Sayap-Sayap Doa di Langit Arafah (Bagian-2) – Ceks Kesehatan dan Mengenal Corona

Sumber: Maman

Sabtu, 8 Februari 2020, pagi itu tak hentinya langit mencurahkan keberkahan, hujan terus mengguyur. Saya, istri dan Sisi (5th) anak kami, bersiap memenuhi undangan menghadiri pra-manasik haji 1 di Kantor Kecamatan Kramatjati dalam kondisi hujan masih deras. 

Sisi sengaja kami ajak karena pengasuhnya setiap sabtu-minggu libur. Jadi ia bersama kami setiap dua hari itu. 

Ust. Mulyadi (Penyuluh Agama di KUA Kramat Jati dan juga jama’ah haji 2020), jum’at sore berkirim pesan singkat melalui WA tetangga kami yang kebetulan masih saudaranya. Ia masih belum punya nomor telepon saya. 

Begini bunyi pesan tersebut. 

“Tolong kirim salam besok pagi jam 7 hadir di aula Kecamatan Kramajati dengan membawa foto copy KTP.” 

Sebelumnya ustadz Mulyadi bertanya kepada saudaranya apa kenal dengan Pak Maman. Tentu saudaranya menjawab iya. Karena kami bertetangga dekat. 

Setelah itu terkirimlah pesan itu.  

Saya pun menyiapkan foto copy KTP kami, saya dan istri. 

Pagi itu, kami nekat menerobos hujan dengan jas hujan menutupi tubuh kami. Kami berharap bisa sampai di lokasi pra-manasik tepat waktu. 

Sesampai di kantor Kecamatan Kramatjati,  kami masih ditemani rintik hujan. Terlihat di kantor Kecamatan itu basah dan sudah ramai dengan orang yang berpakaian putih dan berpeci bagi laki-laki. Ada juga yang tidak berpakaian putih. 

Lokasi kantor Kecamatan Kramatjati ini tidak begitu jauh dari rumah kami. Kami menelusuri jalan Batu Ampar dua terus ke jalan Impres kemudian masuk jalan Ja’abah dan keluar gerbang Balairante. Selanjutnya kami belok kiri dan putar balik untuk masuk ke kantor Kecamatan Kramatjati.

Memang waktu bertemu Ust. Mulyadi di mushola al-Barkah di dekat tempat tinggal kami, ia berpesan untuk memakai pakaian putih.  Dalam keramaian itu saya menyerahkan foto copy KTP. Kemudian kami menunggu dipanggil. Maklum, waktu itu antrian sudah menumpuk. 

Cukup lama menunggu panggilan. Mungkin sekitar satu jam. Namun waktu itu tidak terasa lama karena sambil ngobrol dengan calon jama’ah haji lainnya. 

Giliran pun tiba. Nama saya dipanggil. Saya bergegas ke tempat petugas yang berjejer di bangku depan. 

Kemudian kami ditimbang beratnya, diukur tingginya, ditensi dan diambil darahnya. 

Seorang petugas dibagian tensi bilang,

“Sudah periksa kesehatan di Puskesmas? Kalau belum segera. Karena kalau tidak punya sertifikat istithoah (sertifikat kesehatan) tidak bisa melunasi BPIH.” 

Sambil ia sibuk mempersilahkan saya ditensi dan ditimbang.

Saya mendengarkan dengan seksama. 

Awalnya saya mengira tes kesehatan itu di Puskesmas Kelurahan. Ternyata saya salah duga. 

“Di Puskesmas Kecamatan.” Kata petugas ketika saya bertanya lagi untuk mamastikan. 

Setelah ditimbang, diukur tinggi badannya, lalu kami bergeser ke meja berikutnya untuk diambil darahnya. “Tek” begitu terdengar suaranya. Saya tak berani melihat langsung jari saya ketika diambil darahnya itu, “ngeri” hehe. Padahal tidak sakit. Hanya seperti digigit semut. Begitu kata-kata hiburannya.

Saya dan istri bergantian diperiksa dan dikasih tahu hasilnya. 

“Waduh ini kolestrolnya sangat tinggi.” Kata salah srorang petugas. “Pasti ini habis makan enak.” Petugas itu menambahkan.

Istri saya senyum-senyum.

“Iya kemaren habis makan duren.” Kata istri saya mengaku sambil salah tingkah. 

“Lain kali kalo makan duren ajak-ajak ya.” Kata petugas dari Puskesmas Kecamatan itu bercanda. 

Pemeriksaan kami pun selesai. Giliran jama’ah lain bergantian. 

Kami menuju aula tempat pra-manasik dilaksanakan, mengisi daftar hadir dan menerima satu box snack

Di aula suasana sudah ramai. Para peserta, baik mandiri maupun dari yayasan sudah berdatangan di Kantor Kecamatan Kramatjati. Ketika saya lihat di daftar hadir, ada sekitar 100 peserta yang sudah tanda tangan.

Di bagian depan ruangan, terbentang spanduk berwarna kuning berpadu secara gradasi dengan warna orange. 

Di spanduk itu tertulis “PERESMIAN POSBINDU HAJI KRAMATJATI”. 

Posbindu kepanjangan dari Pos Binaan Terpadu. Yaitu kegiatan monitoring dan deteksi dini faktor resiko penyakit tidak menular terintegrasi. Demikian informasi yang saya baca di internet. 

Dengan informasi tersebut, saya jadi paham mengapa kami, para jamaah haji, sebelum masuk forum diperiksa dulu kesehatannya. 

Di bagian kanan tertulis slogan “Badan Sehat, Hati Bersih, Haji Mabrur”. Di bawahnya gambar ka’bah dan kartun orang yang  memakai pakaian ihram. 

Di bagian atas spanduk tercantum logo-logo kementerian dan lembaga yang terlibat dalam menyukseskan acara ini. Ada logo Pemda DKI, Kemenkes, Kemenag dan GERMAS (Gerakan Masyarakat Hidup Sehat).

Maka tidak heran kalau acara ini dihadiri oleh perwakilan dari empat lembaga tersebut. Jadi ramai.

Pak Sarjono, Wakil Camat Kramatjati sekaligus shohibul bait, tuan rumah, hadir mewakili Pak Camat yang berhalangan datang karena sedang meninjau lokasi dan korban banjir. 

Hadir juga Pak Hendri petugas haji Kantor Kementerian Agama Jakarta Timur. Perwakilan Puskesmas juga hadir dan memberikan sambutan. Ustadz Nasrullah dari KUA Kramatjati dan para Penyuluh Agama. 

Masing-masing perwakilan diberi kesempatan untuk memberikan kata sambutan. 

Poin penting sambutan-sambutan para pejabat itu adalah pelaksanaan pra-manasik haji ini atas kerjasama keempat Kementerian atau lembaga  itu. Sehingga acara ini bisa terlaksana. 

Karena menurut ustadz Nasrullah acara pra-manasik ini tidak ada anggaran dari Kemenag. Murni inisiatif  KUA Kramatjati kerjasama dengan pihak-pihak terkait di atas. Karena itu sifatnya mandiri.

Kemudian dalam kesempatan ini juga Kepala Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Bandara Soekarno-Hatta yaitu dr. Anas Maruf (juga salah satu jama’ah haji Kramatjati 2020) diberi kesempatan untuk menjelaskan seluk beluk virus corona kaitannya dengan jama’ah haji. 

Terakhir, Ustadz Nasrullah menginformasikan bahwa pra-manasik akan dilaksanakan sebanyak 8 kali setiap hari sabtu dan minggu. Tempatnya di KUA Kramatjati.  Selanjutnya akan ada manasik haji yang dikelola oleh unit Haji Kemenag sebanyak 8 kali juga. Demikian informasi dari Ustadz Nasrullah, penyuluh KUA Kramatjati.

Acara selesai. Begitu pun hujan telah behenti. Hanya tetesan air hujan yang masih bergelayut di ranting-ranting pohon sekitar kantor Kramatjati. Kami pun segera meninggalkan kantor Camat itu.

Selanjutnya kami akan bersiap menuju Puskesmas Kecamatan Kramatjati untuk melakukan vaksinasi meningitis dan influenza. Waktunya entah kapan. Semoga tidak sakit.

Bersambung…

Maman Abdurahman
Follow me
0 0 votes
Article Rating
Visited 1 times, 1 visit(s) today

Maman Abdurahman

Meneliti dan menulis masalah perkawinan dan keluarga. Sekali-kali menulis cerpen dan puisi.

Maman Abdurahman
Subscribe
Notify of
0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments
0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x