Sayap-Sayap Doa di Langit Arafah (Bagian-8) Pengalaman Masuk Asrama Haji Pondok Gede

Rabu, 24 Mei 2023 sekitar pukul 10.30 saya dan Istri meninggalkan rumah menuju Asrama Haji Pondok Gede sebelum bertolak ke Baitullah untuk menjalankan ibadah haji.
Sebelum ke Asrama Haji, kami menuju rumah Kakak di Jatiwaringin, Pondok Gede. Pertimbangannya, diprediksi jalan menuju Asrama Haji Pondok Gede akan sangat krodit dan macet.
Kepergian kami diiringi isak tangis dan derai air mata juga pelukan hangat dari keluarga dan para tetangga. Kata maaf meluncur deras dari mulut kami atas kesalahan yang telah kami perbuat dan kata terima kasih atas kebaikan-kebaikan yang keluarga dan para tetangga berikan.
Dari Jatiwaringin, kami kenakan batik haji. Saya memakai peci hitam dan celana warna hitam. Sementara istri memakai kerudung putih dan bawahan hitam. Di Jatiwaringin, setelah melakukan shalat safar, kami pun menumpahkan air mata yang tersisa dan berfoto ria.
Kami meluncur ke Asrama Haji Pondok Gede melalui jalan tol, alhamdulillah lancar jaya. Agak tersendat ketika sudah mendekati Asrama Haji.
Akhirnya kami tiba di Asrama Haji. Sebagian jemaah haji sudah datang dengan berbagai tanda syal di lehernya. Kami dari rombongan Mandiri Kramat Jati memakai syal paduan warna merah tua, krem dan biru. Kami melihat sejumlah orang memakai syal yang sama. Selanjutnya kami langsung masuk ke area asrama.
“Kopernya ditinggal di sini saja, nanti petugas yang ngurus.” Kata petugas di pintu masuk.
Kami langsung membaur dengan ratusan jemaah haji lainnya di Gedung Serba Guna 2 untuk pengecekan kesehatan, penyerahan paspor dan pembagian living cost.
“SPMA istri saya belum distempel Kemenag, dimana ya minta stempel?” Kata saya kepada jemaah lainnya.
SPMA istri saya belum distempel karena fotonya tercecer. Di Asrama Haji, saya akan minta stempel Kemenag ke Pak Subrohim.
Saya langsung menuju sudut kiri aula serbaguna yang ditunjukan Jemaah Haji lainnya untuk menstempel SPMA (Surat Panggilan Masuk Asrama).
Di sana ada sejumlah petugas, saya bertanya lagi kepada petugas yang berjaga dan kemudian ditunjukan.
“Kramat Jati dengan Pak Subrohim.” Katanya sambil menunjuk ke arah pojok.
Saya bergegas menyerahkan SPMA istri saya yang belum distempel dan langsung Pak Boim, begitu Pak Subrohim biasa dipanggil, menstempel.
Setelah itu saya kembali lagi ke kursi semula. Kami berbincang dengan Jemaah Haji lainnya. Sambil menikmati kebersamaan dan snack yang dibagikan panitia.
Saya dan banyak Jemaah Haji lainnya tidak sadar orang yang duduk itu terus bergerak, berpindah. Ternyata tempat duduk itu sekaligus antrian menuju pemeriksaan kesehatan, pembagian APD (Alat Pelindung Diri), administrasi, paspor dan pembagian living cost.
Sebagian Jemaah Haji yang sadar tempat duduknya sebagai antrian, mereka pindah ke kursi yang lebih sedikit antriannya.
Setelah menunggu cukup lama, saya dapat giliran diperiksa tensinya, darahnya dan kesehatan lainnya.
Kemudian para Jemaah Haji menerima paspor dan living cost sebanyak Rp.3.030.000 atau setara dengan 750 Rial Arab Saudi.
Tahun 2023 ini, living cost Jemaah Haji turun drastis. Tahun sebelumnya 1500 Saudi Rial menjadi hanya 750 Saudi Rial tahun ini.
Setelah itu, saya dan Jemaah Haji lainnya menaiki Bus menuju pemondokan. Setiap Jemaah menerima kartu yang di antaranya berisi informasi tentang nomor kloter, nomor urut, nama, nomor paspor, nomor gedung dan nomor kamar.
Setiap kamar diisi oleh 4 orang. Kami menginap semalam dan mendapat makan sebanyak dua kali plus sarapan pagi. Setelah shalat subuh dan sarapan pagi, kami berjalan menuju Bus untuk pergi ke Bandara Soekarno Hatta.
Di Bus inilah terjadi kehebohan. Bus yang kami tumpangi mempunyai bunyi klakson yang menarik “tolelot…tolelot….”. Pak Haji Thahir menirukan suara tolelot dengan nada talbiah. Penumpang pun riuh.
Belum lagi Ibu Icoh, Jemaah Haji Kramat Jati, yang meminta Supir untuk membunyikan tolelot-tolelot ketika melewati jalan ke rumahnya. Para jemaah haji pun bersorak gembira.
Tak tetasa kami pun sampai di Bandara Soekarno Hatta. Para Jemaah melewati proses pemeriksaan paspor oleh Pemerintahan Arab Saudi. Seakan-akan kami sudah sampai di Saudi.
Setelah itu kami masuk ruang tunggu pesawat untuk beberapa waktu. Akhirnya kami masuk pesawat dan terbang menuju Bandara Udara Internasional Pangeran Mohammad bin Abdul Aziz-Madinah. ***
Madinah, 2 Juni 2023
- Menjaga Kesehatan Mental Ibu Rumah Tangga - 28/10/2025
- Inilah10 Kebiasaan Kecil yang Membuat Pernikahan Langgeng - 27/10/2025
- 10 Cara Efektif Menghadapi Tantrum Balita - 22/10/2025


 
							 
							 
							 
							