10 Cara Efektif Menghadapi Tantrum Balita

Ilustrasi: googleaistudio

“Orang tua adalah tempat berlindung pertama dan utama bagi anak, bahkan di tengah badai emosi terkuat sekalipun.” – Psikolog Anak Dr. Sarah Miller.

Setiap orang tua pasti pernah mengalaminya: momen di mana balita kesayangan Anda tiba-tiba berubah menjadi badai kecil yang penuh amarah, berteriak, menangis, bahkan melempar barang. Ini adalah tantrum, sebuah fenomena yang, meski melelahkan, merupakan bagian normal dari perkembangan anak usia 1-4 tahun. Tantrum terjadi karena balita sedang belajar mengelola emosi kuat, tetapi belum memiliki keterampilan bahasa dan koping yang memadai. Lantas, bagaimana Anda bisa menghadapi situasi ini dengan efektif? Berikut adalah 10 cara jitu yang dapat Anda terapkan untuk meredakan tantrum si kecil dan menjaga kedamaian rumah Anda.

1. Tetap Tenang dan Kendalikan Emosi Anda

Saat balita tantrum, respons pertama orang tua seringkali adalah frustrasi atau marah. Namun, Dr. Harvey Karp dalam bukunya “The Happiest Toddler on the Block” menekankan pentingnya orang tua untuk tetap tenang. Anak-anak sangat peka terhadap emosi Anda. Jika Anda panik atau marah, ini justru akan memperburuk situasi. Tarik napas dalam-dalam, ingatkan diri Anda bahwa ini akan berlalu, dan respons Anda adalah kunci.

2. Kenali Pemicu Tantrum

Amati pola tantrum anak Anda. Apakah terjadi saat ia lapar, lelah, bosan, atau ingin perhatian? Banyak tantrum sebenarnya dapat dicegah jika orang tua mampu mengantisipasi pemicunya. Misalnya, jika orang tua tahu anak cepat lapar, selalu siapkan camilan sehat. Jika ia cenderung tantrum saat lelah, prioritaskan waktu tidurnya. Jurnal perkembangan anak dapat sangat membantu dalam mengidentifikasi pola ini (Smith, J. 2018. Understanding Your Toddler’s Behavior).

3. Validasi Perasaan Anak

Meskipun perilakunya tidak Anda setujui, perasaan di balik tantrum itu nyata bagi anak. Katakan, “Mama tahu kamu marah karena tidak bisa bermain lebih lama,” atau “Papa mengerti kamu sedih karena es krimmu jatuh.” Validasi bukan berarti membiarkan mereka melakukan apa saja, tetapi menunjukkan bahwa orang tua memahami emosi mereka. Ini membantu anak merasa didengar dan divalidasi, yang seringkali menjadi langkah pertama untuk menenangkan diri.

4. Berikan Pilihan Terbatas

Balita suka merasa memiliki kontrol. Tawarkan dua pilihan yang sama-sama dapat Anda terima saat tantrum. Misalnya, “Mau pakai baju merah atau baju biru?” atau “Mau duduk di kursi ini atau di pangkuan Mama?” Memberi pilihan dapat mengalihkan fokus dari apa yang tidak bisa mereka dapatkan ke apa yang bisa mereka pilih, mengembalikan sedikit rasa kontrol pada mereka.

5. Alihkan Perhatian dengan Cepat

Balita memiliki rentang perhatian yang pendek. Manfaatkan ini untuk mengalihkan perhatian mereka dari objek atau situasi yang memicu tantrum. Tunjuk burung di luar jendela, mulai bernyanyi, atau tawarkan mainan lain. Pengalihan yang cepat dan menarik seringkali efektif dalam menghentikan tantrum sebelum memuncak.

6. Abaikan Perilaku yang Mencari Perhatian (Jika Aman)

Jika Anda yakin tantrumnya semata-mata untuk mencari perhatian dan tidak membahayakan dirinya atau orang lain, terkadang strategi terbaik adalah mengabaikannya. Ini bukan berarti Anda mengabaikan anak, tetapi mengabaikan perilaku tantrumnya. Tetap di dekatnya, tetapi jangan berinteraksi dengan amarahnya. Saat ia mulai tenang, barulah Anda berinteraksi lagi. Pastikan Anda menjelaskan, “Mama akan bicara denganmu saat kamu sudah tenang.”

7. Ajak ke Tempat Tenang (Time-In atau Time-Out)

Untuk tantrum yang lebih intens, pindahkan anak ke tempat yang tenang. Ini bisa berupa “time-in” di mana Anda duduk bersamanya di tempat yang tenang, atau “time-out” singkat (1-2 menit untuk balita) di area yang aman. Tujuan utamanya adalah memberikan ruang bagi anak untuk menenangkan diri tanpa stimulasi berlebih. Ini juga memberikan waktu bagi Anda untuk menenangkan diri (Green, C. 2015. The Calm Parent, Happy Kids).

8. Ajarkan Keterampilan Koping Emosi

Setelah tantrum berlalu, bicarakan tentang emosi. Ajarkan kata-kata untuk perasaan mereka: “marah,” “sedih,” “frustrasi.” Latih mereka untuk mengungkapkan perasaan dengan kata-kata daripada tindakan. Bacakan buku cerita tentang emosi atau ajarkan teknik pernapasan sederhana seperti “napas bunga” (cium bunga, hembuskan lilin).

9. Konsisten dalam Disiplin

Kunci menghadapi tantrum adalah konsistensi. Jika Anda menetapkan aturan, pastikan Anda menerapkannya secara konsisten. Jangan menyerah hanya karena anak tantrum. Jika Anda menyerah sekali, anak akan belajar bahwa tantrum adalah cara efektif untuk mendapatkan apa yang diinginkan. Konsistensi membangun batasan yang jelas dan membantu anak merasa aman.

10. Berikan Apresiasi Saat Anak Berhasil Menenangkan Diri

Saat anak mulai menunjukkan tanda-tanda meredakan tantrumnya, segera berikan apresiasi. Pujian seperti, “Mama bangga kamu sudah bisa tenang,” atau “Terima kasih sudah berusaha berbicara dengan tenang,” sangat penting. Ini memperkuat perilaku positif dan mendorong mereka untuk menggunakan strategi menenangkan diri di masa mendatang.

Menghadapi tantrum balita memang bukan perkara mudah, tetapi dengan kesabaran, pemahaman, dan strategi yang tepat, Anda bisa membantu si kecil melewati fase perkembangan penting ini dengan lebih baik. Ingatlah, setiap tantrum adalah peluang bagi anak untuk belajar tentang emosi mereka dan bagi Anda untuk menjadi orang tua yang lebih kuat dan penuh kasih.***

Visited 1 times, 2 visit(s) today
0 0 votes
Article Rating

admin

Admin qobiltu bisa dihubungi di e-mail qobiltu.co@gmail.com

admin
Subscribe
Notify of
0 Comments
Oldest
Newest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x