Hasil Penelitian: Laki-laki Poligami Mudah Depresi
Pernikahan poligami terjadi di seluruh dunia; di Timur Tengah, Afrika Utara, Asia Timur dan beberapa komunitas di Eropa dan Amerika. Demikian penelitian Altman & Ginat, 1996 dan Broude, 1994 menyebutkan.
Di Indonesia, poligami banyak dipraktikkan oleh laki-laki dari berbagai kalangan. Dari laki-laki dengan penghasilan rendah sampai dengan laki-laki kalangan atas yang mempunyai penghasilan tinggi. Dari pekerja rendahan sampai pengusaha dan pejabat. Mereka kebanyakan mempraktikannya secara sembunyi-sembunyi atau sirri. Akibatnya perempuan yang menjadi korbannya.
Penelitian tentang dampak poligami sudah banyak dilakukan. Terutama kaitannya dengan kepuasan perkawinan dan dampak psikologis serta sosial terhadap perempuan dan anak. Seperti yang telah dilakukan oleh Al-Krenawi, Graham, & Izzeldin, 2001; Al-Krenawi, Graham, & Slonim-Nevo, 2002).
Dari sejumlah penelitian yang sudah dilakukan, perempuan yang menjalani pernikahan poligami mengalami persoalan pada kesehatan mentalnya. Mereka mengalami gangguan seperti lebih mudah depresi, gangguan psikosomatik, mudah mengalami kecemasan dan juga bisa mengalami paranoid.
Ternyata dampak poligami terhadap kesehatan mental tidak hanya dialami istri atau perempuan tapi juga oleh suami atau laki-laki. Penelitian tentang dampak poligami terhadap suami belum banyak dilakukan. Salah satu penelitian yang sudah dilakukan adalah “Polygyny and its Impact on the Psychosocial Well-being of Husbands” yang dilakukan olehAlean Al-Krenawi, Vered Slonim-Nevo dan John R. Graham. Hasil penelitian ini diterbitkan oleh Journal of Comparative Family Studies.
Apa hasil penelitian tersebut?
Hasil penelitian ini menyebutkan bahwa laki-laki yang menjalani pernikahan poligami memiliki lebih banyak masalah psikologis daripada laki-laki dari keluarga pernikahan monogami. Lebih lanjut penelitian ini juga melaporkan bahwa laki-laki dengan pernikahan poligami mempunyai masalah kesehatan mental yang lebih tinggi. Seperti somatisasi, obsesi komulsif, depresi, sensitifitas interpersonal, kecemasan, paranoid dan psikotisme.
Temuan lainnya adalah laki-laki dengan pernikahan poligami mengganggap fungsi keluarga mereka lebih bermasalah dibandingkan dengan laki-laki dalam pernikahan monogami. Selain itu, laki-laki dengan pernikahan poligami mempunyai kepuasan pernikahan mereka lebih rendah.
Satu temuan menarik lainnya dari penelitian ini adalah laki-laki dengan pernikahan poligami memiliki hubungan yang lebih bermasalah dengan anak-anak mereka.
Demikian hasil penelitian tentang dampak psikologis poligami terhadap kesehatan mental laki-laki.***