Puisi Sedih: Tinggal Meninggal Ditinggal

Ilustrasi: freepik.com

TINGGAL makhluk kecil,
tinggalah di tempat terkecil
serupa atom dan kelor
serupa jentik dan titik
serupa kuman dan taman.

Tinggalah dalam menunggu waktu-waktu
berpacu dengan denting
berlomba mengumpulkan ranting
berupaya melompat setinggi genting.

Namu bila waktu telah genting
tabungan ranting berharap jadi batang
karena aku akan dihempas
pergi ke alam luas.

MENINGGAL almanak telah tanggal,
waktu dan tempat tak bisa mengumpat
lalu-lalu menjadi sekarang
kesalahan dan alfa mengeras seperti karang
tak bisa lagi dipecahkan tangan
kecuali doa orang-orang tersayang.

O, begitu pedihnya tulang dipisah daging
kata pendakwah memberi ceramah
Oh Ibu… Oh Ayah… Teriak pun tak terdengar.

Air mata hujan menghujam tajam
riuh mata lebam membiru
wasangka yang tak disangka
kini hanya tertimbun tanah
hanya tinggal tulang-tulang berserakan.

DITINGGAL lelehan air mata masih tinggal
kini doa-doa diusahakan diserempakan
orang-orang menguatkan memberi sabar
belahan jiwa ditinggal
buah hati dititipi
“pergilah dengan tenang-bahagia”
seraya sayap malaikat melebar membentang
tangan-tangan menyambut damai
gerbang langit terbuka lapang
berbahagialah, bergembiralah
tinggal, meninggal dan tinggal
hanya menunggu tanggal.

Bekasi, April 2019

Koreksi kata : diserempakan harusnya diserempakkan.

Editor: Lilik Fatimah Azzahra

Ade Maulana Aji
Latest posts by Ade Maulana Aji (see all)
0 0 votes
Article Rating
Visited 1 times, 1 visit(s) today
Subscribe
Notify of
0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments
0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x