Bayi Sering Bangun Malam? Ini 7 Penyebab dan Solusinya Menurut Ahli

Jam menunjukkan pukul 02.13 dini hari. Bagi Sarah, seorang ibu baru, angka digital di ponselnya seolah mengejek kelelahannya yang sudah mencapai puncak. Baru saja ia berhasil memejamkan mata, tangisan nyaring si kecil kembali memecah hening. “Kenapa lagi, Nak?” bisiknya lirih, sambil bangkit dengan sisa-sisa tenaga. Pemandangan ini mungkin sangat akrab bagi Anda. Anda tidak sendiri. Data terbaru dari Sleep Foundation menunjukkan bahwa sekitar 25-30% bayi di bawah usia satu tahun mengalami masalah tidur, termasuk sering terbangun di malam hari.
Kondisi ini bukan hanya menguras energi, tetapi juga menimbulkan kekhawatiran. Apakah bayi saya baik-baik saja? Apakah saya melakukan sesuatu yang salah?
Tenang, Bunda. Sering terbangun di malam hari adalah bagian dari fase perkembangan bayi yang sangat wajar. Kuncinya adalah memahami penyebabnya agar kita bisa memberikan solusi yang tepat. Mari kita bedah tuntas 7 penyebab utama bayi sering bangun malam dan cara mengatasinya menurut para ahli.
1. Lapar adalah Alarm Alami
Ini adalah penyebab paling umum, terutama pada bayi baru lahir hingga usia 6 bulan. Lambung bayi masih sangat kecil sehingga tidak bisa menampung banyak susu dalam satu waktu. Akibatnya, ia cepat merasa lapar lagi.
- Solusi Ahli:
- Pastikan sesi menyusu terakhir efektif: Sebelum tidur malam, pastikan bayi menyusu dengan cukup dan kenyang.
- Terapkan Dream Feed: Sekitar pukul 10 atau 11 malam, coba susui bayi saat ia setengah tertidur. Anda bisa mengangkatnya perlahan tanpa membangunkannya sepenuhnya. Ini membantu “mengisi tangki” bahan bakarnya untuk melewati malam yang lebih panjang.
2. Siklus Tidur yang Berbeda
Siklus tidur bayi jauh lebih pendek daripada orang dewasa, yaitu sekitar 45-60 menit. Setiap akhir siklus, bayi akan masuk ke fase tidur ringan dan sangat mudah terbangun. Jika ia belum belajar cara menenangkan diri untuk kembali tidur, ia akan menangis mencari bantuan Anda.
- Solusi Ahli:
- Beri jeda sejenak: Saat mendengar bayi merengek, jangan langsung mengangkatnya. Tunggu sekitar 30-60 detik. Sering kali, bayi hanya berganti posisi dan akan kembali tertidur sendiri.
- Ajarkan self-soothing: Letakkan bayi di boksnya saat ia mengantuk tetapi masih sadar. Ini membantunya mengasosiasikan boks sebagai tempat untuk tidur, bukan hanya lengan Anda.
3. Regresi Tidur Akibat Lompatan Perkembangan (Growth Spurt)
Sekitar usia 4, 6, 9, dan 12 bulan, bayi mengalami lompatan perkembangan otak dan motorik yang pesat. Ia belajar berguling, merangkak, atau bahkan berbicara. Aktivitas otak yang tinggi ini sering kali “merusak” pola tidur yang sudah terbentuk, atau yang dikenal sebagai regresi tidur.
- Solusi Ahli:
- Konsisten dengan rutinitas: Justru di masa inilah rutinitas tidur menjadi sangat penting. Terus lakukan ritual yang sama setiap malam (mandi air hangat, pijat lembut, baca buku, lagu nina bobo).
- Beri banyak latihan di siang hari: Biarkan bayi melatih keterampilan barunya (berguling, merangkak) sepuasnya saat siang agar ia tidak terlalu bersemangat untuk “berlatih” di malam hari.
4. Rasa Tidak Nyaman Fisik
Bayi sangat sensitif. Popok yang basah, suhu ruangan yang terlalu panas atau dingin, pakaian yang tidak nyaman, hingga gatal akibat biang keringat bisa menjadi alasan kuat ia rewel dan terbangun.
- Solusi Ahli:
- Lakukan pemeriksaan cepat: Sebelum menyalahkan hal lain, cek popoknya. Pastikan suhu kamar ideal (sekitar 20-22°C) dan ia mengenakan pakaian yang sesuai bahan dan ukurannya.
“Rutinitas sebelum tidur adalah jangkar bagi hari seorang bayi,” kata Dr. Harvey Karp, seorang dokter anak dan penulis buku The Happiest Baby on the Block. “Konsistensi memberikan sinyal yang jelas kepada otak bayi bahwa inilah saatnya untuk tenang dan tidur.”
5. Sakit atau Tumbuh Gigi
Rasa nyeri adalah pengganggu tidur nomor satu. Nyeri akibat gusi yang bengkak karena akan tumbuh gigi, kolik, atau gejala awal flu bisa membuat bayi paling tenang sekalipun menjadi rewel sepanjang malam.
- Solusi Ahli:
- Untuk tumbuh gigi: Berikan teether yang sudah didinginkan (bukan dibekukan) atau pijat gusinya dengan lembut menggunakan jari yang bersih.
- Jika mencurigai adanya penyakit: Periksa suhu tubuhnya dan perhatikan gejala lain. Jangan ragu untuk segera menghubungi dokter anak Anda untuk diagnosis dan penanganan yang tepat.
6. Terlalu Lelah atau Terlalu Banyak Stimulasi
Paradoks dunia bayi: bayi yang terlalu lelah justru akan lebih sulit untuk tidur nyenyak. Stimulasi berlebihan di sore hari—seperti bermain terlalu heboh atau bertemu banyak orang—dapat membuat sistem sarafnya bekerja ekstra, sehingga ia sulit untuk tenang saat waktunya tidur.
- Solusi Ahli:
- Kenali sinyal kantuk: Perhatikan saat bayi mulai menggosok mata, menguap, atau menarik telinga. Segera mulai ritual tidur saat sinyal pertama muncul, jangan menunggu sampai ia rewel.
- Ciptakan suasana tenang: Satu jam sebelum tidur, redupkan lampu, matikan televisi, dan ganti aktivitas bermain dengan kegiatan yang lebih tenang seperti membaca buku atau mendengarkan musik lembut.
7. Kecemasan akan Perpisahan (Separation Anxiety)
Pada usia sekitar 8-10 bulan, bayi mulai sadar bahwa ia dan ibunya adalah dua individu yang terpisah. Saat ia terbangun sendirian di boksnya dalam kegelapan, ia bisa merasa panik dan menangis mencari kehadiran Anda.
- Solusi Ahli:
- Berikan reassurance: Saat ia menangis, datang dan tenangkan dengan suara lembut dan usapan di punggung. Tunjukkan bahwa Anda ada di dekatnya. Hindari langsung mengangkatnya dari boks jika tidak benar-benar perlu.
- Bermain “cilukba”: Permainan sederhana ini mengajarkan konsep penting pada bayi: meskipun Bunda menghilang sejenak, Bunda pasti akan kembali.
Kunci Utama adalah Kesabaran dan Konsistensi
Menghadapi bayi yang sering bangun malam memang menguji kesabaran. Namun, ingatlah bahwa ini adalah fase sementara. Dengan memahami akar permasalahannya dan menerapkan solusi yang konsisten, Anda membantu bayi membangun fondasi tidur yang sehat. Yang terpenting, jangan lupa untuk merawat diri Anda sendiri. Mintalah bantuan pasangan atau keluarga agar Anda juga bisa beristirahat. Karena ibu yang bahagia dan cukup istirahat adalah bekal terbaik untuk merawat si kecil.(*)
- Apa Itu Generational Trauma? Mengenali dan Memutus Rantai Luka Keluarga - 16/12/2025
- Cara Mendukung Pasangan yang Sedang Stres - 15/12/2025
- Inilah 5 Ide Quality Time Murah Meriah tapi Romantis - 25/11/2025
