Saya Mendambakan Cinta dan Kasih Sayang

Ilustrasi: freepik.com

Assalamu’alaikum qobiltu.co

Saya seorang perempuan yang sudah bersuami dan mempunyai dua anak. Pernikahan kami kacau dan tidak ada cinta. 

Sekitar 20 tahun saya menjalani pernikahan tanpa ada rasa bahagia sedikit pun. Tiga tahun ini, hubungan saya dengan suami semakin renggang. Kami sangat sulit untuk berkomunikasi. Kami tidur terpisah. Saya tidur di satu kamar, suami tidur di kamar yang lain. 

Suami sering bersikap kasar dan sering membentak saya. Padahal tidak ada sesuatu yang menurut saya, tidak perlu bersikap kasar. 

Memang saya akui,  saya selalu berusaha menghindar ketika diajak suami untuk berhubungan intim. Karena saya merasa tidak nyaman lagi bersamanya. 

Hari semakin hari kehidupan pernikahan kami bagai di ujung tanduk. Ketika suami ada di rumah, atau akan datang saya merasa ketakutan dan stress berat. Tolong bantuannya. Saya harus bagaimana. 

Ati – Indramayu

Jawaban:

Wa’alaikumssalam, Bu Ati yang baik.Terima kasih untuk surat yang dikirimkan kepada kami.

Saya memahami sulitnya pernikahan yang ibu jalani.

Dalam sebuah keluarga, relasi kita dengan orang-orang terdekat akan sangat dipengaruhi oleh bagaimana penghayatan kita terhadap mereka, sehingga ketika ibu sudah merasa tidak ada cinta dan terpaksa karena dijodohkan tentu akan makin membuat rumah tangga ini sulit untuk dijalani.

Akan tetapi bagaimana pun juga, pernikahan ini sudah berjalan selama 20 tahun dan berhasil menghadapi lika liku pernikahan. Ibu bisa melihat kembali relasi ibu dengan suami. Apakah selama 20 tahun pernikahan ini ada masa-masa indah yang dilalui? Apakah suami pernah berperilaku manis sehingga ibu merasa spesial? Apakah pernah ada kata-kata suami yang menyejukkan atau lucu sehingga membuat ibu tersenyum?
Coba ibu ingat-ingat kembali ketika ibu mengatakan sesuatu dan suami tersenyum atau ketika ibu berbuat sesuatu dan suami memberikan pujian yang tulus kepada ibu.

Ibu bisa mencoba lagi menjalin  komunikasi dengan suami melalui perkataan atau perilaku-perilaku sederhana yang dulu membuat ibu dan suami merasa sanggup mengarungi pernikahan ini walaupun awalnya memang dijodohkan.

Mungkin awal-awal akan terasa kaku, tapi pelan-pelan dicoba kembali sehingga lama-lama menjadi kebiasaan rutin yang dapat kembali mempererat relasi suami istri. Kalau perlu ajak anak-anak juga untuk berinteraksi dengan ayahnya, misalnya sesekali pergi bersama untuk makan malam di luar dan ciptakan suasana yang akrab. Biasakan untuk mengucapkan terima kasih dan tolong, sehingga masing-masing merasa dihargai dan didengarkan.

Sementara itu, setiap kali ibu merasa ketakutan dan stress ketika berada dirumah, cobalah untuk ingat untuk bernafas.. coba atur nafas ibu perlahan-lahan dan coba fokus pada situasi saat ini yang sedang ibu hadapi bukan pada masa lalu yang tidak menyenangkan atau masa depan yang menakutkan.

Semoga tip sederhana ini bisa membantu meringankan perasaan ibu saat ini ya. Bila masih ada yang ingin ibu diskusikan silahkan berkabar kembali ya bu..

Semoga semua berbahagia. 

Nirmala Ika
0 0 votes
Article Rating
Visited 1 times, 1 visit(s) today

Nirmala Ika

Alumnus Fakultas Psikologi dan Program Master Psikologi Universitas Indonesia. Berpengalaman sebagai psikolog di berbagai lembaga, diantaranya di Yayasan Pulih Jakarta.

Nirmala Ika
Subscribe
Notify of
0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments
0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x