Pendidikan Seks dalam Keluarga Muslim: Kapan dan Bagaimana Memulainya?

Ilustrasi: Freepik

Berbicara tentang pendidikan seks sering kali dianggap tabu di banyak masyarakat Muslim. Padahal, Islam justru agama yang sangat peduli terhadap tata aturan hubungan laki-laki dan perempuan, menjaga kesucian diri, serta membekali umatnya dengan pengetahuan yang benar agar terhindar dari penyimpangan. Pertanyaan pentingnya: kapan sebaiknya pendidikan seks dimulai dalam keluarga Muslim? Dan bagaimana cara menyampaikannya dengan tepat?

Pentingnya Pendidikan Seks dalam Islam

Pendidikan seks dalam Islam bukan sekadar membahas soal hubungan suami istri, tetapi menyangkut bagaimana seseorang menjaga kehormatan, memahami batasan aurat, adab bergaul, hingga cara menyikapi perubahan tubuh sejak kecil hingga dewasa.

Rasulullah ﷺ telah memberikan tuntunan terkait hal ini. Dalam sebuah hadis, beliau bersabda:

“Perintahkanlah anak-anak kalian untuk shalat saat mereka berusia tujuh tahun, dan pukullah mereka (jika tidak shalat) saat usia sepuluh tahun, dan pisahkan tempat tidur mereka.” (HR. Abu Dawud No. 495)

Hadis ini tidak hanya bicara soal shalat, tetapi juga tentang kesadaran seksual. Memisahkan tempat tidur di usia 10 tahun merupakan bentuk awal pendidikan seks agar anak memahami adanya batasan antara lawan jenis, bahkan antara sesama saudara.

Kapan Pendidikan Seks Dimulai?

Menurut Dr. Justin Richardson dan Dr. Mark Schuster, pakar psikologi perkembangan anak dalam bukunya Everything You Never Wanted Your Kids to Know About Sex, pendidikan seks idealnya dimulai sejak usia dini, dimulai dari pemahaman tentang tubuh, aurat, dan batasan sentuhan.

Pada usia 2–5 tahun, anak mulai sadar akan bagian tubuhnya. Saat itu orang tua bisa mulai mengenalkan nama-nama anggota tubuh secara medis dan mengenalkan konsep bagian tubuh pribadi yang tidak boleh dilihat atau disentuh orang lain, kecuali orang tua saat memandikan atau dokter dengan pendampingan.

Di usia 6–10 tahun, pendidikan seks dapat ditingkatkan pada batasan interaksi lawan jenis, adab berpakaian, dan konsep malu yang sesuai syariat.

Saat memasuki usia baligh (10 tahun ke atas), orang tua wajib menjelaskan tentang perubahan biologis yang akan terjadi, seperti mimpi basah, haid, serta kewajiban agama terkait hal itu.

Psikolog anak, Dr. James Dobson mengatakan:

“Jika orang tua tidak segera berbicara tentang seksualitas kepada anak, maka lingkungan dan media akan lebih dulu membentuk persepsi mereka — dan sering kali dengan cara yang salah.” (Preparing for Adolescence, 2005)

Bagaimana Cara Memulai Pendidikan Seks dalam Keluarga Muslim?

Berikut beberapa panduan praktis pendidikan seks yang bisa diterapkan dalam keluarga Muslim:

  1. Mulai dari Konsep Aurat dan Adab. Ajarkan anak tentang bagian tubuh yang harus ditutup dan kapan mereka harus menjaga privasi, termasuk saat mandi, berpakaian, dan tidur.
  2. Gunakan Bahasa yang Jelas dan Santun. Gunakan istilah medis untuk bagian tubuh agar anak tidak bingung, namun tetap santun dan sesuai usia. Hindari penggunaan istilah tabu atau yang membuat anak malu.
  3. Kenalkan Perubahan Tubuh Secara Alami. Saat anak mulai bertanya tentang perubahan tubuh, jawab dengan tenang dan sesuai pemahaman anak. Jelaskan bahwa semua perubahan itu adalah bagian dari ciptaan Allah.
  4. Jelaskan Adab Interaksi Lawan Jenis. Didik anak tentang pentingnya menjaga pandangan, batasan sentuhan, dan adab bergaul dengan lawan jenis sesuai syariat.
  5. Libatkan Nilai Agama dalam Setiap Tahap. Kaitkan setiap penjelasan dengan ajaran Islam, seperti keutamaan menjaga kehormatan diri dan ancaman dosa bagi yang melanggar batas.

Prof. Dr. Quraish Shihab dalam bukunya Membumikan Al-Qur’an menekankan:

“Pendidikan seks dalam Islam bukan soal mengekang, tetapi membekali anak agar dapat mengendalikan diri dalam menghadapi fitrah seksualnya yang wajar, agar tidak disalahgunakan.”

Manfaat Pendidikan Seks dalam Keluarga Muslim

Pendidikan seks yang sehat dan dini memiliki banyak manfaat, di antaranya:

  • Mencegah anak dari pelecehan seksual karena mereka tahu mana sentuhan yang boleh dan tidak.
  • Menumbuhkan rasa malu dan harga diri dalam diri anak.
  • Mempersiapkan anak menghadapi pubertas tanpa rasa takut atau bingung.
  • Menghindarkan anak dari pergaulan bebas dan penyimpangan seksual.

Pendidikan seks dalam keluarga Muslim bukan hal tabu, justru wajib diberikan sejak dini dengan cara yang santun, bertahap, dan sesuai perkembangan usia anak. Islam telah mengatur adab dalam menjaga diri, memisahkan tempat tidur, hingga batasan pergaulan sejak zaman Rasulullah ﷺ.

Orang tua perlu berperan aktif sebagai sumber informasi yang benar, sebab di era digital, anak sangat mudah mengakses informasi keliru. Seperti pesan Dr. Justin Richardson:

“Seksualitas adalah bagian alami dari manusia. Anak-anak yang mendapat pendidikan seks sehat dari orang tuanya tumbuh dengan lebih percaya diri dan terlindungi.”

Pendidikan seks yang Islami bukan hanya soal menjaga kehormatan, tapi juga bagian dari menjaga keturunan yang merupakan salah satu maqashid syariah (tujuan syariat) dalam Islam.(*)

Visited 1 times, 2 visit(s) today
0 0 votes
Article Rating

admin

Admin qobiltu bisa dihubungi di e-mail qobiltu.co@gmail.com

admin
Subscribe
Notify of
0 Comments
Oldest
Newest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x