Kenali 3 Tipe Belajar Anak Yuk!

Ilustrasi : freepik.com

“Kaka.. lihat Diana yang sudah hafal Juz ‘Amma, masa kaka kalah? Kaka malas belajar sih!” Ujar ayahnya.

Tanpa disadari, ungkapan ‘membanding-bandingkan’ di atas sering kali orang tua lontarkan kepada anak di saat anak tidak bisa melakukan sesuatu seperti anak yang lain mampu lakukan. Hal ini cenderung muncul dari rasa khawatir orang tua terhadap tumbuh kembang anak. Apakah anak saya perkembangan intelektualnya lambat? Kenapa anak saya sulit sekali ketika disuruh menghafal? Dll.

Setiap anak dilahirkan dalam kondisi baik dan cerdas. Setiap anak dilahirkan dengan keistimewaan tersendiri. Setiap orang tua tentu merasa bahagia dan bangga ketika anaknya tumbuh aktif dan pintar, dan akan merasa sangat sedih dan malu ketika anak tidak aktif dan lambat dalam belajarnya. Padahal setiap anak memiliki kemampuan belajar yang berbeda-beda.

Namun, ada satu hal yang sering terlewati oleh orang tua, ‘Apakah orang tua sudah benar-benar mengenali bagaimana tipe atau kemampuan anak dalam memahami sesuatu?’

Oleh karena itu, orang tua harus mengetahui tipe cara belajar anak sebelum menentukan gaya dan pola pendidikan, pengasuhan, serta pembelajaran anak. Karena setiap anak memerlukan gaya yang berbeda dalam mengenal dan memahami sesuatu di setiap tahapan tumbuh kembangnya.

Namun, sebagian orang tua kurang memahami, bahkan kurang perduli dengan tipe atau kemampuan belajar anak ini. Orang tua lebih menginginkan anaknya berkembang aktif dan cerdas di usianya yang dini, termasuk menjadi anak yang berprestasi di bidang akademik.

Orang tua sangat bangga ketika anaknya mudah mengenal warna dan mampu mengidentifikasinya di usia sangat dini, atau orang tua bangga saat anaknya mudah menghafal sesuatu walau hanya sekilas mendengarnya, atau sebagian ada juga orang tua yang merasa cape karena anaknya selalu bertanya dan sangat aktif ‘cenderung nakal’. Padahal jika orang tua mengenali tipe belajar anak, kemudian dia memahami cara mengembangkannya, dimungkinkan potensi anak terutama sisi intelektualnya akan lebih optimal.

Berikut 3 tipe belajar anak yang masing-masing memiliki kelebihan dan kelemahannya.

1. Tipe Visual

Pada tipe visual, anak hanya perlu melihat gambar, membaca buku, menonton video atau pun gambar untuk membantu dalam proses belajarnya. Karena anak dengan tipe visual ini  proses belajarnya lebih baik dengan melihat. Mereka lebih suka melihat langsung objek ketika belajar tentang hal-hal yang baru. Diperkirakan, sekitar 80% pengetahuannya didapat dari penglihatannya.

Coba perhatikan tingkah laku anak Anda saat mengerjakan pekerjaan rumah atau bahkan ketika melakukan perjalanan ke suatu tempat. Jika si anak lebih mudah memahami dan mengenal jalan dengan hanya melihat, kemudian mengerti dengan membaca, tertarik pada gambar, atau tabel yang mereka temui, kemungkinan besar anak Anda punya tipe belajar visual. Maka untuk membantunya memahami sesuatu dan belajar lebih baik, sediakan papan tulis serta gambar-gambar menarik atau tontonan mendidik sebagai komponen pendukung agar dia lebih mudah mengerti dan tertarik belajar.

2. Tipe Auditori

Pada tipe auditori, anak akan lebih mudah menyerap informasi dengan hanya mendengarkan apa yang diberikan, dengan perkataan. Mereka lebih suka mengenal dan mengetahui sesuatu dengan mendengarnya, sekalipun mereka sedang sibuk bermain seolah tidak memperhatikan.

Tipe pendengar ini biasanya merekam informasi yang telah diucapkan dan ia dengar. Beberapa dari mereka biasanya mengingatnya dalam bentuk lagu favorit atau puisi. Keuntungan dari tipe ini, mereka tidak mudah bosan belajar selama materinya disampaikan dengan cara audio. Untuk membantu anak yang termasuk tipe auditori ini, orang tua bisa membekalinya dengan perangkat audio seperti MP3 player yang dilengkapi fitur audio recording.

3. Tipe Kinestetik

Pada tipe belajar kinestetik, anak lebih mudah untuk menyerap informasi dengan melakukan gerakan-gerakan ataupun hal yang melibatkan aktivitas fisik. Seperti mencoret-coret pada saat belajar, melakukan percobaan, dll. Anak dengan kemampuan belajar kinestetik ini tidak bisa duduk tenang dan menunggu informasi disampaikan. Mereka tertarik mencari sendiri hal-hal yang ingin mereka tahu tanpa harus selalu membaca buku panduan. Oleh karena itu, tipe ini cenderung tidak bisa diam dan kerap dianggap anak nakal karena kerap tidak bisa diam dan sulit mendengarkan dan memahami sesuatu.

Tanyakan pada anak Anda, ketika mendengar kata ‘kucing’, apa yang langsung terlintas dalam pikirannya? Jika ia mengatakan; ‘hewan dengan bulu-bulu halus’, kemungkinan besar si anak adalah tipe kinestetik. Sentuhan dan rasa sangat penting baginya dan dia lebih tertarik pada pelajaran yang bersifat eksperimen dan study tour.

Sudah kah Anda mengenali tipe belajar Anak Anda?

Silvia Rahmah
0 0 votes
Article Rating
Visited 1 times, 1 visit(s) today

Silvia Rahmah

Magister Pendidikan Quran Hadis. Berpengalaman di dalam dunia jurnalistik dan editor di sejumlah penerbit nasional. Ia juga menyukai pengasuhan anak-anak atau parenting.

Silvia Rahmah
Subscribe
Notify of
0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments
0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x