Resensi Buku Passionate Marriage Karya David Schnarch

Dalam dunia relasi pernikahan, pembahasan tentang keintiman sering kali hanya sebatas soal fisik atau sekadar aktivitas seksual. Padahal, aspek emosional, psikologis, dan perkembangan pribadi justru menjadi pondasi penting dalam membangun relasi intim yang bertahan lama. Buku Passionate Marriage karya David Schnarch, seorang psikolog klinis dan terapis pernikahan terkenal asal Amerika, menawarkan perspektif yang berani sekaligus menyentuh tentang bagaimana pasangan bisa menjaga gairah dan kedekatan emosional dalam pernikahan jangka panjang.

Buku yang terbit tahun 1997 ini bukan sekadar panduan praktis, tapi juga sebuah refleksi tentang hubungan manusia yang penuh dinamika. Schnarch menawarkan konsep-konsep mendalam seputar keintiman seksual, diferensiasi diri, serta pentingnya pertumbuhan pribadi di dalam relasi suami-istri.

Salah satu gagasan sentral dalam buku ini adalah konsep differentiation atau diferensiasi diri. Menurut Schnarch, diferensiasi adalah kemampuan seseorang untuk tetap setia pada identitas dirinya sambil tetap terhubung secara intim dengan pasangan. Hubungan pernikahan yang sehat bukanlah hubungan yang saling melebur tanpa batas, melainkan relasi dua individu dewasa yang mandiri namun saling terhubung.

“A good marriage is not about finding someone to complete you, but about growing into your completeness while staying emotionally connected to your partner.”

Bagi Schnarch, salah satu penyebab utama hilangnya gairah seksual dalam pernikahan jangka panjang adalah ketakutan pasangan untuk benar-benar jujur tentang keinginan, ketidaknyamanan, dan harapan mereka. Ketidakterbukaan ini menimbulkan jarak emosional yang lambat laun memengaruhi relasi seksual.

Buku ini menawarkan pendekatan self-validated intimacy, yakni keintiman yang tumbuh dari keberanian individu untuk menjadi diri sendiri di depan pasangan tanpa ketergantungan emosional berlebihan. Schnarch menekankan pentingnya pasangan mampu menahan ketegangan emosional ketika terjadi perbedaan, tanpa langsung menyerah atau menghindari konflik.

Seksualitas sebagai Sarana Pertumbuhan

Berbeda dengan buku-buku relasi lainnya, Passionate Marriage memandang seks bukan sekadar aktivitas biologis, tetapi media refleksi sekaligus transformasi diri. Schnarch berpendapat bahwa kehidupan seksual dalam pernikahan yang memuaskan hanya bisa dicapai jika masing-masing individu berani menghadapi ketakutan dan rasa malu atas keinginan terdalamnya.

“Sex can be the most honest conversation a couple will ever have — if they dare to let it.”

Ia menjelaskan bahwa pasangan sering kali menghindari diskusi tentang seksualitas karena takut penolakan atau merasa tidak cukup diinginkan. Padahal, keberanian untuk membicarakan fantasi, ketidakpuasan, dan hasrat tersembunyi justru bisa membangun koneksi emosional yang lebih kuat.

Buku ini juga menyentuh soal sexual desire discrepancy — perbedaan hasrat seksual antara suami dan istri — yang kerap menjadi sumber konflik dalam pernikahan. Schnarch menyatakan bahwa perbedaan ini normal, dan solusi terbaiknya bukan sekadar kompromi, tapi keterbukaan dan penerimaan.

Menurut Schnarch, pernikahan seharusnya menjadi wadah berkembang bagi dua individu dewasa, bukan justru membuat keduanya terjebak dalam ketergantungan emosional. “Marriage is a people-growing machine.”

Hal lain yang disampaikan Schnarch  dalam buku setebal 448 halaman ini bahwa keintiman sejati baru terwujud saat seseorang mampu berdiri kokoh sebagai individu, tanpa kehilangan koneksi dengan pasangan. “The paradox of intimacy is that you can’t really get closer to your partner until you become more of yourself.”

Kelebihan buku ini berhasil menawarkan perspektif yang segar, jauh dari mitos populer soal seksualitas dan pernikahan. Selain itu, buku ini disajikan dengan kisah nyata klien-klien Schnarch, membuat teorinya lebih membumi dan disampaikan dengan bahasa yang lugas, namun tetap sensitif terhadap isu-isu intim.

Semenyara kekurangan dari buku ini adalah di beberapa bagian buku terasa cukup panjang dan berulang-ulang. Selain itu, konsep differentiation meski penting, bisa terasa abstrak bagi pembaca yang tidak familiar dengan istilah psikologi.

Akhirnya saya ingin mengatakan bahwa Passionate Marriage adalah buku wajib bagi pasangan yang ingin membangun relasi emosional dan seksual yang sehat, hangat, dan jujur dalam pernikahan. Lebih dari sekadar panduan teknis, buku ini adalah ajakan untuk berani menghadapi diri sendiri demi menjaga keintiman sejati dalam relasi jangka panjang. “You don’t have to sacrifice passion for security in marriage — you just have to grow up.”

Schnarch berhasil merangkum puluhan tahun pengalaman klinisnya menjadi sebuah karya yang bukan hanya ilmiah, tapi juga personal dan menyentuh. Selamat membaca. (*)

Visited 1 times, 16 visit(s) today
0 0 votes
Article Rating

admin

Admin qobiltu bisa dihubungi di e-mail qobiltu.co@gmail.com

admin
Subscribe
Notify of
0 Comments
Oldest
Newest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x