[PUISI] Pintu Tak Lagi Bisa Menunjukkan Waktu
Mari kita mulai dari sini;
jejak yang tertinggal di pekat malam
tanpa tanda
“Itu jejak waktu,” katamu
Angin pun berderak, bisu
Hujan berhenti di perempatan
Laki-laki mengoles lip balm di bibirnya yang kering
Perempuan erat memasang jerat di tenggorokannya yang garing
“Waktu tak berjejak!” sanggahku
Lalu kita sepakat
Timur adalah persinggahan
Barat adalah ruang kremasi bagi matahari yang enggan mati
Utara? Tempat para penyair memulung kata-kata
dan
Selatan tempat pelanun membuang rindu berkecamuk resah
Sedetik berlalu
Kaubiarkan aku sibuk mencari pintu yang tak lagi bisa menunjukkan waktu
***
Malang, 04 Maret 2021
Lilik Fatimah Azzahra
- Belajar dari Kegagalan Sebuah Pernikahan - 29/03/2021
- [PUISI] Mengemas Sunyi - 27/03/2021
- [PUISI] Pintu Tak Lagi Bisa Menunjukkan Waktu - 06/03/2021