Inilah 5 Gaya Mengasuh Anak yang Perlu Diketahui Orang Tua
Orang tua dalam mengasuh dan mendidik anak mempunyai style atau gaya yang berbeda-beda. Ada yang terlalu mengekang dan keras, ada yang terlalu membebaskan, ada yang sedang, ada yang tidak peduli dan ada juga gaya orang tua yang terlalu terlibat dalam segala aspek kehidupan anak-anaknya.
Setiap gaya pengasuhan mempunyai dampak terhadap perkembangan mental anak. Dan akan membekas sampai anak besar dan menjadi orang tua dan diterapkan kepada anak-anak mereka.
Dalam literatur psikologi, pada umumnya kita mengenal 4 gaya pengasuhan anak yaitu otoritatif, permisif, otoriter, dan lalai atau tidak terlibat. Namum belakangan ada satu lagi gaya pengasuhan anak yaitu orang tua terlalu terlibat dalam setiap aspek kehidupan anak atau Over-Involved.
Baik. Mari kita lihat satu per satu gaya pengasuhan tersebut.
1. Otoritatif
Pada gaya pengasuhan ini, orang tua bersikap demokratis. Orang tua menghormati kebutuhan anak-anak mereka. Di sisi lain, orang tua pada gaya pengasuhan ini juga memberikan kepercayaan kepada anak-anak mereka kebebasan dalam batas-batas tertentu.
Sebagai contoh, anak-anak dapat bermain dengan bebas, tetapi setelah selesai, mereka perlu merapikan mainan tersebut. Anak-anak diperbolehkan makann es krim, tetapi hanya pada hari minggu saja, misalnya. Contoh lainnya dalam hal penggunaan gadget dan nonton TV misalnya, atas kesepakatan, mereka diperbolehkan menggunakannya 30 menit sehari .
Pada gaya pengasuhan seperti ini mungkin saja muncul konflik antara orang tua dengan anak-anak. Tetapi orang tua akan mendengarkan apa yang dikeluhkan anak-anak dan kemudian bersama-sama membuat aturan yang disepakati. Menurut banyak penelitian, bahwa tipe pengasuhan otoritatif ini adalah gaya yang terbaik untuk diterapkan pada anak-anak.
2. Permisif
Pada gaya pengasuhan permisif, orang tua dengan berdalih “mencintai” anak-anak, mereka menuruti semua keinginan anak-anaknya. Memberinya kebebasan dan tidak pernah mengatakan “tidak”. Anak-anak menikmati kebebasannya. Jika mereka ingin makan es krim maka ia akan segera mendapatkannya. Jika ingin bermain game atau memegang gadget, maka ia akan mendapatkannya sepanjang waktu, tanpa ada pembatasan. Anak-anak akan mendapatkan apa pun yang mereka inginkan.
Diantara ciri-ciri gaya pengasuhan permisif adalah ada sejumlah aturan tetapi tidak diterapkan secara konsisten. Dampak dari gaya pengasuhan ini adalah bahwa anak-anak akan kekurangan disiplin diri, memiliki keterampilan sosial yang buruk, akan sangat menuntut dan merasa tidak aman. Karena itu, jangan berharap terlalu banyak dari anak yang dibesarkan dengan pola asuh seperti ini.
3. Otoriter
Pola asuh berikutnya adalah otoriter. Pola asuh ini kebalikannya dari pola asuh permisif. Pada pola asuh ini, orang tua mencintai anak-anak mereka, tetapi mereka percaya bahwa aturan ketat penting untuk membuat anak-anak berperilaku baik dan cocok dengan kondisi masyarakat. Jika seorang anak menangis, dia akan disuruh berhenti. Jika dia menangis kembali, dia akan disuruh berdiri di sudut ruangan dalam jangkan waktu tertentu. Jika anak lupa untuk mengurus tugas-tugasnya di sekitar rumah, dia tidak diperbolehkan bermain dengan mainannya.
Ciri-ciri gaya pengasuhan otoriter umumnya orangtua memiliki aturan yang ketat, sangat menuntut tetapi tidak responsif, dan tidak memberi anak-anak pilihan. Orang tua patut waspada, karena efek dari pola asuh seperti ini dapat membuat anak-anak mengalami kesulitan dalam bermasyarakat, dan tidak percaya diri di sekitar orang lain. Anak-anak yang dididik dengan gaya pengasuhan seperti ini berisiko tidak berprestasi di sekolah bahkan anak-anak dapat berperilaku agresif di luar rumah.
4. Lalai atau tidak terlibat
Pola asuh lalai atau tidak terlibat ini seperti pola asuh permisif. Bedanya pada pola asuh ini lebih bebas, tidak ada aturan sama sekali. Orang tua tidak terlibat adalam pengasuhan anak-anak. Orang tua tidak hadir dalam kehidupan anak-anak. Karenanya, anak merasa hidup sendiri di dunia ini.
Anak mengalami kebebasan penuh untuk melakukan apa pun yang dia inginkan dan memiliki banyak imajinasi, tetapi dia tidak pernah menerima umpan balik, kasih sayang, cinta, atau bahkan perhatian. Kurangnya perhatian, menyebabkan kurangnya kepercayaan pada diri sendiri dan orang lain.
5. Terlalu terlibat (Over-Involved)
Pola suh yang kelima adalah orang tua terlalu terlibat dalam semua aspek kehidupan anak. Orang tua pada pola pengasuhan ini tidak akan membiarkan anak-anak mereka melakukan apa pun sendiri. Karenannya, anak-anak tidak dapat belajar untuk mengatasi tantangan sendiri. Menurut sebuah penelitian bahwa anak-anak ini tidak suka memecahkan masalah yang sulit dan kurang ketekunannya.
Demikian, lima gaya pengasuhan anak yang perlu diketahui oleh Ayah-Bunda.