3 Cara Mengatasi Anak yang Menjadikan Tangisan sebagai Alat untuk Mendapatkan yang Diinginkannya
Sebagai orang tua, kita seringkali menghadapi anak yang karakter dan sifatnya berbeda-beda. Ada anak yang mempunyai sifat atau karakter kalau meminta sesuatu harus dipenuhi saat itu juga. Jika tidak, ia akan menangis terus. Bahkan ia menangis tidak mengenal tempat, waktu dan situasi. Terkadang di tempat umum seperti mall atau super market si anak menangis keras bahkan sampai berguling-guling. Sebagai orang tua, kita seringkali dibuat kikuk, kesal dan malu dilihat banyak orang.
Bagaimana cara mengatasi anak seperti itu?
Ayah Edy seorang Konsultan Parenting dan Penggagas Indonesian Strong from Home dalam bukunya “Ayah Edy Menjawab 100 Persoalan Sehari-hari orangtua yang Tidak Ada Jawabannya di Kamus Mana Pun” memberi solusi. Ia menjelaskan ada 4 cara untuk mengatasinya.
1. Katakan Baik-Baik Jika Keinginan si Anak Belum Bisa Dipenuhi.
Katakan baik-baik kepada si Anak jika keinginannya itu belum bisa dipenuhi. Biasanya si anak akan tetap menangis. Tapi orang tua, Ayah Bunda, jangan cepat luluh dan menyerah begitu saja dengan keinginan si anak.
Kelihatannya kejam, tapi itulah sikap yang harus dipegang secara konsisten oleh orang tua. Katakan kepadanya “Nak , Ayah atau Ibu belum bisa memenuhi kemaunmu sekarang. Kalau kamu masih mau menangis, Silakan Nak. Ayah atau Ibu akan tunggu sampai kamu selesai menangis, ya.” Kemudian, berilah si anak kata-kata penyemangat seperti ini “Ayah Ibu tahu kamu anak baik, nanti kalau sudah selesai menangis, bilang sama Ayah Ibu ya, …”
2. Berilah Si Anak Pelukan Hangat
Kalau sudah reda dari kemarahannya dan mulai tenang, biasanya si anak memberikan sinyal-sinyal “perdamaian”. Maka saat itu berilah pelukan hangat kepada si anak dan katakan kepadanya bahwa ia anak yang hebat bisa menahan keinginannya. Menurut Ayah Edy, dengan cara seperti ini orang tua telah mengajari anak untuk mengendalikan diri dan anak bisa memahami mana perbuatan baik dan perbuatan kurang baik.
3. Hindari Ucapan yang Melemahkan
Sekesal apa pun atau semarah apa pun sebagai orang tua hindari ucapan atau kata-kata yang melemahkan kepada anak. Seperti “Dasar kamu anak cengeng, selalu menyusahkan, senang bikin susah orang tua”. Atau ucapkan atau kata ancaman seperti “awas ya, nanti kalau Ayah/Ibu pergi tidak diajak lagi….” Menurut Ayah Edy, ucapan dan kata-kata itu tidak memberikan solusi dan pengaruh untuk mengubah perilaku anak kita.
Demikian tiga cara mengatasi anak yang menjadikan tangisan sebagai alat untuk mendapatkan keinginannya. Kita sebagai orang tua bisa menerapkan tiga cara ini kepada anak kita. Cara ini tidak mudah tetapi ketika dilakukan secara konsisten/istiqomah insyaallah anak akan mengerti dan jauh akan lebih baik lagi sifatnya di kemudian hari.***