Pentingnya Memberikan Teladan Baik dalam Keluarga Muslim

Ilustrasi: Bing

Keluarga merupakan lingkungan pertama dan utama bagi tumbuh kembangnya seorang anak. Di sinilah anak pertama kali mengenal nilai, norma, dan cara berperilaku yang akan memengaruhi kehidupannya kelak. Dalam konteks keluarga Muslim, pentingnya memberikan teladan baik menjadi hal yang tidak bisa ditawar. Rasulullah ﷺ sendiri telah memberikan contoh nyata tentang bagaimana beliau membina keluarga dengan penuh kasih sayang, kesabaran, dan akhlak yang mulia.

Keluarga Sebagai Madrasah Pertama

Dalam Islam, keluarga disebut sebagai madrasah ula (sekolah pertama) bagi anak. Sebagaimana sabda Rasulullah ﷺ:

“Setiap anak dilahirkan dalam keadaan fitrah, maka kedua orang tuanyalah yang menjadikannya Yahudi, Nasrani, atau Majusi.” (HR. Bukhari No. 1385, Muslim No. 2658)

Hadis ini menunjukkan betapa kuatnya pengaruh orang tua dalam membentuk karakter dan kepribadian anak. Bukan hanya lewat nasihat, tetapi melalui perilaku nyata yang bisa anak lihat setiap hari. Anak belajar dari apa yang orang tua lakukan, bukan hanya dari apa yang mereka katakan.

Psikolog keluarga, Diana Baumrind (1991), dalam teorinya tentang gaya pengasuhan menyatakan bahwa orang tua yang konsisten memberikan contoh positif dalam perilaku sehari-hari cenderung menghasilkan anak-anak yang memiliki kontrol diri lebih baik, kepercayaan diri tinggi, dan mampu membangun hubungan sosial yang sehat.

Kekuatan Teladan dalam Psikologi Keluarga

Menurut Albert Bandura dalam teori pembelajarannya (Social Learning Theory), anak-anak belajar banyak melalui proses modeling atau meniru perilaku orang-orang di sekitarnya, terutama orang tua. Bandura menekankan bahwa perilaku yang ditunjukkan orang tua menjadi sumber utama bagi anak untuk membentuk konsep diri, moralitas, dan sikap sosial.

Jika orang tua membiasakan berkata jujur, disiplin, dan penuh kasih sayang, anak pun akan tumbuh dengan nilai-nilai tersebut. Sebaliknya, jika dalam keluarga sering terjadi kekerasan verbal, ketidakkonsistenan, atau keteladanan buruk, anak pun berpotensi meniru pola yang sama di kemudian hari.

Dr. Spock, seorang pakar perkembangan anak, pernah berkata:

“Anak-anak belajar dari apa yang Anda lakukan lebih daripada dari apa yang Anda katakan.”

Hal ini sejalan dengan pandangan Islam, di mana Rasulullah ﷺ menekankan pentingnya keteladanan dalam mendidik anak. Beliau sendiri menjadi contoh langsung dalam mendidik Hasan dan Husain, cucu-cucunya, dengan penuh kelembutan, kedekatan emosional, dan sikap adil.

Teladan Baik Menjadi Pondasi Pendidikan Akhlak

Dalam keluarga Muslim, pendidikan akhlak menjadi prioritas utama. Memberikan contoh kebaikan lebih efektif dibandingkan hanya memberikan perintah. Misalnya, jika orang tua ingin anak rajin salat, maka orang tua perlu menunjukkan konsistensi dalam menjalankan salat tepat waktu di hadapan anak-anaknya. Jika ingin anak jujur, maka orang tua harus membiasakan berkata jujur dalam setiap situasi.

Al-Qur’an pun memberikan perhatian besar terhadap keteladanan orang tua dalam mendidik anak, sebagaimana dalam kisah Luqman kepada anaknya:

“Wahai anakku, dirikanlah shalat, suruhlah berbuat yang ma’ruf dan cegahlah dari kemungkaran dan bersabarlah terhadap apa yang menimpamu.” (QS. Luqman: 17)

Ayat ini mengajarkan bahwa nasihat yang disertai teladan dan kesabaran jauh lebih efektif dalam membentuk karakter anak.

Dampak Positif Teladan Baik dalam Keluarga

Penelitian yang dilakukan oleh Hastings et al. (2007) dalam jurnal Child Development menemukan bahwa anak-anak yang memiliki orang tua dengan perilaku prososial (peduli, jujur, sabar) cenderung memiliki empati yang tinggi, kemampuan sosial yang baik, dan resiliensi saat menghadapi masalah.

Selain itu, anak-anak yang tumbuh dalam keluarga dengan keteladanan baik memiliki kecenderungan lebih rendah terhadap perilaku menyimpang di masa remaja dan dewasa. Keteladanan yang ditanamkan sejak kecil akan menjadi benteng moral saat mereka berinteraksi di lingkungan luar yang penuh tantangan.

Memberikan teladan baik dalam keluarga Muslim bukan sekadar tuntutan agama, tetapi juga kebutuhan psikologis bagi perkembangan optimal anak. Anak-anak lebih banyak belajar dari apa yang mereka lihat dibandingkan dari apa yang mereka dengar. Karena itu, orang tua Muslim sebaiknya menjadi figur yang mampu mencerminkan nilai-nilai Islam dalam kehidupan sehari-hari.

Dengan keteladanan yang baik, keluarga akan menjadi lingkungan yang sehat secara emosional, spiritual, dan sosial. Hal ini akan melahirkan generasi Muslim yang tidak hanya cerdas intelektual, tetapi juga kuat akhlak dan keimanannya.

Seperti pesan Umar bin Khattab:

“Didiklah anakmu, karena mereka hidup di zaman yang berbeda dengan zamanmu.”

Mendidik dengan teladan bukan hanya soal menyampaikan nasihat, tetapi juga soal membangun karakter melalui contoh nyata dalam keseharian.(*)

Visited 1 times, 19 visit(s) today
0 0 votes
Article Rating

admin

Admin qobiltu bisa dihubungi di e-mail qobiltu.co@gmail.com

admin
Subscribe
Notify of
0 Comments
Oldest
Newest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x