Inilah Cara Mendidik Anak Agar Kreatif dan Percaya Diri
Seorang Ibu mengirimkan pertanyaan kepada pengasuh rubrik Psikologi Perkembangan majalah Perkawinan dan Keluarga BP4 (Badan Penasihatan, Pembinaan dan Pelestarian Perkawinan) yang diasuh oleh Prof. Dr. Lydia Freyani Hawadi. Jawaban dari pertanyaan tersebut dimuat pada majalah tersebut Edisi No. 467/2011.
Pertanyaan Ibu tersebut mengenai bagaimana cara agar anaknya tumbuh dan berkembang menjadi anak yang mempunyai rasa percaya diri yang tinggi dan kreatif. Harapan si Ibu tersebut adalah agar anaknya dapat berprestasi di sekolah dan dapat diterima dengan baik di masyarakat.
Dalam menjawab pertanyaan Ibu tersebut, Prof. Reni, begitu biasa dipanggil, mengutip pendapat Dr. Dale Grubb dari Baldwin-Wallace College di Berea, Ohio, Amerika Serikat, yang dipresentasikan dalam pertemuan tahunan American Psychological Society. Dr. Dale mengatakan bahwa anak-anak yang orang tuanya benar-benar membiarkan mereka akan menjadi lebih kreatif dibandingkan anak-anak yang orang tuanya lebih banyak terlibat dalam proses kreatifitas mereka.
Lebih lanjut menurut Prof. Reni dengan mengutip Dr. Dale, para orang tua yang suka mengajari berbagai hal kepada anak-anak mereka, cenderung mempunyai anak-anak yang kurang kreatif.
Prof. Reni juga menyoroti akan keterlibatan yang berlebihan orang tua dalam proses kreatif anaknya. Sehingga yang terjadi adalah kreatifitas si anak tidak berkembang dengan baik. Dan anak akan cenderung untuk mengandalkan orang tuanya dalam setiap aktifitas yang dilakukannya.
Lebih lanjut Prof. Reni menjelaskan bahwa berbeda dengan anak yang dibiarkan melakukan aktifitasnya sendiri dan orang tua memberikan dukungan dan motivasi. Anak dengan model pendidikan seperti ini akan tumbuh menjadi anak yang mempunyai kepribadian yang baik dan kuat.
Prof. Reni lebih lanjut menjelaskan bahwa dalam penelitian Dr. Dale, untuk menilai kreatifitas anak, peneliti menggunakan berbagai metode pengujian kepada 29 anak berusia 3-9 tahun. Mereka memberikan beberapa pertanyaan sederhana seperti “bagaimana Anda menggunakan sepotong kertas?” atau “bagaimana Anda menggunakan sebuah kotak?”. Semakin ‘asing’ jawaban yang diberikan, maka mereka dianggap semakin kreatif.
Selain memberikan keleluasaan kepada anak untuk menentukan sendiri dalam aktifitasnya, orang tua juga dituntut untuk kreatif dalam membesarkan dan mendidik anak. Dalam penelitian Dale, makin kreatif orang tua dalam mendidik anak, maka semakin kreatif anak-anaknya.
Selanjutnya Prof. Reni menjelaskan bahwa untuk mengembangkan kreatifitas anak adalah dengan memberikan kesempatan kepada anak untuk menunjukkan kreatifitasnya sendiri dalam bermain atau mengerjakan sesuatu.
Menurut Prof. Reni, membiarkan anak melakukan aktifitasnya menurut caranya sendri dan orang tua jangan terlalu terlibat dalam setiap keputusan atau terlalu banyak memberikan arahan, maka anak akan terangsang untuk mengembangkan kemampuannya dan berusaha dengan maksimal dalam menyelesaikan suatu permainan atau pekerjaan.
Salah satu tugas orang tua untuk merangsang kreatifitas anak adalah dengan memberikan contoh yang baik dan benar. Kebiasaan yang sudah diajarkan oleh orang tuanya, menurut Prof. Reni, biasanya selalu diingat dan diikuti oleh anak hingga dewasa.
Selain kebiasaan yang baik, untuk merangsang kreatifitas anak yaitu dengan memberi mainan yang dapat merangsang pertumbuhan otak anak. Seperti permainan yang membutuhkan konsentrasi anak yang mengajarkan anak berfikir dan fokus kepada sesuatu seperti puzzle, scrable dan sejenisnya.
Demikian cara merangsang kreatifitas anak agar berkembang dengan baik. Selain membiarkan anak untuk menentukan sendiri aktifitasnya juga orang tua dituntut untuk kreatif dalam mendidik dan membesarkan anak. ***