Sajak Pernikahan
Setelah melamar
dan menentukan mahar
hilanglah sukar.
Lalu kita hanya berkutat pada waktu
Menghitung berapa kali senja tenggelam
Meresapi betapa pekatnya malam
Saat jabat kutunaikan, sah!
air mata luruh basah
berbahagialah kasihku
dan berbahagialah aku
mencintai dan dicintai
dengan begitu indah.
Terima kasih memilihku
untuk menakhodai bahtera ini.
Kuharap bisa setegar Nabi Nuh
Menghadapi air bah di Bumi
Kuharap bisa setangkas Nabi Musa
Menghadapi ketidakmungkinan yang terjadi
Jika nanti aku lelah dan pasrah
Ingatkan aku:
Betapa berat air bah
Betapa mungkin laut terbelah.
Bekasi, 09 Oktober 2019
Latest posts by Ade Maulana Aji (see all)
- Sajak Pernikahan - 12/10/2019
- Puisi Sedih: Tinggal Meninggal Ditinggal - 28/09/2019
Visited 1 times, 1 visit(s) today