Meneladani Kehidupan Rumah Tangga Rasulullah
Bagi umat Islam, Rasulullah SAW adalah panutan dan teladan dalam semua aspek kehidupan. Dalam bertutur kata, bertingkah laku dan bersikap. Begitu pun dalam kehidupan berumah tangga. Rasulullah adalah contoh terbaik dan menjadi teladan.
Dalam berumah tangga, salah satu hal yang menjadi perhatian adalah bagaimana Rasulullah bersikap terhadap istri-istrinya. Apakah beliau keras, atau lemah lembut?
Mari kita intip kehidupan berkeluarga Rasulullah SAW di dalam hadisnya.
Ada sebuah hadis yang diceritakan dari Nu’man bin Basyir ra begini bunyinya.
Suatu saat Abu Bakar ra meminta izin bertandang ke rumah Nabi Saw. Ia mendengar suara Aisyah, Istri Nabi saw, melengking keras. Ketika sudah masuk ke dalam , ia hendak menempeleng Aisyah dan menghardik: “ Kamu tidak pantas melengking ke atas Rasulullah Saw”. Tetapi Nabi Saw menghalanginya, sehingga ia keluar kamar, Nabi Saw berbicara ke Aisyah: “Bagaimana, kamu lihat kan saya menyelamatkan kamu dari lelaki itu?”. Selang beberapa hari, Abu Bakar ra datang lagi bertandang ketika Nabi Saw dan Aisyah sudah berdamai: “Bisakah saya diizinkan masuk saat kamu berdamai sebagaimana dulu pernah diizinkan saat kamu bertengkar?”. Ya kami izinkan, silakan masuk”. (Sunan Abu Dawud).
Begitulah sifat Rasulullah, hatinya begitu lembut. Meskipun istrinya, Aisyah, besuara keras, melengking, terhadap dirinya tetapi beliau tetap tidak marah. Meskipun ia seorang Rasulullah, seorang kekasih Allah yang derajatnya sangat tinggi di mata Allah dan di mata umatnya.
Peristiwa lain pernah terjadi ketika sahabatnya, Umar bin Khattab, berkunjung ke rumah Rasulullah. Kejadian ini terekam dengan baik dalam hadis Shahih Bukhari yang diriwayatkan dari Sa’d bin Abi Waqqash ra. Begini ceritanya:
Suatu saat Umar bin Khattab ra bertandang ke rumah Rasulullah Saw. Di sampingnya, istri-istrinya dari suku Quraisy duduk sedang menuntut dan miminta secara berlebihan. Suara mereka nyaring melebihi suara Rasulullah Saw. Ketika Umar meminta izin masuk, mereka segera masuk dan menutup diri. Nabi mempersilakan Umar masuk. Nabi sempat tertawa ringan. “Mengapa tertawa, wahai Rasul?”, tanya Umar. “Saya heran dengan mereka yang tadi berada di sampingku, ketika mendengar suaramu datang, mereka langsung bergegas menutup diri”, kata Nabi Saw. “Seharusnya engkau yang disegani mereka wahai Rasul”, Kata Umar. Langsung Umar mendatangi para perempuan itu dan berkata: “Hai Perempuan yang tidak tahu diri, bagaimana kamu bisa takut kepada saya tetapi tidak takut kepada Rasulullah Saw?”. “Kamu memang lebih keras dan lebih kasar”, jawab mereka.
Begitulah sikap rasulullah yang begitu lembut terhadap istri-istrinya. Sehingga mereka tidak merasa sungkan untuk berkata nyaring melebihi suara Rasulullah. Justru yang marah dan gemas adalah para sahabat Rasulullah sendiri seperti Abu bakar dan Umar Bin Khattab terhadap sikap para istri Rasulullah yang dianggapnya tidak pantas dan tidak sopan berkata keras terhadap Rasulullah.
Sikap Rasulullah yang lembut terhadap istri-istrinya tersebut merupakan praktik dan penerapan dari dakwah beliau. Dalam suatu hadis Rasulullah melarang seorang suami memukul istrinya.
[Dari Abdullah bin Zam’ah ra] Nabi bersabda: “Janganlah seseorang diantara kamu memukul istrinya laksana hamba sahaja saja, padahal ia menggaulinya di penghujung hari”. (Shahih Bukhari)Demikian sekilas kehidupan rumah tangga Rasulullah Saw. Semoga kita semua dapat meneladaninya dan menjadi keluarga sakinah mawaddah wa rahmah. ***
Catatan: Hadis-hadis dikutip dari buku “60 Hadis Pemberdayaan Hak-Hak Perempuan” terbitan Institut Studi Islam Fahmina.