Hukum dan Cara Shalat Qashar dan Jamak
Dalam Islam, shalat adalah kewajiban yang harus dijalankan oleh semua umat muslim yang telah memenuhi persyaratannya. Kewajiban ini tidak boleh ditinggalkan sama sekali meskipun dalam keadaan apa pun, termasuk dalam perjalanan atau musafir. Meskipun demikian, Islam memberikan keringanan-keringanan dalam menjalankan kewajiban tersebut.
Dalam shalat, kita mengenal istilah shalat qashar dan shalat jamak. Shalat qashar adalah shalat yang dipendekkan. Yaitu shalat fardu yang empat rakaat seperti dzuhur, ashar dan isya dijadikan dua rakaat. Sedangkan shalat maghrib (tiga rakaat) dan subuh (dua rakaat) tetap dilakukan seperti biasa, tidak boleh diqashar.
Hukum mengqashar shalat menurut Prof. Wahbah Az-Zuhaili dalam kitabnya “al-Fiqhul Islam Waadillatuhu” adalah dibolehkan. Hal ini berdasarkan Al-Qur’an, sunnah, dan ijma’. Dalam al-Quran Surat An-Nisa ayat 101 Allah SWT berfirman, “Dan apabila kamu bepergian di muka bumi maka tidaklah mengapa kamu mengqashar sembahyang(mu), jika kamu takut diserang orang-orang kafir.” [an-Nisaa’: 101).
Menurut Prof. Wahbah, kebolehan mengqashar shalat itu tidak hanya pada saat ketakutan saja tetapi saat tidak takut juga boleh mengqashar shalat. Hal ini didasarkan sebuah dalil berikut ini.
Ya’la bin Umayyah berkata kepada Umar ibnul Khaththab, “Umar mengapa kita masih mengqashar shalat padahal kita sudah aman?” Umar menjawab, ‘Aku pernah menanyakannya juga kepada Nabi saw. dan beliau menjawab, “ltu adalah sedekah yang diberikan Allah kepada kalian maka terimalah sedekah dari-Nya“.
Lebih lanjut Prof. Wahbah menjelaskan bahwa dalil kebolehan qashar juga dijelaskan dalam sunah terdapat pada hadits yang mutawatir bahwa Rasulullah saw. mengqashar shalatnya di beberapa perjalanan beliau, baik saat haji, umrah, dan berperang.
Ibnu Umar mengatakan: “Aku sering menemani Nabi SAW, dan selama di perjalanannya beliau melakukan shalat tidak lebih dari dua rakaat. Begitu pula Abu Bakar, Umar, dan Utsman.”
Sedangkan shalat jamak adalah shalat yang dikumpulkan, yaitu dua shalat yang dikumpulkan pada satu waktu. Seorang yang sedang dalam perjalanan atau musafir yang memenuhi syarat-syarat yang telah ditetapkan syara’ boleh menjamak atau mengumpulkan dua shalat dalam satu waktu. Misalkan shalat ashar dikerjakan pada waktu shalat dzuhur. Penggabungan tersebut disebut dengan jamak takdim atau shalat dzuhur dikerjakan pada waktu shalat ashar disebut jamak takhir.
Shalat jamak merupakan salah satu kemudahan atau keringanan (rukhsah) yang diberikan Allah Swt kepada umat Nabi Muhammad SAW. Shalat jamak pernah dilaksanakan oleh Rasulullah SAW. Dalam hadits riwayat ibnu Umar dikatakan:
“Dari Anas ra, ia berkata, “Apabila Rasulullah SAW berangkat menuju perjalanan sebelum tergelincir matahari, beliau akhirkan shalat zhuhur ke waktu ‘ashar. Kemudian beliau berhenti untuk menjamak shalat keduanya. Dan jika matahari tergelincir sebelum ia berangkat, maka beliau shalat Zhuhur terlebih dahlu kemudian naik kendaraan.” (HR. Bukhari)
Menurut Prof. Wahbah dengan dalil-dalil tersebut di ataspara ulama telah sepakat bagi siapa saja yang melakukan perjalanan hendaknya mengqashar shalat seperti dilakukan beliau, baik bepergiannya itu wajib seperti haji menuju Masjidil Haram, berjihad, hijrah, dan umrah, ataupun bepergian yang dianjurkan saja, seperti mengunjungi teman, menjenguk orang sakit, menziarahi salah satu dari dua masjid; Masjid Nabawi dan Masjidil Aqsha, dan menziarahi kedua orang tua atau salah satunya.
Syarat Menjalankan Shalat Qashar
1. Jarak perjalanan sekurang-kurangnya dua hari perjalanan kaki, atau dua marhalah yaitu sama dengan 16 farsakh. Menurut Syaikh Abdur Rahman Al-Jazairi dalam kitabul Fiqih ‘alaa Madzahibil Arbaah, jilid I halaman 472 dinyatakan bahwa 16 frasakh = 80.640 km. dibulatkan menjadi 81 km. Menurut Drs. H. Moh. Rifai dalam Kitabnya Jawahirul Fiqh kebanyakan Ulama di Indonesia menerangkan bahwa 16 farsakh itu = 138 km. Sedangkan menurut KH. Ma’shum bin Ali Jombang, 16 farsakh sama dengan 90 km.
2. Bepergian bukan untuk maksiat. Hendaknya perjalanan itu dibolehkan (mubah) bukan perjalanan yang diharamkan ataupun dilarang.
3. Shalat yang boleh diqashar hanya shalat yang empat rakaat saja (Dzuhur, Ashar dan Isya), dan bukan shalat-shalat qada.
4. Niat mengqashar pada waktu takbiratul ihram.
5. Tidak bermakmum kepada orang yang shalat bukan musafir.
Cara Menjalankan Shalat Qashar dan Jamak
Syarat jamak takdim adalah: 1.Dimulai dari shalat yang pertama.2.Niat jamak pada waktu shalat yang pertama. 3.Berturut-turut antara shalat pertama dengan shalat yang kedua. 4.Masih dalam perjalanan.
Syarat Jamak Takhir adalah: 1.Niat menjamak setelah tiba waktu shalat yang pertama. 2.Kedua shalat dikerjakan masih dalam perjalanan
Niat shalat Qashar dan Jamak
Lafazh niat qashar
أُصَلِّيْ فَرْضَ الظُّهْرِ رَكْعَتَيْنِ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ قَصْرًا للهِ تَعَالَى
“Sengaja aku shalat zhuhur dua raka’at, menghadap qiblat dengan qashar karena Allah Ta’ala.”
Niat Shalat Jamak Takdim:
- Zhuhur dengan ‘ashar
Niat shalat zhuhur
أُصَلِّيْ فَرْضَ الظُّهْرِ أَرْبَعَ رَكَعَاتٍ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ مَجْمُوْعًا بِالْعَصْرِ جَمْعَ تَقْدِيْمٍ للهِ تَعَالَى
“Sengaja aku shalat zhuhur empat raka’at menghadap kiblat, dijamak takdim dengan ‘ashar karena Allah Ta’ala.”
Niat shalat ’ashar
أُصَلِّيْ فَرْضَ الْعَصْرِ أَرْبَعَ رَكَعَاتٍ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ مَجْمُوْعًا بِالظُّهْرِ جَمْعَ تَقْدِيْمٍ للهِ تَعَالَى
“Sengaja aku shalat ‘ashar empat raka’at menghadap kiblat, dijamak takdim dengan zhuhur karena Allah Ta’ala.”
2. Maghrib dengan ‘Isya
Niat shalat maghrib
أُصَلِّيْ فَرْضَ الْمَغْرِبِ ثَلاَثَ رَكَعَاتٍ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ مَجْمُوْعًا بِالْعِشَاءِ جَمْعَ تَقْدِيْمٍ للهِ تَعَالَى
“Sengaja aku shalat maghrib empat raka’at menghadap kiblat, dijamak takdim dengan ‘Isya karena Allah Ta’ala.”
Niat shalat ‘Isya
أُصَلِّيْ فَرْضَ الْعِشَاءِ ثَلاَثَ رَكَعَاتٍ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ مَجْمُوْعًا بِالْمَغْرِبِ جَمْعَ تَقْدِيْمٍ للهِ تَعَالَى
“Sengaja aku shalat ‘Isya empat raka’at menghadap kiblat, dijamak takdim dengan maghrib karena Allah Ta’ala.”
Kedua, Jamak Takhir:
1. Zhuhur dengan ‘Ashar
Niat shalat zhuhur
أُصَلِّيْ فَرْضَ الظُّهْرِ أَرْبَعَ رَكَعَاتٍ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ مَجْمُوْعًا بِالْعَصْرِ جَمْعَ تَأْخِيْرٍ للهِ تَعَالَى
“Sengaja aku shalat zhuhur empat raka’at menghadap kiblat, dijamak takhir dengan ‘ashar karena Allah Ta’ala.”
Niat shalat ’ashar
أُصَلِّيْ فَرْضَ الْعَصْرِ أَرْبَعَ رَكَعَاتٍ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ مَجْمُوْعًا بِالظُّهْرِ جَمْعَ تَأْخِيْرٍ للهِ تَعَالَى
“Sengaja aku shalat ‘ashar empat raka’at menghadap kiblat, dijamak takhir dengan zhuhur karena Allah Ta’ala.”
2. Maghrib dengan ‘Isya
Niat shalat maghrib
أُصَلِّيْ فَرْضَ الْمَغْرِبِ ثَلاَثَ رَكَعَاتٍ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ مَجْمُوْعًا بِالْعِشَاءِ جَمْعَ تَأْخِيْرٍ للهِ تَعَالَى
“Sengaja aku shalat maghrib empat raka’at menghadap kiblat, dijamak takhir dengan ‘isya karena Allah Ta’ala.”
Niat shalat ‘Isya
أُصَلِّيْ فَرْضَ الْعِشَاءِ ثَلاَثَ رَكَعَاتٍ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ مَجْمُوْعًا بِالْمَغْرِبِ جَمْعَ تَأْخِيْرٍ للهِ تَعَالَى
“Sengaja aku shalat ‘isya empat raka’at menghadap kiblat, dijamak takhir dengan maghrib karena Allah Ta’ala.”
Mempraktikan shalat jamak takdim :
Misalnya, seseorang dalam perjalanan jauh ingin menjamak shalat zhuhur dengan ‘ashar, maka yang harus ia lakukan adalah:
1. Kerjakan shalat zhuhur terlebih dahulu sebagaimana mestinya dengan lafazh niat yang telah disampaikan di atas.
2. Setelah selesai shalat zhuhur kerjakan shalat ‘ashar secara langsung tanpa harus diselingi oleh kegiatan lainnya, seperti dzikir maupun shalat sunat.
Praktik Jamak Takhir:
Misalnya, seseorang dalam perjalanan jauh ingin menjamak shalat zhuhur dengan ‘ashar, maka yang harus ia lakukan adalah:
1. Ketika datang waktu shalat pertama, yaitu zhuhur, lakukan niat dalam hati bahwa ia akan mengakhirkan shalat zhuhur ke waktu shalat ‘ashar.
2. Ketika datang waktu shalat kedua, yaitu shalat ‘ashar, kerjakan shalat mana saja yang ingin didahulukan (‘ashar atau zhuhur). Misalnya, yang didahulukan ‘ashar.
3. Setelah selesai shalat yang paling pertama selesai (‘ashar), lanjutkan dengan shalat zhuhur tanpa diselingi oleh kegiatan lain.
Niat shalat jamak qashar adalah :
1. Jamak takdim qashar zhuhur dengan ‘Ashar
Niat shalat zhuhur
أُصَلِّيْ فَرْضَ الظُّهْرِ رَكَعَتَيْنِ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ مَجْمُوْعًا بِالْعَصْرِ جَمْعَ تَقْدِيْمٍ قَصْرَا للهِ تَعَالَى
“Sengaja aku shalat zhuhur dua raka’at menghadap kiblat, dijamak takdim qashar dengan ‘ashar karena Allah Ta’ala.”
Niat shalat ’Ashar
أُصَلِّيْ فَرْضَ الْعَصْرِ رَكَعَتَيْنِ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ مَجْمُوْعًا بِالظُّهْرِ جَمْعَ تَقْدِيْمٍ قَصْرَا للهِ تَعَالَى
“Sengaja aku shalat ‘ashar dua raka’at menghadap kiblat, dijamak takdim qashar dengan zhuhur karena Allah Ta’ala.”
2. Jamak takdim qashar maghrib dengan ‘isya
Yang boleh diqashar hanya ‘Isya saja. Niatnya sebagai berikut:
أُصَلِّيْ فَرْضَ الْعِشَاءِ رَكَعَتَيْنِ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ مَجْمُوْعًا بِالْمَغْرِبِ جَمْعَ تَقْدِيْمٍ قَصْرَا للهِ تَعَالَى
“Sengaja aku shalat ‘isya dua raka’at menghadap kiblat, dijamak takdim qashar dengan maghrib karena Allah Ta’ala.”
3. Jamak takhir qashar zhuhur dengan ‘ashar
Niat shalat zhuhur
أُصَلِّيْ فَرْضَ الظُّهْرِ رَكَعَتَيْنِ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ مَجْمُوْعًا بِالْعَصْرِ جَمْعَ تَأْخِيْرٍ قَصْرَا للهِ تَعَالَى
“Sengaja aku shalat zhuhur dua raka’at menghadap kiblat, dijamak takhir qashar dengan ‘ashar karena Allah Ta’ala.”
Niat shalat ’Ashar
أُصَلِّيْ فَرْضَ الْعَصْرِ رَكَعَتَيْنِ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ مَجْمُوْعًا بِالظُّهْرِ جَمْعَ تَأْخِيْرٍ قَصْرَا للهِ تَعَالَى
“Sengaja aku shalat ‘ashar dua raka’at menghadap kiblat, dijamak tahkir qashar dengan zhuhur karena Allah Ta’ala.”
4. Jamak takhir qashar maghrib dengan ‘isya
Yang boleh diqashar hanya ‘isya saja. Niatnya sebagai berikut:
أُصَلِّيْ فَرْضَ الْعِشَاءِ رَكَعَتَيْنِ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ مَجْمُوْعًا بِالْمَغْرِبِ جَمْعَ تَأْخِيْرٍ قَصْرَا للهِ تَعَالَى
“Sengaja aku shalat ‘isya dua raka’at menghadap kiblat, dijamak takhir qashar dengan maghrib karena Allah Ta’ala.”
Demikian hukum dan cara shalat qashar dan jamak yang perlu diketahui oleh umat muslim terutama bagi para musafir atau orang dalam perjalanan.***