5 Tips Membangun Hubungan Baik denga Mertua

“Aduh, besok mau ke rumah mertua lagi,” bisik Maya pada suaminya, Bimo, suatu malam. Raut wajahnya sedikit cemas. Pengalaman pertama bertemu calon mertua dulu sempat membuat Maya kewalahan, meskipun Bimo selalu meyakinkan bahwa orang tuanya baik. Namun, rasa sungkan dan takut salah selalu menghantuinya. Bimo tersenyum menenangkan, “Tenang saja, Sayang. Mama dan Papa pasti senang kamu datang.”
Kisah Maya mungkin bukan hal asing. Banyak dari kita merasakan tekanan atau bahkan kegugupan saat berinteraksi dengan orang tua pasangan. Hubungan dengan mertua sering kali digambarkan sebagai medan perang yang rumit dalam film atau serial televisi, padahal kenyataannya, ini adalah fondasi penting dalam membangun keluarga yang harmonis. Menurut penelitian yang diterbitkan dalam Journal of Family Psychology, kualitas hubungan dengan mertua memiliki dampak signifikan pada kepuasan pernikahan dan stabilitas keluarga. Jadi, bagaimana kita bisa mengubah kegugupan menjadi kehangatan, dan menjadi menantu idaman yang disayangi?
Ini dia 5 tips jitu yang bisa Anda praktikkan:
1. Komunikasi Adalah Kunci Emas
Ingat pepatah lama, “Komunikasi yang baik adalah jembatan menuju pemahaman”? Ini berlaku sepenuhnya dalam hubungan dengan mertua. Jangan menunggu pasangan Anda menjadi perantara setiap pesan atau keinginan. Ambil inisiatif! Sapa mereka, tanyakan kabar, atau ajak berbincang tentang hal-hal ringan. Maya, misalnya, mulai aktif bertanya tentang tanaman hias koleksi Mama mertuanya. “Mama, itu anggreknya bagus sekali. Dulu saya pernah coba tanam, tapi tidak sesubur ini,” ucapnya suatu hari. Percakapan ringan itu membuka pintu diskusi panjang tentang tips berkebun, membuat suasana menjadi lebih akrab.
Penting juga untuk mendengarkan. Berikan perhatian penuh saat mereka berbicara, tanpa menyela. Hal ini menunjukkan rasa hormat dan bahwa Anda menghargai pendapat mereka. Sebuah studi dari University of Michigan menemukan bahwa mendengarkan aktif adalah prediktor kuat untuk hubungan interpersonal yang sukses.
2. Tunjukkan Apresiasi dan Rasa Hormat
Mertua Anda adalah orang tua dari pasangan Anda, yang telah membesarkan dan membentuknya menjadi pribadi yang Anda cintai. Apresiasi sederhana bisa sangat berarti. Ucapkan terima kasih untuk hidangan yang mereka masak, bantuan yang mereka berikan, atau bahkan sekadar kehadiran mereka. “Terima kasih banyak ya, Ma, Pa, sudah repot-repot menyiapkan makan malam seenak ini,” kata Maya dengan tulus setelah menyantap masakan Mama mertua.
Rasa hormat juga termanifestasi dalam tindakan. Misalnya, saat berkunjung, tawarkan bantuan kecil seperti membantu menyiapkan meja makan atau mencuci piring. Ini bukan berarti Anda harus bekerja keras seperti asisten rumah tangga, tetapi lebih tentang menunjukkan keinginan untuk berkontribusi dan meringankan beban mereka.
3. Pahami dan Hormati Tradisi Keluarga Mereka
Setiap keluarga memiliki kebiasaan, nilai, dan tradisi unik. Sebelum Anda mencoba mengubahnya, usahakan untuk memahami dan menghormatinya. Mungkin keluarga mertua Anda memiliki ritual makan malam setiap Minggu, atau cara tertentu dalam merayakan hari raya. Ikuti alur mereka. Ini menunjukkan bahwa Anda menghargai identitas keluarga mereka.
Jika ada tradisi yang bertentangan dengan nilai pribadi Anda, bicarakan baik-baik dengan pasangan terlebih dahulu untuk mencari jalan tengah. Ingat, tujuannya adalah integrasi, bukan dominasi. Konsultan pernikahan, Dr. Laura Schlessinger, sering menekankan pentingnya menghormati akar keluarga pasangan untuk membangun hubungan yang kuat.
4. Tetapkan Batasan Sehat Sejak Awal
Membangun kedekatan bukan berarti tanpa batasan. Batasan yang jelas dan sehat sangat krusial untuk mencegah kesalahpahaman atau intervensi yang tidak diinginkan di kemudian hari. Diskusikan dengan pasangan Anda batasan apa yang perlu ditetapkan, misalnya terkait kunjungan mendadak, keputusan tentang anak, atau masalah keuangan. Kemudian, komunikasikan batasan ini dengan sopan dan tegas, baik melalui pasangan atau, jika perlu, langsung kepada mertua.
Maya dan Bimo, misalnya, sepakat untuk membatasi kunjungan mereka ke rumah mertua menjadi dua kali sebulan, agar mereka juga punya waktu untuk keluarga inti mereka. “Mama, Papa, kami senang sekali berkunjung. Tapi agar kami bisa lebih fokus mengurus rumah tangga kecil kami, kami berencana untuk lebih sering mengunjungi Mama Papa di akhir pekan saja,” jelas Bimo, yang didukung anggukan Maya. Pendekatan yang bijak ini membuat semua pihak merasa dihargai.
5. Jadilah Diri Sendiri yang Otentik
Paling penting, jadilah diri Anda sendiri. Berpura-pura menjadi orang lain untuk menyenangkan mereka hanya akan melelahkan dan pada akhirnya dapat menciptakan ketidakjujuran. Biarkan mereka mengenal Anda apa adanya. Tunjukkan kepribadian Anda, minat Anda, dan nilai-nilai Anda. Ingat, mereka mencintai anak mereka, dan Anda adalah pilihan anak mereka.
Keaslian membangun kepercayaan. Seiring waktu, mereka akan belajar menerima dan menghargai Anda sebagai individu yang unik. “Saya dulu takut sekali kalau Papa mertua tahu saya tidak pandai memasak. Tapi akhirnya saya jujur saja, dan malah diajari banyak resep oleh Mama,” kenang Maya sambil tertawa.
Membangun hubungan baik dengan mertua adalah sebuah perjalanan, bukan tujuan instan. Ada kalanya tantangan muncul, tetapi dengan komunikasi terbuka, rasa hormat, apresiasi, batasan sehat, dan keaslian, Anda pasti bisa menjalin ikatan yang kuat dan menjadi menantu idaman yang disayangi.***
- Menjaga Kesehatan Mental Ibu Rumah Tangga - 28/10/2025
- Inilah10 Kebiasaan Kecil yang Membuat Pernikahan Langgeng - 27/10/2025
- 10 Cara Efektif Menghadapi Tantrum Balita - 22/10/2025


 
							 
							 
							 
							