Kisah Seorang yang Tidak Jadi Masuk Neraka Karena Batu Laailahaillallah

Sumber: Freepik

Dikisahkan ada seseorang yang sedang wukuf di Arafah. Di tanganya ada 7 batu. Ia berkata kepada 7 batu itu:

“Maka bersaksilah kalian tentangku di sisi Tuhan kita bahwa sesungguhnya aku telah bersaksi bahwa tiada tuhan selain Allah dan Nabi Muhammad adalah utusan Allah”.

Orang itu pun lalu tertidur,  ia bermimpi, seolah-olah hari kiamat telah ditegakkan dan sesungguhnya ia telah dihisab. Lalu ia dinyatakan masuk neraka. Malaikat pun menyeretnya.

Ketika para malaikat membawanya ke pintu neraka, maka tiba-tiba ada sebuah batu dari ketujuh batu itu, batu itu menjatuhkan dirinya ke pintu neraka dan menutupi pintu neraka. Para malaikat siksa pun berkumpul untuk mengangkatnya namun mereka tidak mampu mengangkatnya.

Kemudian orang itu digiring ke pintu neraka lainnya. Tiba-tiba di pintu itu ada batu lain dari ketujuh batu itu, para malaikat pun tak kuasa mengangkatnya, sehingga orang itu digiring ke tujuh pintu-pintu neraka lainnya dan di setiap pintu terdapat sebuah batu dari batu-batu itu.

Kemudian orang itu digiring di bawah Arsy, lalu para malaikat bertanya:

“Wahai Tuhan kami, Engkau mengetahui perkara hamba-Mu, sesungguhnya kami tidak menemui jalan baginya ke neraka ?”.

Tuhan yang Maha Penuh Berkah lagi Maha Luhur berfirman.

“Wahai hamba-Ku, kamu telah bersaksi pada batu-batu itu lalu batu-batu itu tdaklah menyia-nyiakan hakmu. Maka bagaimana Aku akan menyia-nyiakan hakmu sedangkan Aku Maha menyaksikan atas kesaksianmu”.

Kemudian Allah SWT berkata:

“Masukkanlah dia ke surga”.

Ketika orang itu telah dekat dari pintu surga-surga, tiba-tiba pintu-pintunya terkunci. Lalu datanglah kalimat syahadat bahwa sesungguhnya tiada tuhan selain Allah dan terbukalah semua pintu-pintu surga. Lalu orang itu pun melenggang masuk ke dalam surga.

Demikian kisah seorang laki-laki yang mengucapkan Laailahaillallah di Arafah disaksikan tujuh batu. Dan tujuh batu itu pun menjadi saksi di akhirat kelak.  

Kisah tersebut dinukil dari kitab Al-Mawaidzul Ushfuriyah atau  al-Usfuriyyah karya Syekh Muhammad bin Abu Bakar. Kitab ini dibaca oleh Al-Habib Ridho bin Habib Muhammad Husein Alydrus setiap malam Senin di Masjid Al-Muttaqien Balekambang Jakarta Timur.  

Kisah tersebut sebagai penjelasan dari hadis Keutamaan Laa iIlaha illallah:

Dari Abi Dzar Al-Ghifari

عن أبي ذر الغفارى رضي اللّٰه تعالى عنه انّه قال، قلت : يا رسول اللّٰه علّمني عملا يقرّبني الى الجنّة ويباعدني من النار، قال: إذا عملت سيّئة فاتبعها حسنة، قال قلت : أمن الحسنات قول لا إله إلّا اللّٰه، قال : نعم هي أحسن الحسنات

Artinya: “Dari Sahabat Abu Dzar Al-Ghifari ra, sesungguhnya ia berkata, aku bertanya, “Wahai Rasulullah, ajarkanlah aku sebuah amalan yang bisa mendekatkanku ke surga dan menjauhkanku dari neraka ?”. Rasulullah SAW menjawab, “Tatkala kamu melakukan keburukan, maka ikutilah keburukan itu dengan kebaikan”. Sahabat Abu Dzar Al-Ghifari berkata, aku bertanya, “Apakah salah satu dari kebaikan-kebaikan itu adalah ucapan tiada tuhan selain Allah ?”. Rasulullah SAW menjawab, “Iya, itu adalah sebaik-baik kebaikan””

Selain kisah di atas, ada lagi kisah lainnya yang menjelaskan betapa powerfullnya kalimat Laailahaillallah. Dikisahkan Imam Az-Zahid Sayyidil Mufti, semoga rahmat Allah terlimpahkah kepada beliau, bercerita dari ayahnya yang juga seorang mufti, semoga rahmat Allah Yang Maha Luhur terlimpah kepada berliau (sang ayah), berkata :

Sesungguhnya Nabi Musa, semoga rahmat-rahmat ta’dhim Allah terlimpah kepada beliau, bermunajah kepada tuhannya, beliau pun bertanya;

 “Wahai Tuhanku, Engkau telah menciptakan makhluk, Engkau memelihara mereka dengan nikmat-Mu dan rizki-Mu, kemudian Engkau memasukkan mereka ke dalam neraka di hari kiamat ?”.

Allah Yang Maha Luhur pun memberikan wahyu kepada Nabi Musa, “Wahai Musa, berdirilah, lalu tanamlah tanaman !”.

Nabi Musa pun menanamnya, menyiraminya, dan merawatnya sampai memanennya dan menggilingnya. Lalu Allah bertanya kepada beliau, “Apa yang kamu lakukan dengan tanamanmu, wahai Nabi Musa ?”

Nabi Musa pun menjawab, “Aku mengangkatnya (memanen dan menggilingnya)”. Allah bertanya, “Lalu apa sesuatu yang telah kamu tinggalkan dari tanaman itu ?” (memanen pasti mengambil hasil biji, lalu membuang dan meninggalkan batang sisanya, misalnya batang gandum atau batang padi biasanya dibuang setelah dipanen).

Nabi Musa menjawab, “Wahai Tuhanku, aku tidaklah meninggalkan kecuali sesuatu yang tiada kebaikan di dalamnya (tidak digunakan lagi)”. Allah berkata, “Wahai Nabi Musa, karena sesungguhnya Aku akan memasukkan ke dalam neraka, orang yang tiada kebaikan di dalamnya”.

Nabi Musa bertanya, “Siapakah orang itu ?” Allah menjawab, “Orang yang enggan untuk mengucapkan “lailaha illaallahu muhammadun Rasulullahi“ “tiada tuhan selain Allah dan Nabi Muhammad adalah utusan Allah””.

Demikian kedahsyatan kalimat Laailahaillallah yang bisa menghalangi pengucapnya seseorang masuk neraka dan bisa masuk surga menggunakan kunci Laailahaillallah. Wallahu a’lam Bishawab. ***

0 0 votes
Article Rating
Visited 1 times, 1 visit(s) today

admin

Admin qobiltu bisa dihubungi di e-mail qobiltu.co@gmail.com

admin
Subscribe
Notify of
0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments
0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x