Mendidik Sejak dalam Kandungan: Warisan Emas Parenting Islami

Di era digital seperti sekarang, konsep parenting terus berkembang. Berbagai metode pengasuhan modern bermunculan, mulai dari teori psikologi perkembangan anak hingga teknik viral di media sosial. Namun, di balik itu semua, ajaran Islam telah lebih dahulu menetapkan konsep parenting Islami yang tak hanya berfokus pada fisik dan intelektual, tetapi juga pada ruhani dan akhlak.
Uniknya, Islam memandang bahwa pendidikan anak sebaiknya dimulai sejak dalam kandungan. Sebuah konsep luhur yang kerap terlupakan, namun sarat hikmah dan manfaat bagi kehidupan anak kelak.
Pendidikan Dimulai Sejak Ruh Ditiupkan
Dalam Islam, anak adalah amanah sekaligus investasi akhirat. Orang tua bertanggung jawab membesarkan dan mendidik anak bukan sekadar untuk dunia, tapi juga sebagai bekal akhirat. Hal ini ditegaskan dalam banyak ayat Al-Qur’an dan hadis Rasulullah SAW.
Salah satunya dalam sabda beliau:
“Sesungguhnya salah seorang di antara kamu dikumpulkan penciptaannya di perut ibunya selama empat puluh hari, kemudian menjadi segumpal darah selama itu juga, kemudian menjadi segumpal daging selama itu juga. Lalu diutuslah malaikat untuk meniupkan ruh ke dalamnya…” (HR. Bukhari no. 3208 dan Muslim no. 2643)
Sejak ruh ditiupkan di usia kehamilan 120 hari, janin telah menjadi makhluk hidup yang bisa merasakan pengaruh dari lingkungan, khususnya ibunya. Karena itu, parenting Islami sudah dimulai sejak masa kehamilan, tidak hanya dengan menjaga asupan nutrisi, tetapi juga ketenangan hati, akhlak, dan spiritualitas.
Prinsip Parenting Islami Sejak Kandungan
1. Memperbaiki Niat Memiliki Keturunan Saleh
Segalanya bermula dari niat. Islam mengajarkan agar setiap orang tua memiliki niat yang baik dalam menghadirkan keturunan. Doa Nabi Ibrahim AS dalam Al-Qur’an bisa menjadi panutan:
“Ya Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami istri-istri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati, dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa.” (QS. Al-Furqan: 74)
Niat yang tulus akan menjadi dasar kuat dalam mendidik anak menjadi pribadi saleh sejak dini.
2. Memilih Pasangan yang Saleh
Pendidikan anak dalam Islam bahkan dimulai sebelum pernikahan. Rasulullah SAW bersabda:
“Wanita dinikahi karena empat hal: hartanya, keturunannya, kecantikannya, dan agamanya. Maka pilihlah yang beragama, niscaya kamu beruntung.” (HR. Bukhari no. 5090 dan Muslim no. 1466)
Pasangan yang baik agamanya akan menjadi teladan bagi anak, karena akhlak orang tua sangat memengaruhi karakter anak sejak dalam kandungan.
3. Memperbanyak Doa dan Dzikir Saat Hamil
Sejak janin dalam kandungan, ibu dianjurkan memperbanyak membaca Al-Qur’an, berdzikir, dan memanjatkan doa-doa terbaik. Salah satunya doa Nabi Muhammad SAW:
“Ya Allah, jadikanlah anak-anak kami anak-anak yang saleh, cerdas, berbakti kepada orang tua, dan bermanfaat bagi agama, bangsa, dan umat.”
Ketenangan batin ibu akan memberikan pengaruh positif bagi perkembangan psikologis janin.
4. Mengonsumsi Makanan Halal dan Thayyib
Islam menekankan pentingnya makanan halal, terutama bagi ibu hamil. Rasulullah SAW bersabda:
“Setiap daging yang tumbuh dari makanan haram, maka neraka lebih pantas baginya.”
(HR. Tirmidzi no. 558)
Karena itu, ibu hamil wajib memperhatikan asupan yang halal dan baik, karena selain berdampak pada kesehatan fisik, juga memengaruhi ruhani anak.
5. Menjaga Akhlak dan Emosi
Selama kehamilan, ibu perlu menjaga tutur kata, emosi, dan akhlaknya. Ibu yang tenang dan berperilaku baik akan memengaruhi perkembangan karakter janin. Dalam tradisi ulama salaf, ibu hamil dianjurkan memperbanyak salat sunnah, sedekah, membaca Al-Qur’an, dan menghindari perkataan buruk.
6. Membiasakan Membaca Al-Qur’an
Studi psikologi modern menyebutkan, janin mulai merespon suara luar sejak usia 24 minggu. Membiasakan membaca Al-Qur’an seperti surah Maryam, Yusuf, Luqman, dan Al-Fatihah selama kehamilan dipercaya menenangkan hati ibu, serta menjadi wasilah lahirnya anak yang cerdas dan berakhlak baik.
Manfaat Mendidik Anak Sejak dalam Kandungan
Pendidikan anak sejak kandungan memiliki banyak manfaat, di antaranya:
- Membentuk anak yang tenang, lembut, dan mudah menerima nilai agama.
- Mengurangi risiko stres pada anak akibat kondisi emosional ibu.
- Membangun ikatan spiritual antara orang tua dan anak.
- Menyiapkan anak lahir dalam fitrah yang siap menerima pendidikan agama.
Konsep parenting Islami sejak dalam kandungan telah membentuk generasi unggul di masa lalu. Nama-nama besar seperti Imam Syafi’i, Imam Malik, hingga Hasan dan Husain cucu Nabi Muhammad SAW lahir dari rahim perempuan-perempuan salehah yang menjaga dirinya selama kehamilan.
Kini, di tengah derasnya arus budaya global, konsep ini justru makin relevan. Orang tua Muslim perlu kembali menghidupkan tradisi mendidik anak sejak dalam kandungan — memadukan metode parenting modern dengan nilai-nilai ketauhidan.
Semoga Allah SWT menganugerahkan keturunan saleh dan salehah, menjadi penerus dakwah, penyejuk hati, dan kebanggaan dunia-akhirat. Aamiin.(***)