Studi: Makin Banyak Anak, Perempuan Semakin Tidak Puas Dalam Pernikahannya, Benarkah?

ilustrasi: Freepik

Menarik sebuah studi global menemukan bahwa ada hubungan yang signifikan antara kepuasan pernikahan dengan makin banyaknya anak dalam sebuah keluarga. Menurut studi ini, makin banyak anak semakin menurun kepuasan seorang perempuan dalam pernikahannya. Sebagaimana diberitakan oleh psypost.  

Studi ini melibatkan 7.178 sampel orang yang telah menikah selama rata-rata 14 tahun dari 33 negara. Para peserta, yang rata-rata berusia 40 tahun, menyelesaikan kuesioner yang mencakup 9 item ukuran kepuasan pernikahan.

Pertanyaan yabg disampaikan kepada mereka diantaranya adalah berkaitan dengan perasaan selama bersama dengan pasangan. Seperti pertanyaan ini  “Apakah Anda menikmati kebersamaan dengan suami/istri Anda?”.

Pasangan yang terlibat dalam studi ini juga menerima kuesioner yang berkaitan dengan religiusitas atau keberagamaan, pendidikan,  status ekonomi, dan keyakinan individualis tentang keluarga, misalnya, “Saya pikir orang tua harus bangga dengan prestasi individu anak-anak mereka.”

Hal yang menarik lainnya dalam penelitian ini adalah ketidakpuasan pernikahan karena  semakin bertambahnya anak dalam keluarga tidak dijumpai pada laki-laki atau suami.

Menurut analisis Marta Kowal dan tim peneliti ini, ketidakpuasan pernikahan tidak terjadi pada suami atau laki-laki karena ada hubungannya dengan masih kuatnya budaya bahwa perempuan memikul lebih banyak tanggung jawab untuk tugas-tugas pengasuhan anak dan peran gender yang menempatkan perempuan bertugas mengurus rumah tangga. Menurutnya, hal ini yang membuat stres perempuan atau istri ketika bertambah anaknya.  Dan kurangnya keterlibatan suami atau laki-laki dalam mengurus tugas-tugas rumah tangga. Dan tentunya semakin berkurangnya waktu yang berkualitas bersama suami.     

Dalam penelitian ini tidak diungkap bagaimana perasaan dan kondisi mental suami yang ketika bertambah anak juga bertambah tanggungjawab suami dalam mencari nafkah.

Hal lain yang menarik dalam penelitian ini adalah hubungan kepuasan pernikahan dengan religiusitas. Temuan peneltian ini menunjukan makin tinggi religiusitas responden semakin ada korelasi dengan kepuasan pernikahan mereka. Pada responden yang mempunyai nilai skor religiustitas rendah mereka merasakan ketidakpuasan dalam pernikahnnya ketika bertambah anak.  Sementara pada responden yang mempunyai skor religiusitas tinggi mereka tidak mempunyai korelasi dengan ketidakpuasan pernikahan ketika bertambah anaknya.

Para penulis penelitian ini menganalisa temuanya terkait religiusitas. Mereka mengatakan  “mungkin ada hubungannya dengan fakta bahwa organisasi keagamaan cenderung menekankan dan mendukung hubungan keluarga dan perkawinan yang sehat, serta mendorong peran tradisional orang tua dan pasangan.”

Temuan lainnya yang tidak kalah menariknya adalah korelasi tingkat pendidikan responden dengan kepuasan pernikahan ketika semakin bertambah anak.  Studi ini menjelaskan bahwa pada responen yang tingkat pendidikannya tinggi ditemukan penurunan tingkat kepuasan pernikahan ketika bertambah anak.

Sementara pada responden yang tingkat pendidikannya rendah tidak ditemukan penurunan kepuasan dalam pernikahan ketika bertambahnya anak. Para peneliti menganalisa temuan ini dengan mengatakan bahwa pada orang dengan pendidikan yang lebih tinggi cenderung lebih banyak peran sosial. Sementara mereka juga tidak bisa menghindari meningkatnya peran domestik mereka.

Demikian hasil penelitian tentang keterkaitan kepuasan pernikahan dengan bertambahnya anak. Dihubungkan juga dengan Pendidikan dan religiusitas.***   

Maman Abdurahman
Follow me
0 0 votes
Article Rating
Visited 1 times, 1 visit(s) today

Maman Abdurahman

Meneliti dan menulis masalah perkawinan dan keluarga. Sekali-kali menulis cerpen dan puisi.

Maman Abdurahman
Subscribe
Notify of
0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments
0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x