Cegah IMS dengan Setia pada Satu Pasangan

Ilutrasi: freepik.com

Kesehatan reproduksi adalah hal penting yang harus diperhatikan semua orang. Peraturan Pemerintah (PP) No. 61 Tahun 2014 mengatur hal ini. PP ini mengatakan bahwa kesehatan reproduksi merupakan keadaan sehat, sejahtera, baik segi fisik, mental maupun sosial dalam fungsi reproduksi. Kesehatan tidak hanya bermakna fisik saja yaitu terbebas dari penyakit, tetapi sekaligus sehat secara psikis dalam menjalankan fungsi reproduksi. Dalam konteks ini termasuk setiap orang juga harus mendapatkan kondisi rasa aman dari segala macam Infeksi Menular Seksual/IMS dalam mengemban fungsi reproduksinya.

IMS adalah infeksi yang sebagian besar menular melalui hubungan seksual. Baik itu melalui vagina, mulut (oral), atau dubur (anal). Jadi istilah IMS ini semata karena menunjukkan pada cara penularannya. Sehingga menimbulkan sejumlah penyakit pada organ vital khususnya, dan kesehatan fisik keseluruhan. Ini berarti tanda terjadinya IMS tidak selalu ada di alat kelamin. Ia bisa muncul pada mata, mulut, saluran pencernaan, hati, otak, juga bagian tubuh lain.

Bahaya IMS tergantung dari jenis penyakit yang berbeda-beda. Mulai dari bisa membuat menurunnya imunitas/daya tahan tubuh, sehingga mudah sakit-sakitan, sampai bisa membuat mandul, rusaknya penglihatan, otak, dan hati. Bahkan bisa menimbulkan keguguran, penularan dan cacat pada bayi/anak, mudah tertular HIV/AIDS, hingga bisa menyebabkan kematian.

Jenis-jenis IMS

Pertama, Gonorrhea atau kencing nanah. Ini disebabkan oleh bakteri Neisseria Gonorrhea, dengan tanda keluarnya sekret/cairan kental berwarna putih atau kuning kehijauan dari penis, disertai rasa panas atau terbakar saat berkemih dan sering buang air kecil.

Kedua, Chlamydia. Ini disebabkan oleh bakteri Chlamydia trachomatis.

Ketiga, Herpes Genital. Umunya ia disebabkan karena virus Herpes Simplex 2, dengan ditandai munculnya lenting-lenting berisi cairan bening bergerombol di daerah kelamin disertai nyeri. Infeksi ini dapat sembuh dan berulang bila imun tubuh rendah.

Keempat Condyloma atau penyakit Jengger ayam. Disebabkan Human papilloma virus yang menimbulkan penonjolan kulit di daerah kelamin. Bila tidak diobati, ia dapat membesar dan bertambah banyak seperti jengger ayam atau kembang kol.

Kelima, Hepatitis B. Diawali demam, lalu ikterik atau perubahan warna kulit yang kekuningan, rasa letih, lesu, hilangnya nafsu makan dan mual muntah.

Keenam, Kutu yang muncul di bulu alat kelamin. Ini lain dari kutu yang muncul di rambut kepala. Gejalanya  sering merasa gatal dan muncul luka-luka kecil yang terasa sakit. Penularannya melalui kontak langsung hubungan seksual. Meski begitu ia mudah diobati dengan obat lidane atau permethrin pada daerah yang terinfeksi. Atau dengan rajin cukur bulu pada alat kelamin.           

Ketujuh, Sipilis (Raja Singa). Gejala sipilis akan muncul dalam lima tahap, apabila tidak diobati. Di tahap awal/Primer terjadi 9-90 hari setelah terinfeksi. Biasanya akan ada luka yang tidak nyeri di penis, bibir kemaluan atau leher rahim. Tahap kedua/Sekunder terjadi beberapa bulan setelah tahap pertama. Gejala berupa kelainan kulit bercak kemerahan tidak gatal terutama di telapak tangan dan kaki. Ada pembesaran kelenjar getah bening di seluruh tubuh. Bisa juga berupa kutil di sekitar alat kelamin dan anus. Tahap ketiga/tahap Laten. Di sini tidak ada keluhan ataupun gejala, namun infeksi berlanjut menyerang alat-alat atau organ tubuh lainnya. Keadaan ini hanya dapat diketahui lewat pemeriksaan darah khusus sipilis.

Tahap keempat atau Sipilis Tersier. Timbul 5-30 tahun setelah tahap sipilis sekunder. Terdapat kerusakan alat-alat tubuh penting yang menetap pada otak pembuluh darah dan jantung, serabut saraf dan sumsum tulang belakang. Tahap kelima/Sipilis Kongeniotal, tahap ini akan menular pada keturunan/bayi dan anak-anak yang biasanya menimbulkan kelainan bentuk muka, kelainan tulang, kebutaan, ketulian, kelainan bentuk gigi geligi yang khas, dan juga kelainan kulit mereka.

Cara Cegah IMS

Memang secara umum gejala IMS adalah keluarnya nanah dari penis, vagina atau anus. Juga nyeri atau panas waktu kencing, terjadi benjolan, bintik atau luka pada penis, vagina, anus ataupun mulut. Selain itu juga timbulnya pembengkakan di pangkal paha, nyeri perut bagian bawah pada perempuan dan nyeri buah zakar pada laki-laki.

Bila timbul gejala-gejala tersebut, besar kemungkinan terjadi IMS. Itu artinya penderita harus segera periksa ke dokter spesialis dan tidak dianjurkan melakukan pengobatan sendiri. Penderita sebaiknya terbuka dan jujur pada dokter agar semua faktor resiko dan gejala dapat diketahui dengan akurat.

Selain penderita, pasangannya (relasi seksualnya) juga harus memeriksakan diri secara bersamaan. Ini untuk mencegah efek pingpong sehingga penyakit dapat disembuhkan secara tuntas dan tidak terjadi berulang baik pada penderita maupun pasangan.

Oleh sebab itu kedua pasangan harus menunda hubungan seksual sampai selesai masa pengobatan. Ini akan bisa sukar terjadi jika penderita tidak setia pada satu pasangan. Karena dengan berganti-ganti pasangan, dapat meningkatkan risiko menularnya infeksi menular seksual sekaligus meningkatnya resiko  efek pingpong.

Karena itu berlaku saling setia pada satu pasangan, atau berhubungan hanya dengan seseorang yang dapat dipastikan hanya berhubungan seks dengan satu pasangan saja adalah keniscayaan.

Selain itu semua orang juga harus berhati-hati ketika melakukan transfusi darah, memakai alat-alat tembus kulit yang tidak steril, seperti jarum suntik, alat tato, alat tindik dan sejenisnya. Dengan begitu semua bisa terhindar dari IMS. Semoga.[]

Hafidzoh Almawaliy Ruslan
Latest posts by Hafidzoh Almawaliy Ruslan (see all)
0 0 votes
Article Rating
Visited 1 times, 1 visit(s) today

Hafidzoh Almawaliy Ruslan

Freelancer. Mantan Redpel Swara Rahima, Jakarta. Gabung di komunitas Youth Peace, Tolerance, and Feminism Movement, Indonesia.

Hafidzoh Almawaliy Ruslan
Subscribe
Notify of
0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments
0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x