Sayap-Sayap Doa di Langit Arafah (Bagian-9)- Garudaku Mendarat Darurat di Jedah

Saya dan Jemaah kloter 6 lainnya yang berasal dari Jakarta Timur terbang ke Madinah dengan Garuda Airlines. Take off dari Bandara Soekarno Hatta di Jakarta pada 25 Mei 2023 Pukul 11.50.
Kami diperkirakan akan mendarat di Bandara Udara Internasional Pangeran Mohammad bin Abdul Aziz-Madinah Pukul 5.30 Waktu Arab Saudi.
Saya mencoba menikmati penerbangan panjang pertama saya ini dengan berdzikir, menonton video manasik haji dan mengobrol ringan dengan Pak Masna, teman duduk selama perjalanan.
Dalam penerbangan sekitar sembilan jam ini, saya cukup terhibur dengan teriakan yel-yel Jemaah Haji dari Pulogadung dan Kramat Jati.
“Jemaah Haji Kramat Jati!”
Kata Pak Rusdi, memimpin yel-yel dengan suaranya yang lantang.
Para Jemaah pun menjawab:
“Sehat, Mabrur, Berkah…..” diakhiri dengan tertawa bahagia para Jemaah.
Yel-yel Kramat Jati sebagai respons terhadap yel-yel yang disampaikan Jemaah Pulogadung.
Perjalanaan panjang saya juga terhibur dengan keramahan para pramugari yang dengan sigap dan cekatan memenuhi kebutuhan kami, para Jemaah Haji.
“Bapak minumnya apa?, Ibu?”
“Ada apa aja?” Tanya saya.
“Teh, juice Jambu, lemon.”
“Saya juice jambu.”
“Pake es?”
“Sedikit aja.”
Penampilan para pramugari itu berbeda dengan penampilan pramugari pada penerbangan garuda reguler. Kalau di penerbangan garuda reguler, biasanya memakai batik atau kebaya dan bawahan panjang dengan belahan cukup tinggi.
Tapi kalau dalam penerbangan haji kali ini, para pramugari memakai abaya hitam dengan kerudung warna biru. Sementara pramugaranya memakai jas dan peci hitam. Terlihat “Islami”.
Kami mendapat dua kali makan plus snack. Makan pertama menunya ikan dengan sayur, musthofa plus puding dan makan kedua dengan ayam dan oreg tempe. Nasinya empuk cenderung lembek plus bolu. Cocok buat saya.
“Cuaca di Madinah sedang kurang baik.” Kata kru Pesawat.
“Kita akan menunggu sekitar 20 menit.” Lanjutnya.
Selama dalam penerbangan, sejumlah petugas memandu peregangan kepada para jemaah haji beberapa kali. Lumayan membantu otot-otot kendur kembali.
Para jemaah yang membutuhkan ke kamar kecil bergantian. Di bagian depan ada dua toilet dan di belakang juga ada dua. Cukup untuk penumpang membuang hajat meskipun sedikit antri satu atau dua orang.
Saya dan para jemaah lainnya menjalankan shalat dzuhur dan ashar dijamak dan qasar.
Wudhunya bagaimana?
Kami bertayamun terlebih dahulu. Setiap akan melakukan shalat bertayamum dulu.
“Sekali tayamun berlaku untuk satu shalat. Kalau shalat lagi, tayamum lagi.” Kata Pak Masna menjelaskan kepada Ibu Rokiyah, istrinya.
“Cuaca di Madinah sedang kurang baik.” Kata kru pesawat.
Gerak pesawat seperti mobil melintasi jalan berbatu jreg…jreg..jreg…. Keringet dingin mengucur dari tubuh saya. Perut mual seperti mau muntah. Di sisi lain saya sangat ingin buang air besar. Sementara tanda sabuk pengaman di dinding pesawat masih menyala merah. Artinya penumpang tidak boleh melepas sabuk dan berjalan-jalan di pesawat.
Bu Dedeh, Istri saya merasakan pusing, mual dan muntah-muntah. Mabuk udara. Saya lihat sejumlah penumpang mengalami hal serupa.
“Untuk keselamatan penumpang, pesawat akan mendarat di Jedah.”
Jreeeeng….Pikiran saya dan juga mungkin banyak jemaah mempunyai pikiran yang sama. Bahwa dari Jedah ke Madinah akan naik Bus. Kebayang enam jam perjalanan yang akan sangat melelahkan.
Pesawat mendarat dengan mulus
“Penumpang harap tetap di pesawat sampai ada informasi selanjutnya.”
Kami pun tetap berada di pesawat. Sampai kemudian ada informasi pesawat segera take off lagi menuju Madinah.
“Alhamdulillah…..”
Garuda pun terbang kembali menuju Bandara Udara Internasional Pangeran Mohammad bin Abdul Aziz-Madinah. Dan tiba di kota Nabi sekitar pukul 10.30 Waktu Arab Saudi. ***
Madinah, 27 Mei 2023
*Maman Abdurahman
- Menjaga Kesehatan Mental Ibu Rumah Tangga - 28/10/2025
- Inilah10 Kebiasaan Kecil yang Membuat Pernikahan Langgeng - 27/10/2025
- 10 Cara Efektif Menghadapi Tantrum Balita - 22/10/2025


 
							 
							 
							 
							