Cara Mengelola Keuangan Keluarga
Salahsatu materi dalam Bimbingan Perkawinan Calon Pengantin atau BIMWIN CATIN adalah perencanaan keuangan keluarga. Perencanaan keuangan keluarga salah satu materi yang penting bagi para peserta calon pengantin sebelum mereka memasuki jenjang pernikahan.
Mengapa penting?
Karena tidak sedikit pasangan keluarga yang sering cekcok dan bahkan bercerai karena gara-gara masalah pengelolaan keuangan keluarga yang salah. Sehingga memunculkan kesalahpahaman dan menimbulkan pertengkaran. Karenanya, pengelolaan keuangan yang baik dan transparan bagi keduabelah pihak sangat menunjang terwujudnya keluarga yang sakinah mawaddah wa rahmah.
Salahsatu hal yang penting dalam pengelolaan keuangan keluarga adalah perencanaan keuangan. Yaitu menentukan tujuan keuangan keluarga, untuk kebutuhan apa dana yang ada atau sedang dicari? dana yang perlu disiapkan seperti dana darurat, dana pendidikan, dana hari depan dan dana untuk ibadah haji dan lainnya. Selain itu, perlu disiapkan juga rencana keluarga lainnya yang sifatnya kebutuhan primer dan sekunder seperti rumah, kendaraan, rekreasi dan lain-lain.
Dalam merencanakan keuangan keluarga, sesungguhnya kita telah dipermudah dengan sebuah aplikasi yang berbasis android yaitu aplikasi KaKeKu, aplikasi kalkulator pengelolaan keuangan keluarga yang dibuat oleh LKK PWNU DI Yogyakarta.
Dengan aplikasi ini, kita bisa merencanakan dan menganalisis keuangan kita. Kondisi keuangan keluarga kita dalam kondisi sehat atau tidak sehat dapat terdeteksi dengan aplikasi ini. Dengan mengetahui kondisi keuangan keluarga, kita bisa dengan cepat melakukan antisipasi dan perbaikan sehingga keuangan keluarga dapat berjalan sesuai dengan yang diharapkan.
Misalkan keluarga kita merencanakan untuk membeli sebuah rumah di daerah yang kita pilih dengan harga yang kita tentukan. Dengan aplikasi ini, kita akan mengetahui apakah keinginan tersebut realistis dengan keadaan keuangan kita? Perencanaan keuangan bisa disesuaikan dengan keuangan yang ada.
4 Model Pengelolaan Keuangan
Jika kita akan berkeluarga atau sudah berkeluarga, sebaiknya mengetahui cara bagaimana pengeloaan keuangan dalam keluarga.
Dalam praktiknya, setiap keluarga mempunyai cara pengelolaan keuangan masing-masing. Satu sama lain seringkali berbeda. Hal itu mungkin sangat dipengaruhi oleh model penghasilkan keluarga atau kesepakatan pasangan tersebut.
Dari pengamatan dan obrolan penulis dengan beberapa keluarga, ada beberapa cara pengelolaan keuangan yang dilakukan oleh pasangan keluarga dalam mengelola keuangannya.
Pertama, pengelolaan keuangan dipegang sepenuhnya oleh suami. Istri hanya menerima sejumlah uang untuk kebutuhan rumah tangganya, seperti untuk kebutuhan dapur, kebutuhan anak, kebutuhan rumah, bayar listrik, telpon , air dsb.
Model pengelolaan keuangan seperti ini biasanya digunakan oleh keluarga yang pengahasilan keuangannya hanya dari suami saja. Pada model seperti ini, terkadang istri tidak tahu seberapa besar sesungguhnya penghasilan suami dan seringkali suami tidak mau tahu kebutuhan rumah tangga. Cukup tidak cukup ya harus cukup, istri dituntut untuk pandai-pandai mengaturnya. Pada model pengelolaan keuangan seperti ini sangat rentan terjadinya penyelewengan oleh pihak suami atau istri yang bekerja.
Kedua, model pengelolaan keuangan semua penghasilan diserahkan kepada istri. Seberapa pun penghasilan yang diperoleh suami diserahkan kepada istri semuanya. Pada model pengeloaan seperti ini, biasanya suami tidak mempunyai penghasilan tetap. Istri akan menerima seberapa pun hasil yang diperoleh suami. Kelebihan model ini, ada keterbukaan. Jika suami memperoleh penghasilan banyak, istri akan senang. Ketika suami mendapat penghasilan sedikit, istri pun akan memakluminya. Model pengelolaan keuangan seperti ini biasanya dilakukan oleh keluarga yang mempunyai penghasilan hanya dari suami. Tetapi bisa juga dilakukan oleh pasangan yang keduanya, suami-istri, mempunyai penghasilan.
Ketiga, model pengelolaan keuangan patungan. Suami dan istri share pembiayaan kebutuhan rumah tangga. Misalnya, untuk kebutuhan makan dan kebutuhan anak, suami yang tanggung. Sementara untuk kebutuhan pembayaran berbagai hal, sperti listrik, telpon, PAM dll, istri yang menanggung. Pada model seperti ini, masing-masing memegang keuangan sendiri-sendiri dan biasanya mempunyai rekening sendiri-sendiri pula. Model ini biasanya terjadi pada keluarga yang mempunyai penghasilan dari kedua belah pihak, suami-istri.
Keempat, pengelolaan keuangan keluarga model Bank. Semua penghasilan keluarga dikumpulan pada satu orang, hasil kesepakatan bersama. Kemudian menentukan bersama-sema kebutuhan setiap bulannya, termasuk kebutuhan untuk suami-istri tersebut. Siapa pun tidak berhak mengeluarkan uang tersebut tanpa ada kesepakatan kedua belah pihak. Biasanya model pengelolaan keuangan seperti ini dilakukan oleh pasangan yang mempunyai penghasilan masing-masing. Namun demikian, model pengelolaan seperti itu juga dilakukan oleh pasangan yang mempunyai penghasilan dari satu orang saja, baik istri maupun suami.
Kemampuan pengelolaan keuangan dalam keluarga sangat menunjang keberlangsungan sebuah keluarga. Tidak sedikit keluarga yang berantakan karena kesalahan dalam pengelolaan keuangan. Tidak sedikit pula terjadi Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) yang menimpa istri karena ia tidak mempunyai akses ekonomi atau keuangan. Banyak juga kasus perselingkuhan terjadi, karena faktor akses terhadap keuangan yang cukup besar yang dimiliki suami atau istri.
Demikian cara pengelolaan keuangan dalam keluarga, baik melalui aplikasi android atau pun dengan cara konvensional berdasarkan pengalaman keluarga yang pernah menjalaninya. Jenis apa pun pengelolaan yang akan dijalankan akan lebih nikmat jika pengaturan keuangan berdasarkan atas kesepakatan bersama dan masing-masing pasangan mengetahui kondisi keuangan keluarga, berapa penghasilan suami, berapa penghasilan istri dan berapa kebutuhan keluarga setiap bulannya. Semoga semua keluarga mampu mengelola keuangan keluarganya sehingga dapat terpenuhi semua kebutuhannya.***
.