Istri Kesepian, Suami Terlalu Sibuk

Ilustrasi: freepik.com

Assalamu’alaikum redaksi qobiltu

Saya Dina (35th) adalah seorang istri dengan  satu anak berumur 4 tahun. Saya juga seorang yang bekerja di luar rumah. Suami saya juga bekerja di luar rumah.

Beberapa bulan ini, saya merasa tidak diperhatikan oleh suami. Biasanya kami melakukan hubungan intim sekali sampai dua kali seminggu. Tapi belakangan ini kami melakukannya sebulan hanya 2 sampai 3 kali.

Suami sibuk dengan pekerjaanya. Saya merasa tidak perhatikan lagi. Saya mau bicara kepada suami tapi takut menyinggung perasaannya. Minta tolong sebaiknya saya harus bagaimana?

Salam,

Dina-Bandung

Tanggapan

Waalaikumssalam Mba Dina,

Terima kasih sudah membagi kisahnya kepada kami.

Mba, saya memahami kebingungan yang mba rasakan, terlebih lagi karena perempuan cenderung diharapkan mengambil posisi sebagai penerima saja bila terkait dengan hubungan intim.

Namun, akan lebih baik bila persoalan ini dibicarakan dengan suami secara langsung mba. Kita bisa memulai dengan menanyakan kesibukan pekerjaan suami saat ini. Apakah memang ada tugas-tugas tambahan baru sehingga lebih menguras tenaga dan pikirannya. Bila memang ada, bisa coba bantu suami memikirkan cara-cara yang bisa dilakukan supaya pekerjaan kantor bisa lebih efektif dilakukan, atau mungkin membantunya menciptakan suasana rumah yang nyaman sehingga ketika sampai rumah suami bisa merasa sedikit recharge.

Sampaikan kepada suami bahwa mba merindukan kedekatan intim seperti sebelumnya, dan akan bersama memciptakan suasana yang nyaman di keluarga.

Selain itu, bisa dicoba dicari kegiatan bersama lain untuk tetap saling memberikan perhatian kepada pasangan, seperti misalnya sesekali makan malam berdua saja, buat lagi kencan-kencan sederhana dengan suami seperti ketika pacaran dulu. Atau bahkan sekedar menonton TV bersama dan saling memberikan komentar-komentar  ringan terhadap acara yang di tonton bisa menjadi cara mendekatkan hubungan, sehingga masing-masing juga merasa diperhatikan.

Jangan ragu untuk berbicara dengan suami ya mba, karena ketika tidak dibicarakan masing-masing pihak tidak akan memahami apa yang dirasakan oleh pasangannya, dan  kemudian asumsi yang akan cenderung dipakai oleh masing-masing pihak untuk menjelaskan sikap dari pasangannya. Asumsi yang dibiarkan berlarut-larut akan berpotensi menjadi penyebab pertengkaran di dalam rumah tangga.

Semoga saran ini dapat membantu ibu ya. Silahkan hubungi kami kembali ya mba kalau masih ada yang ingin didiskusikan.

Semoga semua berbahagia.[]

Nirmala Ika
0 0 votes
Article Rating
Visited 1 times, 2 visit(s) today

Nirmala Ika

Alumnus Fakultas Psikologi dan Program Master Psikologi Universitas Indonesia. Berpengalaman sebagai psikolog di berbagai lembaga, diantaranya di Yayasan Pulih Jakarta.

Nirmala Ika
Subscribe
Notify of
0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments
0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x