Kapan Pasangan Harus Cek Kesuburan? Memahami Penyebab Infertilitas

Mata Dita berbinar saat melihat hasil tes kehamilan. Kali ini pun negatif. Senyumnya pudar, berganti kerutan di dahi. Sudah satu tahun ia dan Rio, suaminya, mencoba berbagai cara agar Dita hamil. Mulai dari hitungan kalender, posisi bercinta, sampai konsumsi beragam suplemen yang katanya penyubur. Namun, harapan itu belum juga terwujud. Rio mengusap punggung Dita, “Sabar ya, Sayang. Mungkin kita perlu coba cara lain.”
Kisah Dita dan Rio mungkin akrab di telinga banyak pasangan. Asa menimang buah hati adalah impian banyak orang. Namun, tak semua perjalanan menuju kehamilan berjalan mulus. Ada kalanya, setelah periode tertentu mencoba, kehamilan tak kunjung datang. Pertanyaannya, kapan sebenarnya pasangan harus mulai khawatir dan mempertimbangkan untuk melakukan pemeriksaan kesuburan?
Lebih dari Sekadar Menunggu: Kapan Saatnya Bertindak?
Secara medis, pasangan umumnya disarankan untuk mulai berkonsultasi jika kehamilan belum terjadi setelah satu tahun rutin berhubungan intim tanpa kontrasepsi. Namun, patut dicatat, rekomendasi ini berlaku untuk perempuan di bawah usia 35 tahun. Jika sang perempuan berusia 35 tahun atau lebih, waktu tunggu idealnya lebih singkat, yaitu enam bulan. Mengapa demikian? Karena seiring bertambahnya usia, terutama setelah 35 tahun, kualitas dan kuantitas sel telur perempuan cenderung menurun drastis. Ini memengaruhi peluang kehamilan secara signifikan.
Beberapa faktor lain juga bisa menjadi alarm dini bagi pasangan, mendorong mereka untuk lebih cepat memeriksakan diri:
- Riwayat Kesehatan Perempuan: Pernah mengalami sindrom ovarium polikistik (PCOS), endometriosis, masalah tiroid, atau riwayat infeksi panggul? Kondisi ini dapat memengaruhi ovulasi dan kesuburan.
- Riwayat Kesehatan Pria: Pernah mengalami masalah testis, seperti varikokel, trauma, atau infeksi pada organ reproduksi? Kualitas dan kuantitas sperma bisa terganggu.
- Pengobatan Kanker: Baik pria maupun perempuan yang pernah menjalani kemoterapi atau radiasi bisa mengalami penurunan kesuburan.
- Gaya Hidup: Merokok, konsumsi alkohol berlebihan, obesitas, atau underweight ekstrem pada kedua pasangan juga dapat menjadi faktor penghambat.
Memahami Penyebab Infertilitas: Siapa yang Salah?
Frasa “penyebab infertilitas” seringkali memicu rasa bersalah pada salah satu pasangan. Padahal, infertilitas adalah masalah bersama. Statistik menunjukkan bahwa sekitar sepertiga kasus infertilitas disebabkan oleh masalah pada perempuan, sepertiga lainnya pada pria, dan sepertiga sisanya disebabkan oleh kombinasi masalah pada kedua pasangan atau penyebab yang tidak dapat dijelaskan (infertilitas idiopatik).
“Dulu, saya pikir pasti ada yang salah di saya,” aku Dita kepada dokter kandungan. “Saya bahkan sempat menyalahkan diri sendiri karena sering telat menstruasi waktu remaja.” Dokter tersenyum ramah. “Itu pemikiran yang wajar, Bu Dita. Tapi, dalam penanganan infertilitas, kami selalu melibatkan kedua pasangan.”
Penyebab Infertilitas pada Perempuan:
Perempuan memiliki sistem reproduksi yang kompleks. Masalah bisa muncul pada:
- Gangguan Ovulasi: Ini adalah penyebab paling umum, meliputi PCOS, disfungsi hipotalamus, atau kegagalan ovarium prematur. Perempuan mungkin mengalami siklus haid tidak teratur atau bahkan tidak ovulasi sama sekali.
- Kerusakan Tuba Falopi: Tuba falopi yang tersumbat atau rusak (akibat penyakit radang panggul, endometriosis, atau operasi sebelumnya) dapat menghalangi sel telur bertemu sperma atau mencegah embrio mencapai rahim.
- Endometriosis: Pertumbuhan jaringan mirip lapisan rahim di luar rahim dapat menyebabkan peradangan dan pembentukan jaringan parut, mengganggu fungsi organ reproduksi.
- Masalah Rahim atau Leher Rahim: Fibroid rahim, kelainan bentuk rahim bawaan, atau masalah lendir serviks bisa menghambat implantasi atau pergerakan sperma.
Penyebab Infertilitas pada Pria:
Pria juga memiliki beragam faktor yang memengaruhi kesuburan:
- Gangguan Produksi atau Fungsi Sperma: Ini bisa disebabkan oleh varikokel (pembengkakan pembuluh darah di skrotum), masalah genetik, infeksi, atau masalah hormon seperti hipogonadisme. Kualitas sperma (jumlah, motilitas, morfologi) sangat vital.
- Masalah Pengiriman Sperma: Tersumbatnya saluran sperma akibat infeksi, cacat bawaan, atau vasektomi sebelumnya dapat mencegah sperma keluar.
- Faktor Lingkungan: Paparan panas berlebihan, pestisida, bahan kimia industri, atau logam berat dapat memengaruhi produksi sperma.
- Gaya Hidup: Merokok, konsumsi alkohol, penggunaan narkoba, dan obesitas dapat menurunkan kualitas sperma.
Langkah Selanjutnya: Pemeriksaan dan Diagnosis
Setelah pasangan memutuskan untuk mencari bantuan medis, dokter akan melakukan serangkaian pemeriksaan. Untuk perempuan, ini mungkin melibatkan tes darah untuk hormon, pemeriksaan panggul, histerosalpingografi (HSG) untuk memeriksa tuba falopi, atau USG transvaginal. Bagi pria, analisis sperma adalah tes utama, diikuti oleh tes hormon atau USG skrotum jika diperlukan.
“Kami akhirnya memutuskan untuk ke dokter spesialis fertilitas,” cerita Rio. “Ternyata, saya punya varikokel ringan yang memengaruhi kualitas sperma. Sementara Dita, ada tanda-tanda PCOS.” Mendengar diagnosis ini, beban di pundak Dita dan Rio sedikit terangkat. Setidaknya, mereka tahu akar masalahnya.
Perjalanan Menuju Solusi
Mendapatkan diagnosis awal sangat penting. Ini membuka pintu bagi berbagai pilihan pengobatan, mulai dari perubahan gaya hidup, obat-obatan penyubur, prosedur bedah ringan, inseminasi intrauterin (IUI), hingga fertilisasi in vitro (IVF). Setiap pasangan memiliki perjalanan yang unik, dan penanganan disesuaikan dengan penyebab infertilitas yang ditemukan.
“Kami sedang menjalani program inseminasi sekarang,” ujar Dita, matanya kembali berbinar. “Kami optimis. Yang penting, kami tidak menyerah.”
Masa penantian memang penuh tantangan, namun pasangan yang proaktif mencari tahu dan mendapatkan diagnosis dini memiliki peluang lebih besar untuk mengatasi infertilitas. Jangan ragu untuk berkonsultasi dengan profesional medis jika Anda dan pasangan telah mencoba dan masih menunggu kabar gembira itu. Mengambil langkah pertama adalah bagian terpenting dari perjalanan Anda menuju impian memiliki buah hati.***
Frase kunci utama: Cek Kesuburan Pasangan
Keyword pendukung: Infertilitas, Program Hamil, Tes Kesuburan, Penyebab Sulit Hamil, Gaya Hidup Sehat, Diagnosis Infertilitas, Pengobatan Kesuburan, Kesehatan Reproduksi, Fertilitas Pria, Fertilitas Perempuan, Usia Kehamilan.
Meta Deskripsi SEO: Kapan saat tepat pasangan cek kesuburan? Pahami penyebab infertilitas, tanda, & kapan harus konsultasi ke dokter untuk program hamil.