang Barang Orang lain - 31/03/2020
- Pentingnya Orang Tua Menjadi Teladan dalam Perilaku Jujur Anak! - 17/03/2020