Inilah Perilaku Seks Kaum Muda di Dunia Arab
Belum lama ini Prof. Sumanto al Qurtuby, Dosen Antropologi Budaya dan Kepala Scientific Research in Social Sciences, King Fahd University of Petroleum and Minerals, Arab Saudi, menulis sebuah artikel yang berjudul “Saudi Menjadi Modern, Indonesia Menjadi “Primitif”? yang dimuat di sini. Dalam tulisannya tersebut, ia menunjukkan betapa belakangan ini Saudi sedang mengalami perubahan ke arah modern. Perubahan itu terjadi pada bidang pendidikan, ketenagakerjaan, perekonomian, perbankan, peranan perempuan, tata-busana, bahasa, makanan-minuman, interaksi sosial, persepsi keagamaan, dlsb.
Prof. Sumanto menggambarkan perubahan itu diantaranya terjadi pada cara berpakaian perempuan Saudi yang saat ini terlihat lebih modis. “Kini, perempuan Saudi mengenakan bermacam-macam desain dan jenis busana. Abaya tidak lagi melulu berwarna hitam polos tapi warna-warni (colorful), dan bahkan dilengkapi dengan pernak-pernik bordir yang sangat menawan. “Abaya bordir” yang warna-warni ini menjadi trendperempuan Saudi modern. Bahkan kini banyak desain abaya yang dibuat “slim fit” seukuran tubuh,…”
Nampaknya perubahan itu tidak hanya di Saudi tetapi juga di Dunia Arab lainnya. Perubahan juga tidak hanya pada apa yang terlihat kasat mata tetapi juga dalam hal cara pandang dalam melihat sesuatu. Termasuk dalam memandang persoalan seksualitas.
Shereen El Feki, seorang jurnalis dan penulis keturunan Mesir –Inggris menunjukkan bahwa dunia Arab sedang mengalami perubahan yang luar biasa. Ia melakukan penelitian tentang perilaku seks di dunia Arab. Hasil penelitiannya diterbitkan dalam sebuah buku yang berjudul “Sex and the Citadel: Intimate Life in Changing Arab World.” Pada 2013, buku tersebut oleh penerbit Alvabet telah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia dengan judul “Seks & Hijab: Gairah dan Intimitas di Dunia Arab yang Berubah.”
Seks masih dianggap sesuatu yang tabu oleh kebanyakan orang. Termasuk juga di Mesir. Shereen kesulitan untuk menggali pengalaman seksual di masyarakat Mesir. Daftar pertanyaannya tentang seksualitas disensor habis oleh pemerintah Mesir. Mengapa pemerintah menyensor pertanyaan terkait seksualitas? Shereen berasumsi, ada dua penjelasan. Pertama, di dalam Islam seks pra-nikah dilarang.Kedua, Negara hanya memiliki sedikit minat terhadap apa yang dilakukan orang-orang di atas ranjang.
Berbeda dengan di Mesir, survey yang dilakukan di Negara Arab lainnya seperti di Tunisia, Maroko, Aljazair, Lebanon dan Yordania berhasil mendapatkan data tentang perilaku seks kaum muda di negara-negara tersebut.
Data penelitian tersebut menunjukkan bahwa “kaum muda laki-laki mengatakan bahwa mereka aktif secara seksual sebelum menikah (pada umumnya mereka melakukan pertama kali pada usia pertengahan sampai akhir remaja dan melakukannya dengan banyak pasangan). Sementara lebih dari 80 persen perempuan muda mengatakan bahwa mereka tidak melakukannya.”
Angka ini tentu saja menimbulkan pertanyaan. Dengan siapa laki-laki muda itu berhubungan seksual? Mungkinkah perempuan muda enggan mengakui perilaku seks pra-nikahnya karena malu?
Hasil penelitian tersebut juga menunjukkan bahwa kaum muda yang terlibat dalam survey itu melakukan hubungan seksual dengan berbagai bentuk. Hanya sedikit yang melakukan tindakan pencegahan, sehingga mereka membuka lebar-lebar terhadap resiko kehamilan dan Infeksi Menular Seksual (IMS).
Data ini masih terlalu sedikit untuk mengungkap perilaku seksual sebuah bangsa atau sebuah kawasan. Tapi paling tidak data tersebut telah berhasil menunjukkan bahwa dunia Arab sedang mengalami perubahan yang sangat luar biasa. Shereen dalam overview buku tersebut di blognya menuliskan “If you really want to know a people, start by looking inside their bedrooms.”. Wassalam