Kisah Amplop Di Masjid Saat Shalat Subuh

Foto: Dok. pstore

Pagi itu saya shalat subuh berjama’ah di Masjid Al-Muttaqien yang lokasinya tidak jauh dari rumah saya, Balekambang. 

Di hari-hari biasa, saya shalat berjama’ah tidak sampai selesai mengikuti dzikir dan do’a. Karena biasanya di pagi hari, saya riweuh, sibuk, ada yang perlu disiapkan ini, itu. 

Jum’at pagi itu saya mengikuti shalat jama’ah sampai dzikir dan do’a pertama usai. Karena anak lagi tidak sekolah, lagi kurang sehat, jadi saya agak leluasa mengatur waktu. 

Setelah itu, saya berdiri dan meninggalkan masjid. Sebagian jama’ah yang lain masih duduk mengikuti do’a penutup. 

Saya dan beberapa jama’ah yang pulang duluan bergegas memburu pintu masjid. Ketika saya buka pintu itu, ada sekitar tiga anak muda berdiri tak jauh dari pintu. Mereka sedang membagikan amplop kepada jama’ah yang keluar, termasuk kepada saya. Tadinya saya berpikir mereka sedang membagikan lembar jum’at. Perkiraan saya salah. 

Saya menerima amplop itu dan mengatakan dalam hati “ini pasti dari Pstore”. Meskipun saya tidak bertanya kepada mereka dan mereka tidak mengatakannya. Dan di amplop itu tidak ada cap atau tanda apa pun tentang identitas si pemberi. 

Meskipun demikian, saya pernah mendengar ada orang yang bagi-bagi uang di mushala pada jum’at subuh. Konon katanya dari Pstore. Waktunya memang tidak menentu. Bahkan mushala dan masjidnya juga kadang berpindah-pindah. Tapi yang pasti di setiap hari jum’at subuh. Tempatnya di Mushala atau Masjid mana tidak ada yang tahu.  Hanya Allah dan PSTORE saja yang tahu hehe…

Dalam perjalanan menuju rumah, saya penasaran berapa uang di amplop yang saya terima ini. 

Menurut Bang Oman, marbot dan jama’ah Mushala al-Barkah Balekambang, di awal-awal ada pembagian uang ini, setiap jama’ah dapet tiga ratus ribuan, woow…. Kemudian menjadi 100rb setiap jum’at sejalan dengan semakin membludaknya jama’ah. Bahkan ada sejumlah anak-anak yang tidak kebagian amplop waktu itu. Mungkin sejak itu pembagiannya jadi lebih kecil agar bisa kebagian semua. 

“Pernah dulu dapet 300 rb trus jumat ke depan 100 rb setiap jumat subuh, tapi sudah empat bulan lebih ga  ada lg, mungkin dialihkan ke tempat lain, bergantian.”

Jawaban Bang Oman ketika saya tanya melalui WA. 

Mereka berbondong-bondong menyerbu mushala karena mereka mendengar ada yang bagi-bagi uang. Tidak hanya orang yang tadinya rajin berjamaah di mushala tetapi orang yang jarang shalat berjamaah di Mushala pun jadi bersemangat bangun pagi untuk berjama’ah subuh. Tidak hanya orang tua, anak-anak juga jadi bersemangat berjama’ah shalat subuh di Mushala. 

Saya menghubungi pihak Pstore yaitu Bang Frely, saya bertanya tentang konsep jum’at berkah yang dikembangkan Pstore. Ia menjawab  begini: 

“Untuk Jum’at berkah masih ada mas, biasanya abis subuh ada acara di masjid syukuran, terusan jam 8-an pasar gratis di psmart, abis jumatan jajan gratis di setiap toko, dan berbagi online. Semua kegiatan berbagi dilaksanakan oleh santri pstore academy setiap hari.”

***

Setelah sampai di rumah, saya langsung merobek amplop itu. Terlihat ada dua lembar uang kertas limapuluh ribuan. “Alhamdulillah” kata saya dalam hati. “Kalau sudah rezeki gak lari kemana”. Inilah kali pertama saya mendapat amplop dari PSTORE. Selama ini saya hanya mendengar Pstore bagi-bagi amplop di Mushala ini, mushala itu, Masjid ini, Masjid itu. Tanpa berusaha mendatangi Mushala yang mnjadi tempat pembagian amplop itu.

“Baguslah, jadi berkah hartanya.”

Kata Pak San, salah seorang jama’ah Masjid al-Muttaqien yang juga mendapat amplop jum’at subuh itu.

Saya pun mulai merancang untuk apa uang yang saya terima ini. Saya ingin uang ini bermanfa’at bagi saya dan juga bagi si pemberinya. 

Karena hari itu hari jum’at, saya ingin uang itu sebagian saya jariahkan. Saya sisihkan 20 ribu untuk infak di masjid. Biasanya saya berusaha infak hanya 5 ribu tiap jum’at. Itu pun susah sekali agar bisa dawam atau konsisten.

Saya niatkan infak itu pahalanya untuk Ayah-Ibuku yang sudah lama meninggal. Buat almarhum Ayah mertua dan almarhum  guru ngaji saya waktu kecil. 

Sebagian lagi saya ingin memanfaatkan uang itu untuk membeli sandal. Sandal saya yang biasa saya pakai ke masjid ternyata sudah waktunya untuk diganti, alasnya sudah sangat tipis. 

Sebagian uang itu, saya ingin sedekahkan. Meskipun tidak seberapa, tapi saya ingin berbagi kebahagiaan dengan uang itu kepada orang lain.

Terakhir, saya ingin membeli sesuatu yang bisa di makan untuk anak-istri. Semoga itu menjadi daging dan darah di tubuh mereka.

Semoga uang yang saya jariahkan ke masjid pahalanya juga mengalir ke si dermawan yang memberikan uang itu. Kelak di yaumil akhir menjadi saksi kebaikannya. 

Sandal yang saya beli dan pakai untuk pergi shalat ke masjid juga menjadi saksi bahwa itu pemberian si dermawan itu. Setiap jengkal langkahku dihitung kebaikan untuknya. Setiap inchi tanah yang kuinjak menuju masjid menjadi kebaikan juga untuknya. 

Sebagian uang yang saya sedehkan semoga memberikan setitik kebahagiaan kepada yang menerimanya. Kelak ia juga menjadi saksi kebaikan si dermawan itu. 

Sebagian uang yang saya gunakan untuk membeli makanan untuk anak-istri semoga menjadi daging yang menegakan punggung dan mengalirkan darah pada tubuh mereka. Sehingga mereka bisa beribadah dan menyembah Allah Yang Maha Pemberi rezeki. 

Saya penasaran dengan apa yang dilakuakn pstore. Apa sesungguhnya yang motivasi mereka berbagi kepada masyarakat. Saya pun bertanya kepada pihak Pstore. Mereka menjawab bahwa berbagi bisa menyatukan ras, suku bangsa, agama dan sharing your happiness.  Mungkin pstore sedang mengamalkan QS. Ibrahim ayat 7 yang berbunyi:

Wa iż ta’ażżana rabbukum la’in syakartum la’azīdannakum wa la’in kafartum inna ‘ażābī lasyadīd(un).

Artinya: (Ingatlah) ketika Tuhanmu memaklumkan, “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, niscaya Aku akan menambah (nikmat) kepadamu, tetapi jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), sesungguhnya azab-Ku benar-benar sangat keras.” (QS. Ibrahim:7).

Begitulah perjalanan dua uang kertas itu. Ada yang benar-benar masuk ke dalam perutku. Ada juga  yang hanya menumpang lewat melalui tanganku. Semua hanya titipan-Nya.  

Akhirnya saya hanya bisa berdo’a semoga Allah memberi balasan yang melimpah kepada orang yang telah memberi uang itu. Dimudahkan usahanya, diluberkan rezekinya sehingga bisa bersedekah lebih banyak lagi kepada orang-orang yang saat ini memang sedang sangat-sangat membutuhkan uluran tangan.***

Maman Abdurahman
Follow me
0 0 votes
Article Rating
Visited 1 times, 1 visit(s) today

Maman Abdurahman

Meneliti dan menulis masalah perkawinan dan keluarga. Sekali-kali menulis cerpen dan puisi.

Maman Abdurahman
Subscribe
Notify of
0 Comments
Oldest
Newest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x