Dampak Poligami Bagi Kesehatan Mental Perempuan

Praktik poligami masih menimbulkan pro-kontra pada masyarakat muslim. Ada yang setuju, banyak juga yang tidak setuju. Tapi satu hal yang tidak banyak menimbulkan kontroversi adalah bahwa poligami sangat berdampak negatif bagi kesehatan mental istri dan anak-anak.     

Sudah banyak penelitian yang berhasil mengungkap pengalaman perempuan yang menjalani praktik poligami. Hasilnya menunjukkan keberagaman keadaan kejiwaan istri. Tapi secara umum perempuan mengalami tekanan bantin yang cukup kuat.Tulisan ini mengangkat sejumlah hasil penelitian yang mengungkap kondisi kejiwaan perempuan yang menjalani praktik polgami. Diantara penelitian itu adalah yang berjudul “The impact of polygamy on women’s mental health: a systematic review” yang dilakukan oleh L. D. Shepard dari  Department of Social Policy and Social Work, University of Oxford, Oxford. Salahsatu tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi dan menilai keadaan kesehatan mental perempuan yang menjalani praktik pernikahan  poligami.  

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa perempuan yang menjalani praktik poligami secara umum mengalami masalah mental jika dibandingkan dengan perempuan yang memilih pernikahan monogami.  

Penelitian yang lain melaporkan bahwa perempuan yang menjalani praktik poligami mengalami gangguan fisik, somatisasi, bahkan lebih jauh dari itu adalah depresi, kecemasan, permusuhan, psikotisisme dan gangguan kejiwaan. Selain itu, pernikahan poligami juga mengakibatkan berkurangnya kepuasan hidup dan perkawinan, fungsi keluarga bermasalah dan harga diri rendah bagi seorang istri.

Penelitian lain yang dilakukan Al-Krenawi pada perempuan Syria menunjukkan bahwa perempuan yang menjalani pernikahan poligami mengalami penurunan kepuasan hidup dan kepuasan dalam perkawinannyaPenelitian ini juga menemukan bahwa perempuan yang menjalani pernikahan poligami mengalami penurunan dalam kesehatannya. Mereka lebih mudah depresi, gangguan psikosomatik, mudah mengalami kecemasan dan juga bisa mengalami paranoid. Penelitian ini dilakukan di Syria dan di publikasi pada World Journal Psychiatry tahun 2013.

Penelitian kualitatif yang dilakukan oleh Mahasiswa UIN Surabaya memperkuat hasil penelitian di atas. Seorang Istri yang dipoligami oleh suaminya menuturkan kondisi kesehatan dirinya setelah ia tahu suaminya telah menikah lagi. Ia mengalami gangguan kesehatannya.

“Setelah saya mengetahui semua itu, saya sering mengalami susah tidur dan pusing mungkin ya karena saya terus memikirkan suami saya yang tega menghianati saya seperti itu, saya juga mudah lelah padahal saya sudah tidak mengerjakan pekerjaan rumah sama sekali. Terkadang jika saya menglami susah tidur saya juga merasa cemas sendiri dan bahkan saya tidak tahu apa yang harus saya cemaskan”.

Kondisi yang senada juga dituturkan oleh seorang Istri yang mengalami gangguan kesehatannya setalah mengetahui suaminya menikah lagi atau berpoligami.  

“Setelah saya mengetahui suami saya begitu, saya sangat kecewa mungkin karena itu ya saya sering merasa susah tidur dan tidak enak makan. Terkadang saat saya tidak bisa tidur saya sering merasa cemas sendiri. Saya juga sering merasa pusing dan ketika saya ingat suami saya telah menikah lagi tiba-tiba dada saya terasa sakit dan sangat sesak”.  

Demikian sejumlah hasil penelitian tentang dampak poligami bagi kesehatan mental perempuan.  Penelitian dari berbagai negara termasuk Indonesia ini menunjukkan hasil yang tidak jauh berbeda. Perempuan yang menjalani praktik poligami mengalami  gangguan  kesehatan mental dan fisiknya.***  

Maman Abdurahman
Follow me
0 0 votes
Article Rating
Visited 1 times, 2 visit(s) today

Maman Abdurahman

Meneliti dan menulis masalah perkawinan dan keluarga. Sekali-kali menulis cerpen dan puisi.

Maman Abdurahman
Subscribe
Notify of
0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments
0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x