Kisah Sukses Bang Uki Menyekolahkan Empat Anaknya Sampai Menjadi Sarjana

“Ini gak bagus. Kalau terus menerus menjadi darah daging. Ini gimana buat nyucinya.” Pikir Bang Uki, waktu itu belum mempunyai anak.  Akhirnya ia putuskan keluar dari Kehakiman. Ia tidak mau terus menerus menerus memakan uang pelicin dari orang yang berperkara. Ia takut uang itu terus dimakan dan mengalir menjadi darah dan daging. Apalagi nanti kalau dia mempunyai anak. Bang Uki tidak mau itu terjadi.  

Ketika sudah diangkat menjadi karyawan tetap RNI Bang Uki merasa tenang. “Saya semangat tuh. Saya berani beli petromak, saya juga berani beli minyaknya. Istilah kata.” Kata Bang Uki. “Berani punya istri, berani menafkahinya.”       

Di bagian umum ini Bang Uki mengenal dan melayani orang-orang penting seperti para direksi sampai para komisaris perusahaan.

Dalam berelasi ini Bang Uki selalu berusaha menjaga sebaik mungkin kepercayaan atasan yang diberikan kepadanya.  Hal ini pada akhirnya, dikemudian hari,  membantu Bang Uki ketika ia membutuhkan bantuan. Seperti peluang bekerja di RNI atau ketika ia mendapatkan masalah besar dan sebagainya.

Selain di Bagian umum, Bang Uki juga pernah ditempatkan di bagian produksi. Sampai ia lancar menjelaskan proses produksi pembuatan gula dan lingkungan di sekitarnya. Ia merasa heran mengapa di lingkungan pabrik gula tidak ada semut padahal di sana banyak gula. Jawabanya adalah karena di sana hawanya panas.

“Lahan-lahan di sana panas gak bakalan mau semut.” Kata Bang Uki fasih bercerita panjang lebar tentang proses pembuatan gula sampai pemanfaatan limbahnya.               

Mendapat Penghargaan Berangkat Haji Gratis

Selain bekerja di kantor, Bang Uki juga aktif sebagai marbot masjid RNI. Menghubungi para Kyai, ustadz untuk menjadi khatib atau ceramah di masjid, menjadi panitia maulid Nabi dan hari besar Islam lainnya. Atas dasar itu, salah satunya, Bang Uki mendapat penghargaan berangkat haji dari perusahannya. Ia sudah sangat merindukan berangkat haji. Bang Uki memperkirakan satu atau dua tahun ke depan berangkat hajinya. Ia sudah bergabung dengan KBIH (Kelompok Bimbingan Ibadah Haji) di Condet.  

Mendapat Penghargaan sebagai Karyawan Teladan

Selain penghargaan ibadah haji, atas kinerja dan kedisiplinan Bang Uki, ia mendapat penghargaan sebagai karyawan teladan RNI. Bang Uki juga mendapatkan penghargaan atas dedikasinya bekerja di RNI selama 25 tahun tanpa terputus. RNI memberikan apresiasi kepadanya dengan memberinya 5 kali gaji pokok dan 15 gram emas 24 karat. Sebagai karyawan teladan, Bang Uki selalu mengerjakan tugasnya dengan sebaik mungkin apa yang atasannya perintahkan. Bahkan melayani permintaan dari divisi lain. Tapi sebelumnya ia meminta izin atasannya terlebih dahulu.    

Maman Abdurahman
Follow me
Visited 1 times, 1 visit(s) today
5 2 votes
Article Rating

Maman Abdurahman

Meneliti dan menulis masalah perkawinan dan keluarga. Sekali-kali menulis cerpen dan puisi.

Maman Abdurahman
Subscribe
Notify of
0 Comments
Oldest
Newest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x