Kembali ke Pangkuan Keluarga
Pagi tadi seperti biasa, mengantar Inas ke sekolah. Lalu saya ambil Akte Kelahiran Atqa. Alhamdulillah Atqa punya akte di Amerika. Lalu saya ke kampus, ambil buku-buku di perpustakaan dan rapat Program Global Studies. Setelah itu, menjemput Inas di sekolah.
Seperti biasa juga, saya belanja dapur ke beberapa toko, dan di California, nyetir mobil. Kali ini saya sendirian, ke oriental market, dengan daftar belanjaan, termasuk tempe, tahu, kecap, kangkung, dan lengkoas, lalu saya menyetir ke arabic grocery store, untuk membeli beberapa potong ayam.
Tak terasa, sepanjang jalan, mengingat satu demi satu keluarga, kerabat, teman, jauh dan dekat, meninggalkan kita. Air mata pun menetes.
Adakah di antara kita yang tidak pernah meneteskan air mata?
Bukankah mereka yang sekarang meninggalkan kita juga seperti saya atau Anda yang pernah menetaskan air mata dalam kehidupan mereka ketika mereka kehilangan orang yang dicintai atau yang dikenal?
Saya pun menyadari: Setiap kita lahir dan berasal dari sebuah keluarga. Apapun yang saya lakukan di kampus, di jalan, di rumah, di manapun, adalah bagian dari perjalanan.
Kemanapun perjalanan kita, kita kembali ke keluarga juga.
Di radio mobil Highway, kebetulan broadcaster berkisah ada seseorang yang menyelamatkan Koala dari tempat kebakaran di hutan di Australia. Ada juga kisah orang yang menyelamatkan anjing dari tempat liar dan sakit, dan sang anjing kemudian menjadi bagian penyelamat Koala-koala. Di akhir kisah, dia mengatakan,
“Keep on doing good work.”
Dan saya pun tiba di garasi, Inas keluar dan menyambut saya, “Daddy, I have finished part of my homework.” I kissed her.
Then I saw my family at home: my wife dan Atqa yang sedang menyusu, ibu dan ayah mertua.
Kembali ke pangkuan keluarga. Sekarang. Dan nanti pun juga pada waktunya.[]
- Kembali ke Pangkuan Keluarga - 27/11/2019
