Do’a Memohon Keturunan dalam al-Qur’an
Hampir semua pasangan perkawinan menginginkan dikaruniai anak. Namun dalam kenyataannya, tidak semua pasangan mendapatkan anak sesuai dengan waktu yang diinginkannya. Karenanya, mereka berusaha dengan berbagai cara agar mendapatkan keturunan. Dari ikhtiar melalui medis, herbal, akupuntur dan bahkan melalui pijat tradisional.
Dalam proses ikhtiar tersebut ada keluarga yang berhasil ada juga yang belum berhasil. Nah dalam proses ikhtiar tersebut, ada baiknya dibarengi dengan do’a kepada Tuhan Yang Maha Kuasa. Karena Tuhanlah yang memberikan anak kepada siapa pun yang dikehendaki-Nya. Tidak peduli orang itu sudah tua atau ada masalah dalam reproduksinya. Kalau Tuhan sudah berkehendak tidak ada seorang pun yang dapat menghalanginya.
Kondisi itulah yang dialami, salahsatunya, oleh Nabi Zakaria AS. Istrinya yang mandul dan sudah tua tapi tidak menghalangi Nabi Zakaria AS untuk terus berharap dan memohon kepada Allah untuk dikaruniai seorang anak.
Inilah beberapa ayat dalam al-Qur’an yang isinya adalah permohonan dikaruniai keturunan.
- QS. Maryam [19]: 4-7.
قَالَ رَبِّ اِنِّيْ وَهَنَ الْعَظْمُ مِنِّيْ وَاشْتَعَلَ الرَّأْسُ شَيْبًا وَّلَمْ اَكُنْۢ بِدُعَاۤىِٕكَ رَبِّ شَقِيًّا
qāla rabbi innī wahanal-‘aẓmu minnī wasyta’alar-ra`su syaibaw wa lam akum bidu’`ika rabbi syaqiyyā
Dia (Zakaria) berkata, “Ya Tuhanku, sungguh tulangku telah lemah dan kepalaku telah dipenuhi uban, dan aku belum pernah kecewa dalam berdoa kepada-Mu, ya Tuhanku.
وَاِنِّيْ خِفْتُ الْمَوَالِيَ مِنْ وَّرَاۤءِيْ وَكَانَتِ امْرَاَتِيْ عَاقِرًا فَهَبْ لِيْ مِنْ لَّدُنْكَ وَلِيًّا ۙ
wa innī khiftul-mawāliya miw war&`ī wa kānatimra`atī ‘āqiran fa hab lī mil ladungka waliyyā
Dan sungguh, aku khawatir terhadap kerabatku sepeninggalku, padahal istriku seorang yang mandul, maka anugerahilah aku seorang anak dari sisi-Mu,
يَّرِثُنِيْ وَيَرِثُ مِنْ اٰلِ يَعْقُوْبَ وَاجْعَلْهُ رَبِّ رَضِيًّا
yariṡunī wa yariṡu min āli ya’qụba waj’al-hu rabbi raḍiyyā
yang akan mewarisi aku dan mewarisi dari keluarga Yakub; dan jadikanlah dia, ya Tuhanku, seorang yang diridai.”
- QS. Al-Furqan [25] :74.
وَالَّذِيْنَ يَقُوْلُوْنَ رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ اَزْوَاجِنَا وَذُرِّيّٰتِنَا قُرَّةَ اَعْيُنٍ وَّاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِيْنَ اِمَامًا
wallażīna yaqụlụna rabbanā hab lanā min azwājinā wa żurriyyātinā qurrata a’yuniw waj’alnā lil-muttaqīna imāmā
Dan orang-orang yang berkata, “Ya Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami pasangan kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami pemimpin bagi orang-orang yang bertakwa.”
- QS, Ashaffat [37]:100
رَبِّ هَبْ لِيْ مِنَ الصّٰلِحِيْنَ
rabbi hab lī minaṣ-ṣāliḥīn
“Ya Tuhanku, anugerahkanlah kepadaku (seorang anak) yang termasuk orang yang saleh.”
- QS. Al-Imran [ 3 ] :38
رَبِّ هَبْ لِيْ مِنْ لَّدُنْكَ ذُرِّيَّةً طَيِّبَةً ۚ اِنَّكَ سَمِيْعُ الدُّعَاۤءِ
hunālika da’ā zakariyyā rabbah, qāla rabbi hab lī mil ladungka żurriyyatan ṭayyibah, innaka samī’ud-du’ā`
“Ya Tuhanku, berilah aku keturunan yang baik dari sisi-Mu, sesungguhnya Engkau Maha Mendengar doa.”
Demikian ayat-ayat al-Qur’an yang isinya permohonan dikaruniai anak.***