Kiat Mewujudkan Keluarga Bahagia Ala Islam

Suatu sore, Ahmad duduk termenung di beranda rumahnya. Deretan pekerjaan membuatnya lelah. Di tengah kesibukan itu, suara tawa anak-anaknya terdengar dari dalam rumah. Istrinya sedang menyiapkan teh hangat sambil menyapa lembut. Saat itulah Andi tersadar, inilah arti bahagia yang sesungguhnya. Bukan tentang harta berlimpah atau rumah mewah, tapi tentang kedamaian, kehangatan, dan cinta dalam rumah tangga.
Bahagia dalam Islam bukan sekadar materi. Rasulullah SAW bersabda:
“Dunia adalah perhiasan, dan sebaik-baik perhiasan dunia adalah perempuan (istri) yang shalihah.” (HR. Muslim No. 1467)
Lalu, bagaimana cara mewujudkan keluarga bahagia dalam ajaran Islam? Artikel ini membagikan kiat-kiatnya berdasarkan Al-Qur’an, hadits, dan pandangan ulama kontemporer.
1. Awali Dengan Niat dan Visi Bersama
Segala sesuatu dalam Islam bermula dari niat. Pasangan suami istri hendaknya menyatukan niat membangun rumah tangga demi meraih ridha Allah SWT. Sejak akad nikah, perlu disepakati visi bersama tentang arah keluarga.
Syekh Yusuf al-Qaradawi dalam The Lawful and the Prohibited in Islam (2021) menegaskan pentingnya menjadikan agama sebagai fondasi rumah tangga. Pasangan yang memiliki nilai keimanan akan lebih mudah menghadapi ujian.
2. Komunikasi yang Jujur dan Terbuka
Komunikasi menjadi kunci keharmonisan. Rasulullah SAW senantiasa berdialog hangat dengan istri-istrinya. Dalam sebuah hadits, Aisyah RA bercerita:
“Aku pernah minum dari gelas, lalu Rasulullah mengambilnya dan meletakkan mulutnya di bekas mulutku.” (HR. Muslim)
Itu gambaran komunikasi mesra dan terbuka dalam rumah tangga Rasulullah. Pasangan suami istri dianjurkan membiasakan berdiskusi tanpa saling menyudutkan.
3. Menjaga Adab dan Etika dalam Rumah
Islam mengajarkan adab-adab dalam keluarga. Mulai dari salam saat masuk rumah, makan bersama, hingga saling mendoakan. Kebiasaan ini membangun suasana positif.
Dalam QS. An-Nur ayat 61, Allah SWT berfirman:
“Apabila kamu masuk ke rumah, maka ucapkanlah salam kepada penghuninya, salam yang penuh berkah dan kebaikan dari Allah.”
Salam adalah doa dan bentuk kasih sayang. Rumah yang dipenuhi adab Islami akan lebih nyaman dihuni.
4. Menjaga Kewajiban dan Hak Masing-Masing
Bahagia hadir saat hak dan kewajiban berjalan seimbang. Suami wajib memberi nafkah lahir batin, membimbing agama, dan istri wajib taat selama dalam kebaikan.
Dalam QS. An-Nisa ayat 34 disebutkan:
“Kaum laki-laki adalah pemimpin bagi kaum perempuan, karena Allah telah melebihkan sebagian mereka atas sebagian yang lain.”
Namun kepemimpinan ini bukan dominasi, melainkan tanggung jawab. Ulama kontemporer, Prof. Quraish Shihab dalam Membumikan Al-Qur’an (2023) menegaskan, pemimpin rumah tangga harus adil, sabar, dan bijaksana.
5. Saling Memaafkan dan Bersabar
Tak ada rumah tangga tanpa masalah. Keluarga bahagia bukan berarti tanpa ujian, tapi mampu menyelesaikannya dengan lapang dada.
Rasulullah SAW bersabda:
“Orang kuat bukanlah yang menang dalam perkelahian, tapi yang mampu menahan diri saat marah.” (HR. Bukhari No. 6114)
Kiatnya adalah memperbanyak istighfar, menjaga akhlak saat emosi, dan saling memberi ruang.
6. Membiasakan Ibadah Bersama
Rumah tangga Islami dibangun dengan spiritualitas. Shalat berjamaah, membaca Al-Qur’an bersama, hingga berdoa sebelum tidur menjadi pembiasaan yang mempererat hati.
Dalam HR. Ahmad disebutkan:
“Semoga Allah merahmati seorang suami yang bangun di malam hari lalu membangunkan istrinya untuk shalat.”
Ibadah bersama bukan hanya amal, tapi juga perekat cinta.
7. Mengajarkan Nilai Kepada Anak Sejak Dini
Anak adalah amanah. Islam menekankan pentingnya mendidik anak dengan nilai tauhid, akhlak, dan adab. Dalam QS. Luqman ayat 13-19, terdapat nasihat Luqman kepada anaknya tentang keimanan, adab, dan tanggung jawab sosial.
Orangtua dianjurkan menjadi teladan, karena pendidikan terbaik adalah contoh nyata.
Kiat Mewujudkan Keluarga Bahagia Ala Islam bukan sekadar teori. Ini adalah warisan Rasulullah SAW dan para sahabat yang bisa diterapkan di rumah kita hari ini. Dengan niat lurus, komunikasi hangat, menjaga adab, dan memperkuat spiritualitas, insyaAllah kebahagiaan sejati bukan sekadar impian.
Seperti nasihat Umar bin Khattab RA:
“Keluarga adalah pondasi bangsa. Baik buruknya masyarakat tergantung dari keluarga.”
Mari wujudkan rumah yang sakinah, mawaddah, warahmah, penuh cinta, dan keberkahan.(*)
- Apa Itu Generational Trauma? Mengenali dan Memutus Rantai Luka Keluarga - 16/12/2025
- Cara Mendukung Pasangan yang Sedang Stres - 15/12/2025
- Inilah 5 Ide Quality Time Murah Meriah tapi Romantis - 25/11/2025
