Pentingnya Orang Tua Menjadi Teladan dalam Perilaku Jujur Anak!
“Kalau dede melakukan kesalahan, maka harus berani mengakuinya bukan menutupinya dengan kebohongan, karena hal itu tidak baik. Mama tidak akan marah dan tetap menyayangimu meskipun tahu kamu telah berbohong. Kalau kamu jadi anak yang jujur, Mama akan sangat bahagia dan tambah menyayangi kamu.”Ucap Bu Indah saat mendapati Akbar berbohong kepadanya.
Ungkapan persuasif di atas, merupakan satu contoh ucapan yang bisa disampaikan orang tua kepada anak-anak mereka ketika mereka tidak berperilaku jujur tanpa melabeli mereka dengan label ‘pembohong’ dan menghukumnya. Karena sikap jujur anak harus diapresiasi dengan baik agar menjadi kebiasaan yang utama dalam kehidupan mereka kelak.
Kejujuran merupakan cermin kehidupan. Karena jujur, seperti diungkap oleh Zuriah (2008: 49) adalah suatu nilai dan prinsip yang harus ditanamkan dalam diri seseorang sejak pendidikan dasar. Artinya, penanaman perilaku jujur ini harus dimulai sejak pendidikan dasar yakni sejak kanak-kanak.
Lebih jauh lagi, setiap kecakapan yang dimiliki seorang anak hakikatnya diawali dari dalam rumah mereka. Apa yang dilakukan oleh anak-anak sejak kecil merupakan hasil meniru tingkah laku orang tua mereka, karena setiap sikap dan perilaku yang dilihat dan dirasakan oleh seluruh indra yang dimiliki anak-anak diserap berulang-ulang hingga mereka dewasa. Artinya, anak-anak secara tidak langsung akan mengamati perilaku orang tuanya dan cenderung meniru apa yang dilakukan orang tua mereka. Kebiasaan-kebiasaan yang dilakukan orang tua, baik kebiasaan baik ataupun buruk, akan sangat cepat ditiru oleh anaknya. Oleh karena itu, Ayah dan Bunda harus berhati-hati bersikap, terutama dalam hal kejujuran ini.
Sebagai orang tua, Ayah dan Bunda harus menyadari bahwa perilaku jujur tidak muncul dengan sendirinya, melainkan harus diajarkan dan diasah secara terus menerus agar mengakar pada diri anak. Oleh karena itu, untuk memiliki anak yang senantiasa berperilaku jujur, orang tua harus memulai segala sesuatunya dari diri mereka terlebih dahulu, yang kemudian akan diikuti oleh anak-anak mereka. Oleh karena itu, secara tidak langsung orang tua harus menjadi Pionir perilaku jujur ini dalam rumah.
Keteladanan orang tua akan memberikan kesan positif yang sangat mendalam dalam jiwa dan kepribadian anak. Keteladanan orang tua ini memiliki pengaruh langsung yang kuat untuk diikuti anak-anaknya, terlebih jika komunikasi antara orang tua dan anak terjalin secara terbuka, sehingga orang tua bisa langsung memberi penjelasan yang tepat dengan bahasa yang mudah dimengerti anak-anak. Jika sikap jujur ini sudah mengakar kuat dalam diri anak, maka mereka akan terus memgang prinsip kejujuran tersebut sekalipun dalam situasi yang sangat sulit. Bahkan anak juga akan terhindar dari berbagai perilaku tercela lainnya mulai sejak dini hingga dewasa kelak.
Dalam Islam, beberapa hadis Nabi saw. telah mengungkapkan tentang pentingnya dasar-dasar moral dalam keluarga, seperti kejujuran dan akhlak baik yang senantiasa harus diperlihatkan oleh orang tua, yang menjadi cerminan utama bagi anak-anaknya. Seperti ditegaskan oleh Imam Ahmad dari Abu Hurairah ra bahwa Rasulullah saw berkata ‘Siapa saja yang berkata kepada anaknya, ‘Kemarilah! (Nanti kuberi)’, tetapi tidak diberi, maka dia adalah pembohong.”
Artinya, hindari berbohong kepada anak meskipun hanya kebohongan yang dianggap kecil. Kalaupun sudah terlanjur terjadi, maka biasakanlah untuk mengakui kebohongan tersebut meskipun kepada anak-anak. Minta maaflah kepada mereka atas kesalahan tersebut. Dengan begitu, anak pun akan meniru perilaku tersebut ketika ia melakukan kesalahan. Oleh karena itu, ketika anak berani jujur, maka Ayah dan Bunda harus bisa memberikan apresiasi dengan pujian. Fokuslah pada sikap jujurnya daripada memberikan hukuman atas kesalahannya. Ucapkanlah terimakasih kepadanya telah menjadi anak hebat karena bicara jujur. Karena anak-anak biasanya melakukan kebohongan dengan alasan karena ia merasa takut dihukum atau dimarahi orang tua mereka karena telah mengecewakannya.
Akhirnya, sebagai orang tua, kita dituntut untuk menjadi teladan utama dan pertama bagi buah hati kita. Menjadi guru sekaligus teman yang menyenangkan bagi anak-anak, selain tentu menjadi sumber utama informasi yang dapat dipercaya sebagai tempat bertanya anak atas segala persoalan yang mereka hadapi. Karena pengetahuan tidak hanya bersumber dari buku, justru orang tualah yang akan menjadi sumber pertama ilmu pengetahuan bagi anaknya. Seorang anak yang sedang menghadapi satu persoalan, namun ia tidak mendapatkan pendampingan dari orang tua dalam mencari solusinya, biasanya mereka akan mencari jalan ke luar, baik lewat teman-teman sebayanya atau sumber lain di luar rumah, yang belum tentu bisa dipercaya kebenarannya, bahkan sering kali solusi yang ada justru menjerumuskan anak-anak kita.
Dalam kondisi inilah, orang tua harus mampu memainkan perannya dengan baik. Orang tua sebaiknya dapat memberikan keterangan yang dibutuhkan anak secara benar, tidak asal-asalan memberi informasi hanya untuk sekedar meredakan keingintahuan anak. Jika orang tua tidak mampu memberi keterangan yang benar, setidaknya orang tua bisa tetap menjadi guide yang mampu mendampingi anak mencari informasi yang dibutuhkannya, misal menemani bertanya kepada orang lain yang lebih mengerti.
Ayah dan bunda.. perlu diingat pula yaaa.. kejujuran sangat penting ditanamkan pada diri anak-anak kita, akan tetapi penanaman perilaku sopan santun pun tidak kalah penting. Berperilaku jujur bukan berarti mengubah anak menjadi seseorang yang tidak menghargai dan mudah menyakiti orang lain karena perilaku jujurnya. Jangan sampai anak tidak sengaja berbicara kasar terhadap orang lain karena prinsip kejujurannya. Jadi, tanamkan perilaku jujur yang diiringi pengetahuan untuk tetap menghargai perasaan orang lain. Wallahu a’lam
- Gaidha - 06/04/2020
- Saat Buah Hati Suka Membawa Pulang Barang Orang lain - 31/03/2020
- Pentingnya Orang Tua Menjadi Teladan dalam Perilaku Jujur Anak! - 17/03/2020