Astaghfirullah Orang Ini Tidak Bisa Melihat Ka’bah Meskipun Di Depan Matanya

Ilustrasi: freepik

Di tanah suci, Makkah dan Madinah, kita sering mendengar cerita-cerita yang mistis atau tidak masuk akal dari para Jemaah haji atau umroh.  Cerita-cerita itu seperti cerita fiktif tapi memang kenyataannya ada dan terjadi.  

Pada tulisan kali ini, saya menulis tentang kisah seseorang yang tidak melihat Kakbah padahal ia ada di depan mata kepalanya. Ini tidak masuk akal. Tapi ini ril terjadi. Cerita ini saya dapat dari Ustadz Helmi Hidayat, seorang Pembimbing Haji dan Umroh.

Ceritanya begini.

Pada suatu ketika, Ustadz Helmi membimbing Jemaah Umroh. Ia memimpim jema’ahnya berdo’a sebelum memasuki Masjidil Haram.  Di akhir do’a, para Jema’ah mengucap amin.  Tiba-tiba seorang  bapak-bapak berteriak …

‘’Pak ustaz, maaf, Kabah kok gak ada? Saya tak melihat Kabah!’’

Ustadz itu kaget.  

“Saya seperti disambar petir.” 

Dengan perasaan tak percaya, ia bertanya kepada Bapak itu.

“ Yang bener pak?’’


Ustadz itu meminta Si Bapak tadi untuk melihat Kabah berkali-kali tapi tetap saja gagal melihat kubus hitam yang dibangun Nabi Ibrahim itu.  

Akhirnya Ustadz Helmi sadar ada masalah mistis pada jema’ahnya. Ia pun memilih keluar dari Masjid. Di halaman masjid, para Jema’ah diminta untuk membuat lingkaran kecil sambil berpegangan tangan.   

‘’Bapak dan ibu sekalian, saya mohon tolong semua energi kita konsentrasikan ke langit, mari berdoa dan memohon ampun pada Allah buat kita semua terutama buat saudara kita yang tak bisa melihat Kabah ini.’’

Ustadz Helmi memberikan perintah kepada jema’ahnya sambil ia sendiri berdo’a dengan memejamkan mata dan konsentrasi penuh.  


Setelah berdo’a, ustadz dan jema’ahnya masuk kembali ke masjid suci itu. Ustadz itu masih  khawatir jema’ahnya tetap gagal melihat Ka’bah. Begitu ustadz itu mulai membacakan do’a melihat Ka’bah pelan-pelan, tiba-tiba si bapak jema’ah ustadz itu berteriak kegirangan:


‘’Pak Ustaz, itu Kabah. Itu Kabah. Hitam warnanya!’’
 

Ustadz Helmi menangis tersedu-sedu.

“Saya terharu. Sulit saya ungkapkan dengan kata-kata kegembiraan saya kala itu.”

Usut punya usut, si bapak yang tidak melihat Ka’bah itu sedang marahan dengan istrinya sejak di Madinah. Bahkan sampai mau masuk Masjidil Haram ia masih memendam amarah kepada istrinya.  

“Usai dua kejadian ajaib itu, barulah lelaki yang kemarin gagal melihat Kabah ini mengaku bahwa sejak dari Madinah sebenarnya dia dan istrinya sedang bertengkar. Perang tutup mulut suami istri ini terus berlanjut di bus ketika mereka sudah mengenakan pakaian ihram, bahkan ketika mereka sudah sampai di Makkah. Jadi, ketika masuk ke Masjid Haram, mereka sebenarnya sedang bertengkar dan itu sangat dilarang oleh Allah SWT.”


Begitu cerita Ustadz Helmi.

Kisah ini ia ceritakan kepada dua orang perempuan Jemaah Umroh yang ia bimbing. Ketika itu, pada acara saling mema’afkan untuk menguatkan batin para Jema’ah, dua perempuan itu tidak mau bersalaman untuk saling mema’afkan.  Meskipun dinasihati sedemikian rupa kedua perempuan itu tetep, keukeuh tidak mau saling mema’afkan.

Tapi Alhamdulillah, ketika ustadz Helmi menceritakan kisah di atas, dua perempuan itu sadar dan mau saling mema’afkan bahkan terlihat seperti dua orang yang baru bertemu kembali setelah sekian lama berpisah.

Apalagi di akhir cerita ustadz Helmi menegaskan begini:

‘’Saya menceritakan kisah ini di tanah suci Madinah, tak mungkin saya bohong atau mengarang-ngarang cerita. Anda mau tak melihat Kabah gara-gara bertengkar kayak lelaki itu?’’

Demikian kisah singkat tentang pentingnya saling mema’afkan, saling ridha di antara kita sebelum  berangkat haji. Apalagi dengan pasangan hidup kita.  Semoga kisah ini bermanfa’at.***  

0 0 votes
Article Rating
Visited 1 times, 1 visit(s) today

admin

Admin qobiltu bisa dihubungi di e-mail qobiltu.co@gmail.com

admin
Subscribe
Notify of
0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments
0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x