Belajar tentang Arti Cinta, Pengorbanan dan Kesetiaan dari Habibie dan Ainun

Sumber: Kompas.com

Indonesia kembali berduka.Rabu (11/9/2019) yang lalu,  negeri ini kehilangan salah satu sosok terbaiknya,  Prof.Dr.Ing.Baharuddin Jusuf Habibie atau yang sering kita kenal dengan BJ Habibie. Pemilik mata jenaka seperti salah satu judul lagu keroncong yang disukainya “Sepasang Mata Bola” ini memang selalu berapi-api dan bersemangat ketika berbicara. Apalagi jika menyangkut pesawat dan dirgantara, cinta tanah air,  dan cinta suci pada Hasri Ainun Besari,  kekasih hati yang telah puluhan tahun mendampingi lelaki dengan nama panggilan Rudy ini. 

Sosok Presiden RI ke-3 dengan masa jabatan paling singkat ini selalu mengundang decak kagum dari siapa saja,  baik orang yang mengenalnya hanya dari jauh melalui televisi dan pemberitaan media massa,  namun juga yang mengenalnya secara dekat seperti keluarga, sahabat,  rekan kerja,  bahkan orang-orang yang sempat menjadi bawahan atau ajudannya.”Berotak Jerman dan berhati Mekkah”,  itulah dua ungkapan yang seringkali  disematkan untuk menggambarkan sosoknya. Tak heran, pada zamannya bila ibu-ibu ditanya tentang keinginannya mengenai seperti anaknya kelak,  banyak di antara mereka yang mengatakan, “Yang alim sholeh dan pintar seperti Pak Habibie”.

Namun Habibie tak lengkap tanpa Ainun,  dan Ainun tak lengkap tanpa Habibie. Mereka adalah pasangan yang saling mendukung dan supportif satu sama lain.Pertemuan mereka saat dewasa, teramat manis saat Rudy kembali dari Jerman dan berkunjung ke Jakarta dan bertemu kembali dengan kawan lamanya di masa sekolah.”Gula Jawa itu sudah menjadi gula pasir,  ya…”,  ungkap Rudy muda saat bertemu dengan Ainun, dan melihat kawannya yang hitam manis itu telah berubah menjadi sosok gadis cantik dengan kulit berwarna terang dan berseri-seri. Sejak itu,  Rudy dan Ainun kian dekat. Hingga mereka menikah, berumah tangga, belajar dan bekerja di perusahaan dirgantara di negeri orang,  Jerman; hingga hadir putra-putri mereka Ilham Akbar Habibie dan Tareq Kemal Habibie,   bahkan hingga pasangan ini beranak pinak. Seperti “Mimi lan Mintuno”,  begitu kata orang Jawa menggambarkan pasangan yang serasi.

Kisah cinta Habibie dan Ainun, sempat diangkat di layar lebar dan hari ini tengah dipersiapkan sequel ketiganya. Film ” Habibie dan Ainun” yang pertama laris manis di pasaran dengan bintang utama Reza Rahadian dan Bunga Citra Lestari,  yang naskahnya berawal dari buku novel berbasis pengalaman pribadi Pak Habibie dan yang menakjubkan buku itu beliau tulis sendiri.Konon, itu merupakan salah satu bentuk terapi yang disarankan oleh Dokter setelah Habibie ditinggalkan oleh Ainun yang terlebih dahulu berpulang setelah berjuang lama melawan penyakit kanker yang dideritanya cukup lama.

Kepergian Ainun memang membuat sosok seorang Habibie merasa teramat kehilangan. Bukan saja karena Ainun telah mendampinginya sekian lama dan banyak berkorban untuknya. Ainun sebenarnya bukanlah sesosok ibu rumah tangga biasa,  yang walau pun melakukan banyak hal tapi jasanya seringkali dipandang sebelah mata.  Ainun sebenarnya adalah seorang Dokter Anak,  yang rela mengorbankan profesinya sebagai Dokter karena merasa bersalah akibat kesibukannya sempat membuat anaknya jatuh sakit dan kurang mendapatkan perawatan optimal beberapa lama. Mungkin ini adalah dilema yang seringkali menghantui perempuan,  jika dihadapkan pada pilihan antara karir dan keluarga. Namun Ainun juga bukan sosok egois yang hanya memikirkan keluarganya saja. Justru karena jiwa sosial dan tangan dinginnya itulah,  ia mendirikan Yayasan Orbit untuk membantu anak-anak yatim dan kurang mampu dengan memberikan beasiswa pendidikan bagi mereka. Ainun pula yang mendukung pilihan sang suami untuk mendarmabaktikan dirinya untuk kembali ke tanah air saat Rudy dipanggil oleh Presiden Soeharto untuk mengembangkan industri aeronautika di nusantara. Meskipun,  proses itu tak selalu berjalan sesuai harapannya.

Habibie merasa bahwa kehadiran Ainun sangat berarti baginya. Ainun lah yang mengajarkan pada nya tentang makna cinta dan kemanusiaan sebagaimana ditulisnya dalam salah satu bait puisinya:

“Pada airmata yang jatuh

kali ini, aku selipkan salam perpisahan panjang, pada kesetiaan yang telah kau ukir, pada kenangan pahit manis selama kau ada, aku bukan hendak mengeluh, tapi rasanya terlalu sebentar kau disini.

Mereka mengira aku lah kekasih yang baik bagimu sayang, tanpa mereka sadari, bahwa kaulah yang menjadikan aku kekasih yang baik. Mana mungkin aku setia padahal memang kecenderunganku adalah mendua, tapi kau ajarkan aku kesetiaan, sehingga aku setia, kau ajarkan aku arti cinta, sehingga aku mampu mencintaimu seperti ini.”

Mungkin seorang Rudy juga hanyalah seorang manusia biasa yang dibesarkan dalam kultur patriarkhi yang mengamini kecenderungan kaum laki-laki untuk mendua,  bahkan mungkin berbagi cinta untuk banyak perempuan. Namun kesetiaan Ainun padanya,  juga mengajarkan pada dirinya untuk bersikap setia. Bahkan ketika sang kekasih telah meninggalkannya. 

Di jelang akhir hayatnya,  Habibie rajin mengunjungi pusara Ainun di Taman Makam Pahlawan Kalibata. Membacakan Surah Yasin setiap malam Jum’at dan membawakannya bunga segar untuk diletakkan di atas makamnya. Seperti seorang kekasih yang dengan sukacita mengunjungi kekasih nya. Rasa kehilangan yang mendalam diubahnya menjadi energi positif yang menggerakkan dan menginspirasi banyak orang. Habibie membuktikan cinta dan kesetiaannya bukan hanya melalui kata-kata,  namun perbuatan nyata.

Kini Habibie telah pergi,  meninggalkan kita semua untuk memenuhi panggilan Ilahi, dalam usia 83 tahun serta cukup lama mempersiapkan diri.

Dia tak lagi berduka karena di sana sang kekasih, Hasri Ainun Besari telah menunggunya di pintu surga. Semoga husnul khatimah. Selamat jalan, Pak Habibie.Temuilah cintamu yang telah tersenyum menunggumu di keabadian. ()

AD. Kusumaningtyas
5 1 vote
Article Rating
Visited 1 times, 1 visit(s) today

AD. Kusumaningtyas

Magister Kajian Wanita UI. Mantan Redaktur Pelaksana Swara Rahima Jakarta. Berpengalaman dalam advokasi perempuan di tingkat nasional maupun internasional.

AD. Kusumaningtyas
Subscribe
Notify of
0 Comments
Oldest
Newest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x