Cara Mendukung Pasangan yang Sedang Stres

Ilustrasi: ChatGPT

Malam itu, hening mencengkeram ruang tamu kami, diselingi desiran AC yang tak mampu menutupi ketegangan. Sarah, istriku, duduk di sofa, tatapannya kosong menatap layar laptop yang menampilkan laporan keuangan. Bahunya terlihat merosot, beban pekerjaan dan tekanan dari atasan seolah membebani seluruh tubuhnya. Sudah beberapa minggu ini, senyum cerah yang biasa menghiasi wajahnya digantikan gurat cemas. Aku tahu dia sedang berjuang. Aku ingin membantunya, tetapi kadang aku merasa tidak tahu harus mulai dari mana.

Apakah Anda pernah merasakan hal yang sama? Melihat orang yang Anda cintai terperangkap dalam pusaran stres memang menyakitkan. Rasanya seperti ingin menarik mereka keluar, tetapi kita sering bingung bagaimana caranya. Namun, Anda tidak sendirian. Banyak pasangan menghadapi situasi ini, dan kabar baiknya, ada banyak cara untuk memberikan Dukungan Emosional yang berarti.

Mengenali Tanda-tanda dan Memberi Ruang untuk Berbagi

Langkah pertama adalah peka terhadap perubahan. Stres bisa bermanifestasi dalam berbagai bentuk: mudah tersinggung, menarik diri, kesulitan tidur, atau bahkan perubahan nafsu makan. Sarah biasanya ceria dan banyak bicara, tetapi belakangan dia lebih sering diam dan cepat lelah. Mengenali tanda-tanda ini bukan untuk menghakimi, melainkan untuk memahami bahwa ada sesuatu yang sedang mengganggunya.

Setelah Anda menyadari, berikan ruang untuk berbagi. Terkadang, kita ingin langsung menawarkan solusi. Namun, pakar hubungan menyarankan untuk lebih dulu menjadi pendengar yang baik. “Seringkali, hal terbaik yang bisa Anda lakukan adalah mendengarkan dengan penuh perhatian tanpa menginterupsi atau menghakimi,” kata Dr. Harriet Lerner, seorang psikolog terkenal, dalam bukunya The Dance of Connection.

Aku belajar ini dari pengalamanku dengan Sarah. Awalnya, aku selalu ingin langsung menawarkan “solusi”. “Kenapa tidak coba bicara dengan manajermu?” atau “Mungkin kamu perlu cuti.” Reaksinya? Dia semakin menutup diri. Aku kemudian mencoba pendekatan yang berbeda. Aku hanya duduk di sampingnya, memegang tangannya, dan berkata, “Aku tahu kamu sedang melewati masa sulit. Aku di sini untuk mendengarkan, kapan pun kamu siap bicara.” Itu membuka pintu.

Validasi Perasaan dan Tawarkan Empati

Ketika pasangan Anda akhirnya membuka diri, validasi perasaan mereka. Hindari kalimat seperti “Itu kan cuma masalah kecil” atau “Kamu terlalu memikirkannya.” Hal ini bisa membuat mereka merasa diremehkan dan semakin terisolasi. Sebaliknya, gunakan kalimat yang menunjukkan Empati: “Aku bisa membayangkan betapa beratnya ini untukmu,” atau “Wajar jika kamu merasa seperti itu.”

Sarah menceritakan bagaimana dia merasa tertekan karena ekspektasi yang tidak realistis di kantor. Aku tidak mencoba mengecilkan perasaannya. Aku hanya mengangguk, sesekali bertanya klarifikasi, dan memastikan dia tahu aku ada di sisinya. Aku teringat kutipan dari Brene Brown, peneliti yang terkenal dengan karyanya tentang kerentanan dan empati: “Empati adalah mendengar, memegang ruang, menahan penilaian, terhubung secara emosional, dan mengkomunikasikan pesan yang luar biasa dalam: ‘Anda tidak sendirian.'”

Tawarkan Bantuan Praktis yang Spesifik

Setelah mendengarkan dan menunjukkan empati, Anda bisa mulai menawarkan bantuan. Namun, hindari tawaran yang terlalu umum seperti “Ada yang bisa kubantu?” atau “Bilang saja kalau butuh sesuatu.” Saat seseorang sedang stres, pikiran mereka seringkali terlalu kacau untuk merumuskan apa yang mereka butuhkan.

Lebih baik tawarkan bantuan spesifik. “Bagaimana kalau malam ini aku yang masak makan malam?” atau “Aku bisa membantu mencari informasi tentang cara mengelola proyek itu.” Bagi Sarah, tekanan terbesar adalah deadline yang menumpuk. Aku menawarkan diri untuk membantu mengurus pekerjaan rumah tangga agar dia bisa fokus. “Aku akan mengurus cucian dan belanja minggu ini, jadi kamu punya lebih banyak waktu untuk istirahat,” kataku. Matanya langsung menunjukkan sedikit kelegaan. Ini adalah bentuk Perhatian yang sangat dibutuhkan.

Mendorong Perawatan Diri (Self-Care)

Stres seringkali membuat seseorang melupakan kebutuhan dasar mereka sendiri. Dorong pasangan Anda untuk melakukan aktivitas yang bisa meredakan ketegangan, seperti berolahraga ringan, meditasi, atau sekadar menonton film favorit. Ingat, ini bukan berarti Anda yang harus menyelesaikannya untuk mereka, tetapi Anda bisa menjadi fasilitator.

“Bagaimana kalau kita jalan-jalan sebentar di taman sore ini? Udaranya sedang sejuk,” usulku suatu sore. Sarah ragu pada awalnya, tapi aku tahu dia butuh itu. Akhirnya, kami berjalan beriringan, dan meskipun masalahnya belum selesai, aku melihat ketegangan di wajahnya sedikit berkurang. Ini adalah bagian penting dari menjaga Hubungan Sehat dan membantu mereka Atasi Stres.

Menjaga Diri Sendiri Agar Tetap Kuat

Mendukung pasangan yang sedang stres bisa menguras energi Anda juga. Penting untuk memastikan Anda juga menjaga diri sendiri. Istirahat yang cukup, luangkan waktu untuk hobi Anda, dan jangan ragu mencari dukungan dari teman atau keluarga jika Anda merasakannya. Anda tidak bisa menuangkan dari cangkir yang kosong. Dengan menjaga Mental Anda tetap stabil, Anda bisa menjadi pilar yang kokoh bagi pasangan Anda.   

Melihat Sarah perlahan-lahan menemukan kembali senyumnya adalah hadiah terindah. Aku tahu, badai tidak akan hilang begitu saja, tetapi dengan menggenggam tangannya, mendengarkan, dan memberikan dukungan yang tulus, kami bisa melaluinya bersama. Karena dalam Masa Sulit seperti ini, yang terpenting adalah mengetahui bahwa Anda tidak sendirian, dan Anda memiliki Pasangan Kuat yang akan selalu ada untuk Anda.***

Visited 1 times, 5 visit(s) today
0 0 votes
Article Rating

admin

Admin qobiltu bisa dihubungi di e-mail qobiltu.co@gmail.com

admin
Subscribe
Notify of
0 Comments
Oldest
Newest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x